Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galang Kenapa?
"Mas Galang, ibu dan Alea mau pamit pulang hari ini."
Galang berdehem, ngangguk sedikit lalu memberi kode pada Aira supaya wanita itu keluar lebih dulu barulah dia menyusul.
Aira menemui Alea dan ibunya di bawah yang sudah menenteng tas besar. Aira membekali ibunya dengan berbagai jenis kebutuhan. Jangan cuma anak yang main ke rumah orangtua pulang-pulang bawa gembolan banyak, orangtua jika nginap di rumah anak juga harus pulang bawa gembolan dalam artian cinderamata. Begitulah kita-kira prinsip Aira selama ini.
Nggak lama, Galang datang diantara mereka sembari menggendong tangan.
"Nak Galang, ibu dan Alea pamit pulang dulu ya."
"Iya bu. Nanti kami yang yang gantian nginap disana. Alea.. hei anak Papa kenapa ikut-ikutan rapi begini? Alea kan tetap disini sama Papa dan Mama." Galang hanya bercanda. Bu Salmah dan Aira pun tahu itu.
"Gak mau Papa ayang. Aku mau sama nenek, aku kan masih kecil."
Lah apa urusannya? benak Galang. Lelaki itu ingin sekali mencubit pipi anak sambungnya lantaran gemas. Galang tak henti-hentinya menggoda Alea sampai anak itu menjerit-jerit. Galang bilang Alea ditinggal disini saja, dan nenek pulang ke rumahnya. Cuma begitu saja Galang sukses membuat seisi rumah kalang kabut mendiamkan Alea.
"Sudah, sudah, iya Alea ikut nenek. Jangan teriak-teriak lagi ya nak." Aira menggendong putrinya yang sedang merajuk. Menepuk-nepuk
"Papa cuma bercanda sayang. Ayo baikan, mana kelingking sini satuin sama Papa."
"Nggak mau! Papa ayang jahat."
"Jahat itu apa?" tanya Galang ke Alea.
"Jahat apa ci Ma?" Alea yang bingung malah bertanya pada ibunya. Aira menjelaskan secara simple apa yang ditanyakan Alea serta bertanya dapat darimana kosakata tersebut. Alea menjawab dari Adrian, seketika langsung diam kalau sudah dengar nama itu. Malas saja bahasnya.
Sebelum Bu Salmah dan Alea memasuki mobil, Galang menyodorkan amplop coklat lumayan tebal yang sedari tadi disembunyikan dalam gendongan tangan.
Bu Salmah terhenyak. Mau diterima tapi terlalu banyak, ingin menolak pun tambah nggak enak. Akhirnya dengan paksaan Galang dan juga diberi pengertian Aira, Bu Salmah menerimanya.
"Terimakasih ya Nak Galang. Semoga rejekinya lancar dan tambah berkah. Lekas dapat momongan juga."
"Aamiin."
Air muka Galang berubah masam tanpa Bu Salmah dan Aira sadari lantaran sudah berpaling pandang. Laki-laki itu kehilangan senyum dalam beberapa detik sebelum akhirnya memasang wajah santun kembali demi mengantar kepergian mertuanya.
...***...
Di satu sisi, ada Melvi yang betah berdiri di dekat pohon mangga di depan rumah kontrakan yang akan ia tinggali. Dia menyilangkan tangan sambil tak hentinya berdecak kesal. Dia pandangi lagi penampakan rumahnya, seketika berdecih lalu membuang muka kembali. Nggak peduli Adrian dari tadi beres-beres perbotan.
"Mel, ayo masuk. Sebentar lagi mau turun hujan tuh." Sembari menunjuk langit mendung.
"Iya sebentar!"
Sungguh Melvi dibuat keki oleh keadaan. Adrian bener-bener membuatnya bete maksimal. Melvi nggak bisa pakai ide ngambek, soalnya udah pernah dicoba malah berakhir dicuekin. Sakit banget rasanya ngambek nggak digubris. Begitulah minusnya kalau dia yang minta dinikahi, nggak bisa menuntut cerai untuk menakut-nakuti.
By the way, Melvi jadi ingat kalau dia belum malam pertama. Daripada kesal terus nggak karuan, mending dia masuk ke dalam bantu sedikit-sedikit buat nyari perhatian Adrian. Barangkali ada anak yang lahir dari pernikahan mereka, bisa jadi pengikat supaya Adrian benar-benar menjadi suami seutuhnya.
"Mas, sini aku bantu."
"Bantu?"
"Iya, setelah aku pikir-pikir nggak ada gunanya aku kesal terus-menerus."
Adrian setengah tak percaya. Walaupun begitu, Adrian sangat senang Melvi mau membantunya. Biarlah yang dilakukan Melvi ada maunya atau tidak, yang pasti Adrian mau meluruskan pinggang terlebih dahulu di kesempatan ini. Menikah dengan Melvi rasanya anggota badan mau memisahkan diri. Apa-apa harus dilakukan sendiri seperti seorang duda saja.
"Mas kamu yakin mau tinggal di rumah ini? menurutku terlalu kecil sih buat kita yang punya dua mobil. Kebanting aja rasanya."
"Coba dulu saja. Lagian kita hanya mengontrak. Nggak cocok ya tinggal cari lagi."
Nggak ada sahutan lagi dari Melvi. Perempuan itu malah sudah berganti rupa memakai celana mirip kancrut tapi bukan. Kemeja kebesarannya juga ia buka.
"Ternyata benah-benah kaya gini gerah juga ya."
"Iya emang gitu." Jawab Adrian dengan mata yang terus bergerak mengikuti tubuh Melvi. Adrian laki-laki normal yang sudah lama tak menyalurkan.
"Awhhh.. aduh maaf, lantainya licin." Tubuh Melvi mepet ke Adrian. Semakin dahaga saja Adrian dibuatnya. Karena Melvi sangat berusaha keras dan juga Adrian butuh penyaluran, maka terjadilah sesuatu di antara mereka.
...***...
Kembali pada Galang dan Aira yang sudah tinggal berdua lagi di rumah yang terlalu besar. Sepi sudah ditinggal pulang para keluarga kedua pihak.
Biasanya sebelum ini, Galang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah meskipun urusan pekerjaan. Tapi untuk sekarang malah kebalikannya yang Aira rasakan. Setelah sudah berhari-hari Bu Salmah dan Alea pulang, selama itu pula Galang terus pergi-pergian dari rumah.
Alasannya ketika ditanya oleh Aira, jawaban Galang selalu sama, yakni urusan bisnis. Persis seperti kehidupan rumah tangganya bersama Melvi dulu, sekarang Aira pun merasakannya. Wanita itu nggak ngerti apa yang terjadi pada Galang sehingga terkesan menghindari.
"Mas, mau kemana?"
"Pergi sebentar. Kamu kalau ada sesuatu yang mau ditanyakan tentang pekerjaanmu itu, telepon saya aja."
"Pulang malam atau nggak pulang Mas?"
Nggak pulang? Galang mengeryitkan dahi. Selama ini dia selalu pulang ke rumah berapapun jam malamnya. Aira hanya tidak tahu kalau sebenarnya laki-laki itu pulang karena kadang-kadang Galang tidurnya di kamar tamu bawah. Itu pun dia diantar oleh Pulung lantaran sudah terlalu banyak minum.
"Lihat nanti. Saya pergi dulu."
"Mas," Aira butuh titik terang. Dia merebut kunci mobil suaminya, lalu mengajak bicara Galang pelan-pelan.
"Ada apa sebenarnya Mas?"
Galang hanya diam seperti sedang mengatur kekalutan. Bersamaan dengan itu, hp Aira terdengar notif pesan masuk bertubi-tubi.
"Hpnya ramai banget. Sini lihat!"
Galang memeriksa hp Aira yang ternyata pesan bertubi-tubi datangnya dari Melvi. Galang memberikan kembali pada Aira sambil memberikan sepatah nasihat.
"Nih lihat, Melvi jadi berubah baik sama kamu."
Aira pun lantas memeriksa kebenaran itu.
"Iya nih Mas. Mungkin seiring berjalannya waktu, dia sudah bahagia dengan Mas Adrian. Jadi mungkin berusaha memperbaiki diri."
"Weess, begitu kah? ingat kata Sun Go Kong (kera sakti), Ra!"
"Memangnya Sun Go Kong berkata apa Mas?"
"Dia berkata pada gurunya; Guru, kalau orang tiba-tiba berubah, itu artinya dia siluman." Begitu kata Galang.
Aira memikirkan penuturan Galang. Biarlah itu jadi urusan belakangan, yang penting bagi Aira saat ini adalah kenapa Galang jadi pendiam? apa dia marah?
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️