Shiza, murid pindahan yang langsung mencuri perhatian warga sekolah baru. Selain cantik, ia juga cerdas. Karena itu Shiza menjadi objek taruhan beberapa cowok most wanted di sekolah. Selain ketampanan di atas rata-rata para cowok itu juga terlahir kaya. Identitas Shiza yang tidak mereka ketahui dengan benar menjadikan mereka menganggapnya remeh. Tapi bagaimana jika Shiza sengaja terlibat dalam permainan itu dan pada akhirnya memberikan efek sesal yang begitu hebat untuk salah satu cowok most wanted itu. Akankah mereka bertemu lagi setelah perpisahan SMA. Lalu bagaimana perjuangan di masa depan untuk mendapatkan Shiza kembali ?
“Sorry, aku nggak punya perasaan apapun sama kamu. Kita nggak cocok dari segi apapun.” Ryuga Kai Malverick.
“Bermain di atas permainan orang lain itu ternyata menyenangkan.” Shiza Hafla Elshanum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn rira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di keluarkan
Shiza membuka kelopak mata ketika alarm dari ponselnya berbunyi. Gadis cantik itu melakukan peregangan sesaat sebelum mandi. Sambil mengumpulkan nyawa, Shiza meraih benda pipih miliknya, di layarnya sudah ada banyak gelembung pesan dan notifikasi dari akunnya. Salah satunya adalah pesan dari Adel dan Aysela. Tadi malam Shiza mengunggah foto-foto yang di ambil kemarin di akunnya. Selama sekolah disini sudah banyak teman-teman satu sekolah yang mengikuti terlebih saat kemarin masuk base sekolah. Shiza tidak langsung membuka dan membaca hanya membiarkan saja. Ia gegas bersiap untuk pergi ke sekolah. Menghabiskan waktu cukup lama, gadis itu sudah siap.
"Pagi Ma, Pa."
"Pagi, ayo sarapan."
Shiza mendaratkan tubuhnya di kursi. Mulai memakan makanannya. "Hari ini jadwal Ryu periksa luka."
Papa Rajendra menatap lembut anak gadisnya. "Minta dia periksa lengkap."
"Kayanya dia baik-baik aja Pa, kemarin bisa bawa mobil." Shiza meneruskan sarapan.
"Papa tahu kita nggak tahu luka apa di dalam kepalanya selain luka luar. Di jatuhi pot dari lantai tiga nggak bisa di anggap remeh meskipun pot itu kecil."
Shiza mengangguk. "Iya Pa, nanti aku bilangin ke Ryu."
Sarapan selesai seperti biasa Shiza di antar ke sekolah. Gadis itu membuka akunnya melihat foto yang tadi malam di unggah. Sudut bibirnya tertarik membaca beberapa komentar. Tanpa terasa roda empat itu berhenti di gerbang sekolah. Seperti biasa Shiza masuk tanpa masalah, senyumnya mengembang bertegur sapa dengan Chio.
"Shiza."
Gadis itu menoleh ke belakang mendengar namanya di panggil. Disana Aysela dan Adel melangkah cepat menghampiri. Mereka datang bersamaan
"Wah parah, nggak ngajak-ngajak ya kamu." Ujar Adel. "Pesan aku juga nggak di bales."
"Aku baru buka tadi pagi, lagian kita ketemu juga di sekolah."
"Aku baru tahu ada tempat kaya gitu." Sambung Aysela menyamakan langkah.
"Loh kalian udah lama disini nggak tahu danau itu?" Shiza merasa heran biasanya tempat seindah itu pasti cepat viral.
"Nggak, emang dimana sih?" Adel penasaran karena belum pernah kesana.
"Aku juga nggak tahu, kemarin Ryuga yang ngajak.
"Ryu !" Pekik Adel heboh.
"Iya dia potong rambut terus ngajak aku jadilah kami kesana. Tempatnya memang bagus kapan-kapan kita kesana deh."
"Oh, Ryuga update." Lagi-lagi Adel heboh. Sebagai pemuja pria tampan ia mengikuti akun milik Ryuga. "Lihat, ini kamu 'kan Za?"
Shiza mengambil ponsel Adel lalu melihat hampir sepuluh foto yang di upload. Gadis itu belum mengikuti sang most wanted sekolah. Ia mengenali kalau foto-foto itu adalah dirinya. Ryuga tidak menampilkan wajahnya karena di tutup emoticon love. Ia juga terbelalak melihat caption nya. 'My mine'
"Orang-orang bakalan penasaran sama foto itu." Seru Aysela mengerti dengan kecemasan Shiza. "Terus cocologi dengan foto yang kamu upload."
"Tapi semua orang juga tahu kalau Shiza deket sama Ryuga." Sahut Adel berhenti di depan kelasnya.
"Di sekolah mungkin tahu, tapi di luar sekolah enggak. Mungkin itu juga alasan Ryu nutup muka kamu pakai emoticon."
Shiza hanya diam sambil melanjutkan langkah. Nanti ia menanyakan tentang itu pada Ryuga. Langkah Shiza terhenti di depan kelas. Disana para siswi heboh melihat layar ponsel masing-masing dengan berbagai macam ekspresi.
"Unggahan Ryu masuk base sekolah lagi." Aysela menyerahkan ponselnya pada Shiza.
Siapa cewek ini?
Ah, Ryu sudah nggak jomblo lagi.
Baru tadi malam mimpi jadi cewek Ryu eh udah di tampar kenyataan aja.
Sakit hati aku.
Hari patah hati nasional kalau memang mereka jadian.
Duh gimana sama Shiza ya
Secantik Shiza nggak ceweknya
Gadis itu melanjutkan langkah. Ia masih tenang karena orang belum tahu itu adalah fotonya. Shiza mendaratkan tubuh di kursi karena bel sudah berbunyi.
🌷🌷🌷🌷🌷
Shiza dan teman-temannya sedang duduk di kantin. Tidak hanya Aysela dan juga Adel yang ada disana tapi Dimas dan candra juga nyempil. Kedua pemuda itu entah kena angin apa berada di kantin bersama Shiza.
"Za, kamu mau foto prewed di danau itu ? Ayo aku siap." Dimas bersuara masih melihat unggahan Shiza.
"Emang Shiza mau?" Sahut Candra sinis. "Sama abang aja Neng." lanjutnya memainkan alis dan tersenyum.
"Kamu meragukan ke ketampanan aku?" Dimas tidak terima.
"Belajar yang benar baru mikirin prewed." Matematika dapat empat puluh aja mau ngajak anak gadis orang prewed." Cibir Candra tidak berperasaan.
"Aku tuh sebenarnya pintar Candra, cuma malas aja." Dimas berkata penuh percaya diri.
Candra hanya melirik sinis. "Kapan kita belajar sepedanya?"
Shiza meletak sendoknya lalu menghadap Candra. "Jarak rumah kita jauh banget, nanti kamu capek."
Dada Candra menghangat mendapatkan perhatian. "Aku ke rumah kamu pakai motor Neng, belajar sepeda nya di tempat kamu aja."
"Aku ikut dong. Ajarin ya Can." Dimas antusias mengaitkan tangannya.
"Jangan nempel-nempel, kenapa?" Candra menarik tangannya. "Apa yang di ajarin kamu bisa naik sepeda. Nggak hanya itu balapan juga kamu sering."
Dimas merengut melanjutkan makan sambil menggerutu dalam hati. Tidak tahukan si Candra kalau dia juga ingin pendekatan. Memang tidak peka teman sekelasnya itu.
"Nanti aku kabari yang penting nggak ganggu waktu kamu." Shiza tersenyum setelah menyelesaikan makannya.
Di meja lain, Ryuga menatap tidak suka ke arah Candra dan Dimas. Dua laki-laki itu selalu menempel dengan Shiza dan teman-temannya. Ryuga merasa kesal, harusnya atensi Shiza hanya untuknya. Senyum itu dan segala bentuk perhatiannya hanya buat Ryuga saja. Tapi nyatanya Shiza bersikap biasa saja setelah waktu yang mereka habiskan kemarin. Tidak tahukah Shiza kalau Ryuga kurang tidur karena kesenangan kemarin.
"Yakin mau lama-lama?" Tanya Chio mengerti tatapan cemburu seorang Ryuga.
"Kalau di tolak nanti aku kalah."
"Ck, kamu masih mau taruhan?" Intonasi Dariel terdengar kesal. "Sudahlah Ryu jangan main-main sama perasaan. Kamu itu sudah suka sama Shiza jangan denial."
"Nggak, aku cuma penasaran."
"Jadi kapan mau confess ? Candra sama Dimas makin lengket tuh sama Shiza." Lanjut Chio lagi.
Ryuga hanya diam. Sementara Dariel menghela nafas panjang. Apapun yang terjadi nanti ke depannya ia tidak ambil pusing karena sudah pernah mengingatkan temannya itu.
"Cctv lantai tiga bagaimana?" Ryuga teringat kembali insiden itu.
"Aman." Chio menghabiskan makanannya. "Kita selesaikan hari ini."
Benar saja, di pengeras suara, Nama Ryuga dan Shiza di panggil tidak lama nama dua orang siswi terdengar juga. Seluruh siswa mulai menduga-duga dengan opini masing-masing. Shiza bangkit dari kursinya. Di ikuti yang lain.
"Mau kami temani." Tawar Candra lembut.
"Nggak usah Can, kalian masuk aja." Tolak Shiza serius.
"Nggak apa-apa kami bisa izin." Timpal Dimas lagi.
"Nyari kesempatan bolos kamu !" Tuding Aysela.
"Enggak." Dimas menyanggah panik.
"Aku sendiri aja, kalian balik kelas deh udah bel juga."
Candra dan yang lainnya menurut lalu bersama keluar dari kantin. Begitu pun dengan Ryuga dan kawan-kawan. Mereka mengikuti langkah Shiza yang sudah lebih dulu.
"Masuk."
Setiba disana Shiza dan Ryuga saling pandang sebelum melangkah. Di dalam ruangan itu ada dua pasang orang tua. Shiza tahu itu kedua orang tua siswi yang terlibat. Apa mungkin dugaannya benar jika Gita dan Karen pelakunya. Kalau memang benar sungguh jahat kakak kelasnya itu.
"Bapak, ibu. Kami memanggil kalian kesini karena kasus yang sudah kami beritahu sebelumnya. Putri bapak dan ibu benar melakukannya. Gita menjatuhkan pot dengan sengaja ke bawah. Kita sudah membahas ini kemarin. Dengan bukti yang ada Gita sudah melakukan tindakan merugikan orang lain dan bisa menghilangkan nyawa kalau memang tepat pada titik vital seseorang, target sebenarnya adalah Shiza karena sebelumnya mereka sudah bermasalah dan itu juga di mulai dari Gita. Jadi hasil keputusan Kami terpaksa kami akan mengeluarkan Gita dari sekolah dan untuk Karen akan di skorsing."