NovelToon NovelToon
Om Bule, Kawin, Yuk!

Om Bule, Kawin, Yuk!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / One Night Stand / Konflik etika / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Penyelamat
Popularitas:56.2k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

John Ailil, pria bule yang pernah mengalami trauma mendalam dalam hubungan asmara, mendapati dirinya terjerat dalam hubungan tak terduga dengan seorang gadis muda yang polos. Pada malam yang tak terkendali, Nadira dalam pengaruh obat, mendatangi John yang berada di bawah pengaruh alkohol. Mereka terlibat one night stand.

Sejak kejadian itu, Nadira terus memburu dan menyatakan keinginannya untuk menikah dengan John, sedangkan John tak ingin berkomitmen menjalin hubungan romantis, apalagi menikah. Saat Nadira berhenti mengejar, menjauh darinya dan membuka hati untuk pria lain, John malah tak terima dan bertekad memiliki Nadira.

Namun, kenyataan mengejutkan terungkap, ternyata Nadira adalah putri dari pria yang pernah hampir menghancurkan perusahaan John. Situasi semakin rumit ketika diketahui bahwa Nadira sedang mengandung anak John.

Bagaimanakah akhir dari kisah cinta mereka? Akankah mereka tetap bersama atau memilih untuk berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Aku Kalah

Keduanya terdiam sejenak dalam posisi yang serba canggung. Nadira mencoba bangkit, tapi kegugupannya membuat tubuhnya kaku. John yang akhirnya sepenuhnya sadar hanya bisa menatapnya dengan ekspresi campuran antara bingung dan geli. "Nadira... apa yang kamu lakukan?" tanyanya pelan, menahan tawa.

Nadira tak bisa berkata apa-apa, wajahnya memerah semakin parah. "A-aku tidak sengaja," gumamnya pelan, tak berani menatap wajah John.

Namun sesaat kemudian, keduanya membulatkan mata bersamaan. John merasakan sesuatu di bawah sana yang tertekan, membuatnya langsung waspada. Sedangkan Nadira, mendadak menyadari sesuatu yang sedari tadi membuatnya penasaran. Seketika wajahnya berubah semakin merah padam.

Dengan gerakan kilat, Nadira berdiri dari pangkuan John. "A-aku tidak—" kata-katanya terhenti saat tubuhnya kembali kehilangan keseimbangan.

"Akhh...!" serunya. Namun, kali ini jatuhnya lebih buruk dari sebelumnya.

John berseru, "Hei, gadis ini!" Ia mencoba meraih tangan Nadira hingga Nadira kembali terduduk di pangkuannya, tapi semuanya terjadi terlalu cepat.

Lagi-lagi, keduanya terdiam membeku, mata mereka membulat dengan keterkejutan baru. Handuk putih yang tadinya melilit tubuh Nadira ternyata terlepas dan meluncur ke lantai.

"Akkhh...!" Nadira, yang akhirnya menyadari keadaannya, langsung memekik pelan memeluk tubuhnya sendiri, berusaha menutupi apa yang seharusnya tertutup.

Nadira membeku di tempat, begitu pula John. Wajahnya berubah tegang dan memerah saat menyadari situasi yang tak terduga ini. "Nadira," suara John terdengar berat, nyaris berbisik, "apa kau sengaja menggodaku?" Tatapannya sulit diartikan, campuran antara keterkejutan dan perasaan yang tak bisa ia bendung.

"Ti-tidak, Om!" ujarnya terbata, namun tubuhnya tetap membeku di tempat, terlalu malu untuk bergerak.

John menghela napas kasar, mencoba mengendalikan dirinya. "Tuhan... Nadira," gumamnya sambil memalingkan pandangan, tapi ketika Nadira kembali bergerak dengan canggung untuk bangkit dari pangkuannya, karena kegugupannya tanpa sengaja, lagi dan lagi dia kembali kehilangan keseimbangan. Kali ini, John spontan menangkapnya dalam pelukan erat.

"Hei, kau ini ceroboh sekali," keluh John, mencoba terdengar tegas, namun suaranya serak. Tatapannya bertemu dengan mata Nadira yang membulat, dan waktu seolah berhenti. Jarak di antara mereka begitu dekat, terlalu dekat. Nadira mencoba mengalihkan pandangan, namun aroma segar tubuhnya yang baru mandi membuat John kehilangan kontrol logikanya.

“Nadira,” bisiknya, hampir tak terdengar, sebelum ia mendekatkan wajahnya. Bibirnya menyentuh bibir Nadira, lembut dan ragu di awal, namun segera berubah menjadi ciuman yang dalam dan penuh emosi. Nadira membeku sejenak, tapi akhirnya kedua tangannya terangkat, mencengkeram erat kaos John seolah mencari pijakan. Tubuhnya kehilangan keseimbangan, tapi John memeluknya lebih erat, menjaganya tetap dekat.

Ketika akhirnya John menarik diri, napasnya memburu. Ia menatap Nadira yang wajahnya memerah, matanya masih terpejam seolah mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. "Nadira," bisiknya lagi, kali ini lebih lembut, penuh pergulatan.

Nadira membuka matanya perlahan, menatap pria di depannya dengan campuran kebingungan dan perasaan yang sulit ia ungkapkan. Namun sebelum ia sempat berkata apapun, John menarik napas dalam dan melepaskan pelukan itu dengan lembut. "Aku... aku terlalu jauh. Maaf," gumamnya, berusaha memaksakan jarak antara dirinya dan Nadira, meski hatinya bergolak.

Nadira hanya menatapnya, tak mampu berkata-kata. Tubuhnya terasa panas, baik karena malu maupun efek dari ciuman itu. Dalam diam, keduanya sama-sama menyadari bahwa pagi itu mengubah sesuatu di antara mereka, sesuatu yang tak lagi bisa diabaikan.

Perlahan, Nadira menatap dalam manik mata John. Dia bisa melihat perjuangan pria itu menahan diri, mencoba melawan gejolak yang jelas terpancar dari sorot matanya. "Om," bisik Nadira lembut, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan kamar. "Lakukan saja... aku milikmu." Kata-katanya keluar dengan penuh keyakinan, tanpa ragu.

John membelalak mendengar pernyataan itu, tubuhnya membeku sesaat. Namun sebelum ia sempat berkata apa-apa, Nadira memberanikan diri mendekat, menghapus jarak di antara mereka. Dengan keberanian yang kembali ia tunjukkan, Nadira menyentuh wajah John, lalu perlahan mengecup bibirnya.

Ciuman itu sederhana di awal, tapi cukup untuk meluluhkan pertahanan John. Seluruh kendali yang selama ini ia jaga runtuh seketika. Dia membalas ciuman Nadira dengan lembut, tapi perlahan berubah menjadi dalam dan penuh perasaan. Keduanya pun tenggelam dalam kehangatan yang selama ini terpendam.

Dalam setiap sentuhan, mereka menyampaikan rasa yang tak pernah mampu diungkapkan lewat kata-kata. Jari-jari John dengan hati-hati menyentuh pipi Nadira, seolah takut menyakitinya, sementara tangan Nadira merengkuh leher pria itu, memeluknya erat seolah tak ingin melepaskan.

Bagi John, ini lebih dari sekadar hasrat. Ini adalah ungkapan cinta yang selama ini ia coba abaikan, bahkan ia takutkan. Namun di detik itu, ia tak lagi bisa menyangkal kebenaran bahwa ia mencintai Nadira.

Nadira pun merasakan hal yang sama. Setiap sentuhan, setiap kehangatan yang ia rasakan dari John, meyakinkannya bahwa pria ini adalah tempat ia merasa dicintai dan dihargai.

John terus bergerak diatas tubuh Nadira, namun tatapannya terpaku, matanya tak mampu lepas dari manik mata Nadira yang menatapnya begitu dalam. Tatapan itu penuh dengan cinta, ketulusan, dan harapan, sesuatu yang terasa asing namun menghangatkan. Dalam diam, ia merenungi betapa istimewanya tatapan itu. Tak pernah sebelumnya, bahkan dari wanita yang telah menghancurkan kepercayaannya pada cinta, ia tak pernah mendapatkan tatapan seperti ini. Hanya Nadira yang mampu menyentuh relung hatinya yang terdalam dengan caranya yang sederhana namun penuh makna.

Pagi dingin yang diwarnai rinai hujan itu, tanpa kata-kata, mereka menyatu dalam emosi dan cinta, menuangkan perasaan yang selama ini mereka pendam dalam-dalam. Sebuah perjalanan hati yang akhirnya menemukan tempatnya.

***

John terdiam, menatap wajah Nadira yang terlelap damai dalam pelukannya setelah pergulatan panas mereka. Wajah gadis itu terlihat begitu tenang, seolah dunia di luar sana tak ada artinya selama ia berada dalam dekapan John. Selimut yang melindungi tubuh polos mereka berdua terasa hangat, tapi bukan selimut itu yang memberikan kenyamanan.

"Nadira..." gumam John pelan, nyaris seperti bisikan. "Begitu banyak wanita cantik dan memikat di luar sana, tapi kenapa hanya kau yang mampu membuatku terpesona? Kau yang berhasil mengusik ketenanganku, yang membuat dinding pertahanan yang kubangun selama ini runtuh begitu saja. Apa yang membuatmu begitu istimewa di hatiku? Kenapa hanya kau? Aku sungguh tak mengerti."

John termenung dalam diam, pikirannya dipenuhi bayang-bayang Nadira. Setelah ia patah hati, begitu banyak wanita cantik yang pernah melintas dalam hidupnya, tapi tak satu pun mampu menggoyahkan hatinya seperti gadis itu. Nadira, dengan segala kesederhanaannya, telah meruntuhkan tembok yang selama ini ia bangun rapat-rapat. Rasa kagum dan perasaan asing yang tak ia pahami perlahan menguasai dirinya, membuatnya bertanya-tanya apa yang membuat gadis itu begitu istimewa di hatinya.

John menarik napas panjang, pandangannya tak lepas dari Nadira. Dalam dinginnya pagi karena hujan, suara pikirannya bergema di dalam hati. "Kau menang, Nadira. Aku kalah."

Ia menghela napas pelan, menyadari bahwa tak ada lagi alasan untuk menyangkal perasaannya sendiri. Semua benteng yang selama ini ia bangun runtuh begitu saja. Kehadiran Nadira telah menggantikan logikanya dengan emosi yang tak terlukiskan.

John memejamkan matanya sejenak, merasa kalah bukan karena dipaksa, tapi karena ia akhirnya menerima. Gadis ini, yang selama ini ia coba jaga jaraknya, kini menjadi bagian dari dunianya yang tak ingin ia lepaskan. Dengan lembut, ia mengecup puncak kepala Nadira dan membisikkan sesuatu yang mungkin tak akan didengar gadis itu.

“Aku mencintaimu…”

Hanya dinding-dinding kamar yang selama ini menemani kesendiriannya yang menjadi saksi ketika John akhirnya menyerah pada kenyataan yang selama ini ia hindari.

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
abimasta
astaga koq aku kelewat ya baca ini,ternyata sudah tamat,trimakasih thor sudah menyuguhkan cerita2 bagus,sukses di karyakarya selanjutnya
Anitha Ramto
ooh sudah End...happy ending
iroh hotijah
tamat /Sweat/ kutunggu karya selanjutnya thx kk moga ttp semangat berkarya
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ditunggu karya selanjutnya kak💪😊
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
jadi kisah ini sudah tamat? padahal masih belum rela... 😔😔😁😁
belum tau juga anak nadira laki atau perempuan.
Danang sulistyo: sama sependapat 😊😊
total 1 replies
Danang sulistyo
alhamdulillah....selesai...sukses sllu thor ditunggu up terbarunya
kaylla salsabella
terimakasih atas karya " kal Nana sehat selalu dan di murah kan Rizky nya🥰🥰
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Aamiin 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
akhirnya hancur mereka 😁😁
abimasta
akhirnya beno ditangkap
Anitha Ramto
akhirnya si Beno tertangkap juga...tinggal dua ular tuh yg lg di Villa blm tertsngkap
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semoga beno, Sandra, Sasha mendapat hukuman yg seadil-adilnya. bukan hanya 6,5 thn.
Anitha Ramto
Tegaang...kamulah yang akan kalah Beno...yg akan tertawa terakhir..

Tinggal tunggu kehancuran si Beno..dan akan menjadi gembel
kaylla salsabella
wah kira" bukti" udah di musnahkan belum ya
Dwi Winarni Wina
Siap2 aja beno tunggu aja kehancuranmu dan dijebloskan kepenjara biar jera dan kapok,,,

John yg skrg lbh kuat dan tanggung tidak mudah dihancurkan seperti dulu lagi beno....
sebentar lg jatuh miskin dan jd gembel dijalanan...

Lanjut thor......
Kadek Sri
lanjut
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semua berlomba dengan waktu. bersiaplah kalah. beno.
Mira Hastati
ayo beno siapkan diri untuk karma yang sedang menantimu
kaylla salsabella
wah bentar lagi kamu bakal hancur beno
Dwi Winarni Wina
Nadira mendukung john menghancurkan beno dan rebut harta warisan ibunya yg dikuasai beno...

Siap2 beno akan mengalami kehancuran dan kebusukan akan terbongkar...
Beno dan duo ulet bulu sandra dan sasa akan jatuh miskin dan jd gembel dijalanan selama ini menikmati harta warisan ibunya nadira...
Anitha Ramto
semoga berhasil misinya Nadira,,dan Timnya untuk merebut kembali milik Nadira dan Ibuny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!