Orang tua yang bercerai, keluarga yang berantakan, cinta yang menyakitkan di masa lalu sampai meninggalkan trauma yang mendalam, membuatnya tumbuh menjadi gadis yang nakal, suka membangkang, sering mabuk-mabukan, dan mengikuti balap liar. Sering kali dia ingin menyerah atas hidupnya, tetapi dia tidak senekat itu untuk mengakhiri nyawanya sendiri.
Marsya hanya sering menyakiti dirinya sendiri seperti menyayat lengannya, hanya untuk menyamarkan rasa sakit di hatinya.
Setelah lelah hidup di lingkungan yang menurutnya berantakan, ia memutuskan untuk pulang ke kota kelahirannya, menempati rumah mendiang neneknya,
akankah setelah merantau kehidupan Marsya akan membaik dan bisa melupakan traumanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menahan diri
Rayhan terdiam memperhatikan Marsya yang tertidur lelap di sampingnya, merapihkan helaian rambut yang menutupi wajahnya dengan sesekali menelusuri wajah cantik Marsya dengan jari telunjuknya, dahinya, matanya dengan bulu mata yang lentik, hidungnya, bibirnya yang lembut, dagunya yang kecil, dan terhenti di lehernya,
Glek...
Rayhan menelan ludah, sungguh sangat sulit untuknya menahan diri dalam situasi dan kondisi yang seperti ini.
Marsya yang merasa tidurnya terusik mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap dinding dan membelakangi Rayhan dengan posisi meringkuk, jelas saja posisinya itu membuat Rayhan semakin serba salah.
'ughh Marsyaaa, kamu benar-benar mengujiku'
Rayhan mendekap erat tubuh Marsya yang tertidur dengan posisi membelakanginya, lalu menelusupkan wajahnya ke leher belakang Marsya, sambil mengelus pelan perut rata Marsya.
"nnnggghhh" Marsya mendesah dalam tidurnya, membuat Rayhan semakin mendekapnya erat dan menghirup aroma leher belakangnya.
'ughh Marsya aku udah janji sama kamu, tetapi kamu begitu menggoda, kasih tau aku bagaimana caranya untuk gak tergoda sama kamu' batin Rayhan.
Rayhan menggigit bibir bawahnya hingga terluka dan berdarah hanya untuk tetap menyadarkannya bahwa dia harus bisa menahan diri.
Merasa frustasi dan takut tidak bisa mengendalikan diri, akhirnya Rayhan bangkit kembali dari pembaringannya lalu meraih satu botol alkohol yang masih tersegel, dan meminumnya langsung dari botolnya hingga tersisa setengahnya. Setelah dia merasa sudah semakin mabuk, dia membaringkan kembali tubuhnya di samping Marsya dan akhirnya dia bisa tertidur lelap.
*****
Sinar mentari yang masuk ke celah-celah ventilasi kamar menyinari wajah Marsya, memaksanya untuk terjaga dari tidur lelapnya.
'ughhh sepet banget nih mata' Marsya mengerjapkan matanya perlahan, dan ketika pengelihatannya sudah kembali jelas dia membelalakkan matanya ketika melihat dada bidang dengan otot perut sixpack yang menggoda.
Glekkk....
Marsya mendongakkan kepalanya dan terlihat Rayhan yang tertidur pulas di hadapannya, terlebih ternyata Rayhan tertidur sambil mendekap erat tubuhnya, dan tidak memakai pakaian atasnya, seketika Marsya terperanjat bangun dari tidurnya dan memeriksa tubuhnya yang ternyata masih memakai pakaian yang lengkap dengan jaketnya.
'huuffftt astagaaa kagettt, gua kira gua di apa-apain sama nih orang, mana ga pake baju lagi bikin salah sangka aja' Marsya menghela nafas pelan, dia meraih ponsel dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30, dilihat teman-temannya masih tertidur pulas, berpelukan dengan pasangannya masing-masing, Marsya memutuskan untuk masuk kedalam toilet kamar Riana dan membersihkan tubuhnya agar lebih segar, efek alkohol yang tersisa membuatnya tidak merasakan alergi akibat kedinginan.
"Rayhan" Marsya mengguncang tubuh Rayhan untuk membangunkannya dari tidurnya yang lelap.
"hmm apa Marsya sayang?" gumam Rayhan, masih dengan matanya yang terpejam.
"udah pagi Rayhan, aku mau pulang, takut telat masuk kerja" ucap Marsya, membereskan barang-barangnya kedalam tas.
Rayhan meraih lengan Marsya yang sedang berjongkok membereskan barang bawaannya dan seketika membuat Marsya terjatuh menimpa tubuhnya.
"Morning kiss" ucap Rayhan dengan suaranya yang berat dan sedikit serak lalu mengecup bibir Marsya sekilas, Marsya tertegun lalu buru-buru beranjak dari atas tubuh Rayhan dengan wajahnya yang tersipu.
Drrtttt drrttt drrttt
Anita :
Marsya hari ini kamu libur yaaa gausah masuk kerja, masuk besok aja, lemburnya besok gantiin aku, aku besok ngambil libur karna ada acara penting, maaf ya mendadak, aku udah konfirmasi kok ke Bu Layla.
Marsya menghela nafas kasar saat mendapatkan pesan dari Anita, dia merasa tubuhnya lemas seketika, karena dia begitu takut terlambat masuk kerja tetapi dengan seenaknya sendiri temannya itu mengganti jadwal kerjanya.
Marsya :
Okesiapp teh
"kenapa hm?" melihat raut wajah gadisnya yang berubah menjadi masam Rayhan bangkit dari pembaringannya dan bertanya dengan lembut.
"ah gapapa, ini, jadwalnya berubah, jadinya aku libur hari ini, dan besok kerja lembur" ucap Marsya memperlihatkan pesan dari Anita kepada Rayhan.
"gapapa jadi bisa istirahat, kan semalam abis minum" ucap Rayhan dengan matanya yang merah dan sayu.
Rayhan mengusap pelan pipi Marsya menggunakan ibu jarinya, lalu perlahan turun untuk mengusap bibir Marsya
Cup
Tanpa di duga Rayhan mengecup kembali bibir Marsya.
"Ray?" ucap Marsya memundurkan tubuhnya dan menghimpit dinding, Marsya baru menyadari bahwa bibir bawah Rayhan terdapat luka yang cukup besar dan ada jejak darah kering disana.
"bibir kamu?" ucap Marsya menyentuh luka di bibir bawah Rayhan.
"ahh bukan apa-apa" ucapnya "Sya, boleh aku cium lagi?" lanjutnya lagi dengan suara berat dan serak, serta matanya yang merah dan sayu, Marsya menganggukkan kepalanya dengan ragu-ragu.
Rayhan meraih tengkuk Marsya dan mencium bibirnya, tubuh Marsya meremang, dia merasakan jantungnya berdetak sangat kencang, dan seperti ada kupu-kupu yang menggelitik perutnya saat bibir Rayhan dan bibirnya bersentuhan dengan waktu yang cukup lama, Rayhan yang merasa Marsya menerima tindakannya, mulai melumat dan menghisap lembut bibir Marsya.
"Manis" ucapnya saat melepaskan ciumannya dengan Marsya.
"ugh hoaaaammm" Marsya dan Rayhan yang mendengar suara temannya yang terbangun gegas menjaga jarak dengan salah tingkah.
Dilihatnya Riana menggeliatkan tubuhnya, lalu beranjak memasuki toilet, tak lama teman-temannya yang lainpun terbangun.
"ini siapa yang minum? Perasaan semalem masih segel?" ucap pacar Mona memperlihatkan 1 botol minuman alkohol yang tersisa setengah.
"hehehe aku yang minum, nanti aku ganti ya" ucap Rayhan terkekeh.
"ck gausah lahh kayak sama siapa aja, kenapa ga di abisin?" ucap pacar Mona lagi.
"udah keburu kembung hehe" ucap Rayhan lagi.
"Rayhan bodoh, kamu minum lagi?" ucap Marsya menggeplak lengan Rayhan, pantas saja matanya sangat merah, rupanya pacar barunya itu minum lagi, Rayhan hanya terkekeh saja melihat Marsya yang kesal.
"pas semalem kamu nyalain lampu itu kamu minum lagi Ray?" ucap Riana yang sedang membereskan selimut
"engga, aku minum jam 4" ucap Rayhan
"astaga pantesan matanya merah banget, trus nanti kamu pulang gimana? Kebiasaan." ucap Marsya merasa jengkel.
"gak gimana-gimana sayang, pulang ya tinggal pulang" ucap Rayhan.
Marsya salah tingkah saat di panggil sayang oleh Rayhan di depan teman-temannya, dia mencari baju Rayhan dan melemparkannya kepada Rayhan.
"pake Rayhan, ngapain sih? Mau pamer roti sobek?" ucap Marsya mengalihkan pembicaraan.
"ekhmm ekhmm kayaknya ada yang baru jadian nihh" ucap Mona membuat Marsya dan Rayhan seketika tersipu. Rayhan memakai bajunya lalu gegas ke toilet untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah semua temannya sudah bangun dan membersihkan diri, Riana membawakan sarapan untuk teman-temannya, dan merekapun memakan sarapannya dengan sesekali bercanda bersama.
Karena hari ini Marsya libur akhirnya dia memutuskan untuk pulang dan akan beristirahat seharian dirumah. Rayhan memaksanya untuk mengantarkannya pulang tetapi Marsya tidak mau, dia lebih memilih pulang menggunakan angkutan umum, dia kapok di bonceng oleh Rayhan dalam keadaan mabuk, dia takut Rayhan akan kembali menabrak trotoar, terlebih ini sudah pagi, jadi Rayhan terpaksa pulang mengendarai motornya sendiri.
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊