NovelToon NovelToon
Painkiller

Painkiller

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: pink berry

Kata orang pernikahan adalah salah satu hal yang paling membahagiakan. Tapi ternyata mereka salah. Menikah dengannya dan hidup bersama dengannya adalah awal dari sumber sakit yang kurasakan. Awal dari luka yang tak pernah sembuh dan sakit yang selalu tak berujung. Bahagia? Apa itu? Rasanya itu seperti mimpi disiang bolong. Jika itu mimpi, maka mimpi itu ketinggian. Tapi.. Bolehkan aku menggapai mimpi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pink berry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permainan Bayangan

Langit semakin menggelap, di sebuah ruangan, Qian Kun sedang duduk bersandar di ruang kerjanya. Tatapan nya begitu tenang. Tangan nya mulai mengetuk-ngetuk diatas meja. Terlihat jelas jika ia sedang berfikir sekarang.

Liu Yang Yang sang asisten selalu memperhatikan gerak-gerik sang atasan. Dia mulai memikirkan kata apa yang tepat untuk membuka percakapan di antara mereka. Perlahan ia membuang nafas nya panjang. Topik mulai dipilih.

"Tuan Qian, sepertinya Tuan Damian mulai mencurigai kasus beberapa tahun yang lalu." Yang Yang berbicara dengan nada yang begitu hati-hati. Ia takut merusak mood tuannya saat ini.

Qian Kun hanya berdeham pelan. Melihat respon Qian Kun yang tidak masalah dengan topik yang sedang ia bicarakan, ia melanjutkan pembicaraan nya kembali.

"Tuan Damian bukan orang yang dapat kita remehkan begitu saja. Cepat atau lambat dia akan mengetahui jika kita terlibat dan dalang dibalik kecelakaan yang menimpa Nyonya Kaluna." Mendengar nama itu disebut, Qian Kun melirik Liu Yang Yang dari ekor matanya.

Ia mendengus pelan. Topik Kaluna selalu membuat dirinya malas. Melihat Qian Kun yang sama sekali tidak ada tanggapan, ia melanjutkan kembali hal yang menggangu pikiran nya.

Kini wajah Liu Yang Yang terlihat begitu serius. Terlihat dari nada nya yang tidak ada basa-basi sama sekali. "Tuan Damian bukan orang yang memperdulikan batasan. Jika sampai ia mengetahui kebenaran nya, kita tinggal menunggu waktu perang pecah saat itu juga. Tuan Qian, mohon pikirkan rencana selanjutnya."

"Liu Yang Yang." Nada itu terdengar begitu tenang dan tegas. Sama sekali tidak ada nada emosi di sana. "Saya tahu orang seperti apa Orion Hyung. Jika pun perang akan terjadi, kita akan lawan."

"Orang pertama yang akan Tuan Damian serang bukanlah anda, Tuan Qian. Tapi Nyonya Qian sendiri. Nyonya Qian adalah simbol kelemahan anda untuk saat ini. Bahkan Nona Qian saja posisi nya tidak sebesar itu."

Mendengar nama istrinya disebut, tatapan Qian Kun mulai menajam, rahangnya mengeras. Tangannya mulai mengepal sampai kukunya berwarna putih.

Jika menyangkut tentang sang istri, Qian Kun akan menjadi lebih sensitif. Pria itu tidak akan membiarkan siapa pun akan mengganggu ketenangan sang istri.

"Tuan Damian akan punya alasan untuk menyerang anda melalui Nyonya Qian. Maaf jika saya lancang" Liu Yang Yang menundukkan kepalanya, tatapannya begitu hormat kepada tuannya.

"Tapi sumber dari kekacauan ini karena Nyonya Kaluna bukan? Seandainya saat itu Nyonya Alreisha tidak memaksa untuk menyelamatkan nya dan membawanya pergi, semua ini pasti tidak akan terjadi. Tuan tidak perlu bersusah payah memikirkan rencana apa selanjutnya. Setiap saat, Tuan selalu dihantui rasa takut jika hari itu akan tiba, bukan?"

Liu Yang Yang menghela nafasnya. Tuannya jika menyangkut tentang sang istri, dia akan memilih tidak banyak bicara. Ia lebih memilih diam dan berfikir seorang diri.

"Dan juga pergerakan aneh dari Tuan Lee semenjak beliau meninggalkan ruangan rapat tadi. Sera memberikan laporan 30 menit yang lalu jika ia sedang berbicara dengan asisten Tuan Damian. Tuan, ini pasti ada sesuatu yang sedang Tuan Lee rencanakan bukan? Mengingat bagaimana sifat Tuan Lee yang seperti ular."

"Kau benar, Yang Yang. Tuan Lee pasti sedang merencanakan sesuatu. Satu hal yang pasti, bertemu dengan Orion Hyung pasti ia sedang merencanakan sesuatu yang besar. Untuk itu, kita harus bersiap untuk kemungkinan terburuk."

Namun, itu baru ucapan yang keluar dari mulut sang penguasa. Belum sempat niat itu terealisasikan, dua orang yang sedang dibicarakan sedang bertemu.

Dan masalah besar siap menanti mereka.

Di sebuah ruangan yang diterangi cahaya remang, dua orang duduk berhadapan. Tatapan kedua nya begitu tajam. Sama sekali tidak ada keramahan disana.

Asap rokok mulai memenuhi ruangan tersebut, Orion pria itu menghembuskan asap rokok nya ke udara. Tangan kirinya memegang gelas yang berisi minuman beralkohol.

Tuan Lee yang melihatnya hanya tersenyum sinis, pria ini sama sekali tidak menghormati kehadiran nya. Ia mulai membuka topik.

"Kau tahu Orion, aku penasaran bagaimana kau menjalani hidupmu setelah kehilangan orang yang sangat kau cintai?" nada itu seperti ejekan. Orion menyipitkan matanya menatap tak suka kepada Tuan Lee.

Tuan Lee mengedikkan bahunya acuh. "Jaga bicaramu, Lee!" ucap Orion yang mulai tersulut emosi. Tuan Lee yang mendengarnya tertawa mengejek.

"Kau tidak penasaran siapa dalang dibalik itu semua? Bagaimana bisa kecelakaan itu ditutup se rapi mungkin?"

"Kau.." Orion menggantung katanya, melihat itu Tuan Lee menyeringai kecil. Rencana nya berhasil pikirnya.

"Hati-hati dengan bicaramu, Lee" wajah itu terlihat begitu emosi. Tuan Lee yang melihatnya tertawa kecil, ia senang melihat wajah emosi Orion. Pria ini mudah dipancing ternyata.

"Tenanglah Orion, aku sedang berbaik hati denganmu sekarang. Kaluna.. Istri yang sangat kau cintai itu, apa kau tidak penasaran siapa penyebab ledakan di rumah sakit tempat dirinya di rawat?"

"Katakan! Apa maksudmu hah?! Jangan bertele-tele!" Orion meletakkan gelasnya kasar. Wajah pria itu sudah merah padam menahan emosi.

"Sabarlah Tuan Damian" wajah santai. "Dalangnya bukan orang biasa. Pelakunya adalah orang terdekatmu sendiri."

DEGH!

"Apa kau bilang?" wajah tak percaya. Tuan Lee menarik senyum lebar nya. Ia mendekatkan wajahnya. "Seseorang yang bergerak di bidang kesehatan. Koneksinya begitu kuat. Keluarga mereka sangat di hormati."

Orion mengepalkan tangannya. Ia membenci penjelasan Tuan Lee yang terlalu begitu bertele-tele. Pria tua ini begitu sangat menyebalkan sekarang.

"Dia sangat dekat dengan penguasa dunia bawah dan politik. Seseorang yang memiliki pengaruh yang begitu luas. Tapi jika ingin membalas, alangkah bagusnya jika kau langsung membalas ke orang yang paling ia sayangi. Dengan begitu kau bisa membalas sakit nya berkali-kali lipat bukan?" ucapnya sambil tertawa puas.

"Tidak perlu mengajariku, Lee" menatap tajam Tuan Lee. "Terserah kau saja" ucapnya sambil mengedikkan bahunya acuh.

"Kadang kelemahan dari seorang pria, itu terletak di adik dan istrinya."

DEGH!

"Adik dan istri?" ucap Orion mengulang kembali perkataannya. Tuan Lee tersenyum lebar. Ia begitu puas melihat wajah penasaran seorang Orion Ivander Damian. Kapan lagi dirinya bisa mempermainkan seorang pria yang dikenal buas bukan?

Sekarang inilah saatnya. Tuan Lee menyerang titik terlemah seorang Orion. Kaluna, istri yang dirinya anggap sudah meninggal. Padahal wanita itu sekarang- sudahlah. Tuan Lee tidak akan membahas nya. Biarkan pria itu yang mencari nya sendiri. Itu pun kalau ketemu.

Tuan Lee tertawa licik. Ia begitu puas dengan rencananya saat ini. Qian Kun. Pria itu harus hancur. Terlalu sulit untuk menghancurkan nya secara langsung. Jadi dirinya membutuhkan Orion untuk membantunya secara tidak langsung. Dan mudahnya pria itu mulai tersulut emosi nya.

"Cari dia, Orion. Kau harus membalaskan dendam yang terkubur selama bertahun-tahun. Dia harus merasakan kehilangan yang sama dengan yang kau rasakan." Mendengar itu Orion mengepalkan kedua tangannya. Ia bertekad akan menemukan siapa pelakunya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!