NovelToon NovelToon
Young & Free

Young & Free

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa
Popularitas:682
Nilai: 5
Nama Author: Rucaramia

Sahabat itu cinta yang tertunda, kata Levin satu waktu berkata pada Dizza seolah konsep itu memang sudah dialami nyata oleh si pemuda. “Kau hanya perlu melihat dengan persepsi yang berbeda untuk menemukan cintamu.”
Sampai kemudian Dizza yang berpikir itu omong kosong mengalami sendiri kebenaran yang Levin katakan padanya. Dizza jatuh cinta pada Edzhar yang adalah sahabatnya.
"Memangnya boleh mencintai sahabat sendiri?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rucaramia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengertian Sahabat Perempuan

Kimber sedikit mempercepat langkah kakinya, hari ini dia tidak sekelas dengan Levin. Setelah bicara dengan pemuda itu kemarin Kimber merasa perlu untuk bicara dengan Dizza. Ya, walaupun mulanya dia memang tidak ingin ikut campur. Namun setelah melihat bahwa mereka jadi terasa saling menjauh satu sama lain membuat gadis itu terpacu paling tidak untuk memperbaiki suasana.

Dia telah berada di luar kelas Dizza dan menantinya, dia yakin sekali bahwa kelas akan segera berakhir. Dan benar saja beberapa saat kemudian beberapa orang mulai keluar dari kelas. Kedua mata Kimber menatap mereka satu persatu untuk mencari seorang gadis yang menjadi titik bidiknya. Ketika dia mendapati sosok yang dia cari, dia menemukan Dizza berada di barisan paling belakang dengan Edzhar. Mereka terlihat sedang berbincang bersama. Segera gadis itu menghampiri kedua orang itu.

“Dizza, Edzhar!”

Tampak kaget, keduanya menghentikan langkah. Mereka agak kaget, sebab memang Kimber biasanya bukan tipe yang akan inisiatif menghampiri kecuali jika mereka telah punya janji sebelumnya.

“Kimber,” sahut keduanya berbarengan.

Sesaat Kimber menatap ke arah Edzhar. “Boleh aku pinjam, Dizza?” tanya Kimber pada Edzhar.

Dizza dan Edzhar saling berpandangan.

“Tentu aku tidak keberatan,” sahut Edzhar, begitu pun Dizza yang menganggukan kepala. “Ada apa?”

Kimber menatap gadis itu lekat-lekat. “Bisa kita bicara?”

***

Kedua gadis itu bersandar pada dinding di sebelah barat gedung kampus. Senja sebentar lagi akan turun, tetapi mereka belum juga berniat untuk beranjak dari sana. Tentu saja, hal ini dirasa lebih penting daripada sekadar ‘kembali ke rumah tanpa apa-apa’

Hanya ada suara gemerisik dedaunan jika saja Kimber tidak memulai percakapan.

“Sebenarnya apa yang terjadi denganmu, Dizza?”

Diam. Belum ada jawaban.

“Dizza?” panggil Kimber lagi. “Apa aku ada salah padamu? Kalau memang benar begitu tolong katakan apa salahku.”

Lagi-lagi Dizza masih bungkam. Entah apa yang ada di dalam pikiran Dizza.

“Kau menyembunyikan sesuatu dariku, Kimber. Kenapa kau melakukannya?” ungkap Dizza kemudian setelah beberapa lama.

Kimber terdiam, dia baru saja mendapatkan alasan mengapa Dizza terkadang terasa seperti menjauhinya. Alasan mengapa Dizza berubah sikap seperti itu. Tetapi dia masih belum mengerti sepenuhnya.

“Apa yang aku sembunyikan darimu? Bagaimana bisa aku berdusta padamu saat aku saja menyayangimu seperti saudaraku sendiri.”

Dizza lantas menatap kedua mata gadis itu lekat-lekat. “Kau menyembunyikan perasaanmu. Kau tidak mengatakannya padaku. Kau dan dia—”

Kimber menaikan salah satu alisnya. “Aku menyembunyikan perasaan? A—aku tidak mengerti apa maksudnya.”

“Kita ini teman kan?” tanya Dizza pelan tetapi mengena.

Gadis itu langsung terkejut. “Tentu saja, kenapa kau harus menanyakannya lagi? kita ini bersahabat, telah lama sejak dulu. Apa kau meragukannya?”

Kini Dizza tertunduk, “Maaf kalau aku bersikap so tahu, maaf kalau sikapku terkesan seperti menjauhimu. Tapi aku hanya tidak ingin menjadi penyebab senyummu memudar. Padahal soal urusan hati itu adalah urusan pribadi dan aku tidak berhak untuk itu. Hanya saja aku merasa … tidak tega.”

Eh? Urusan hati? Mendengar pengakuan Dizza, Kimber mulai mengerti satu hal. Tetapi dia ragu, dia harap bukan seperti yang ada dipikirannya.

“Ma—Maksudmu?”

Dizza menghela napas. “Kapan sih kau akan jujur padaku? Kapan tepatnya kau akan mengakuinya padaku dan tidak menyembunyikan perasaanmu lagi? Kapan kau akan mengaku bahwa kau menyukai Levin?”

Checkmate!

Ternyata Dizza mengetahui perasaannya. Dia sepeka itu, dan Kimber sempat denial bahwa barangkali tidak akan ada yang menyadari hal ini kecuali dirinya. Tetapi ternyata Dizza mengetahui hal yang selama ini dia simpan untuk dirinya sendiri.

“Se—sejak kapan kau tahu? bagaimana kau bisa tahu?” tanya Kimber salah tingkah.

“Apa yang tidak kuketahui tentangmu, Kimber? Kau ini gadis yang mudah ditebak. Kau pikir … aku tidak tahu kalau sorot matamu selalu berbeda saat aku sedang bersama Levin? Aku melihatmu sering murung sejak insiden itu. Aku tidak mau jadi penyebab mengapa kau terlihat seperti itu. Makanya aku memilih untuk menjaga jarak supaya aku tidak perlu memudarkan senyumanmu. Kau dan Levin selalu terlihat bersinar bersama, itu sebabnya aku memberi celah bagimu untuk bisa lebih dekat dengannya. Bukan berarti aku menjauhimu atau sikapku berbeda terhadapmu. Itu bukan maksudku,” jelas Dizza kemudian.

Kimber terhenyak, selama ini rupanya Dizza selalu memperhatikannya. Dia benar-benar memahami dirinya, meskipun Dizza tidak pernah mengungkapkannya secara lisan.

“Itukah alasanmu mengapa kau seolah menjauh dan menghindar dariku?” tanya Kimber.

“Ya, aku tidak terlalu pandai soal perasaan. Sejak kecil aku tidak punya banyak teman perempuan, dan kaulah satu-satunya sahabat perempuanku. Jadi aku tidak tahu bagaimana caranya mengekspresikan maksudku dengan benar. Jadi alih-alih menjelaskannya padamu aku memilih caraku sendiri. Tapi kau malah jadi salah paham ya?” ujar Dizza lalu dia tertawa kecil.

Kimber langsung memeluk sahabatnya itu. “Dizza, aku benar-benar bersyukur memilikimu sebagai sahabatku. Terima kasih atas pengertianmu, tetapi soal rasa itu tidak bisa kita atur semau kita. Entah itu perasaanmu terhadap Levin, Levin terhadapmu, atau perasaanku terhadap Levin. Kita tidak bisa mencegahnya. Tapi aku menghargaimu. Aku harap kita bisa tetap bersama terlepas dari apa yang sudah terjadi. Terlebih, yang paling merasa kehilanganmu adalah Levin.”

Dizza lalu membalas pelukan Kimber. “Maaf ya, terutama atas sikapku. Tapi entah bagaimana aku merasa bahwa kau adalah orang yang tepat untuk memiliki hati Levin. Begitu pun sebaliknya. Kalian berdua akan menjadi pasangan yang sempurna.”

Mereka lalu saling melepas pelukannya.

“Terima kasih untuk harapannya. Tapi untuk itu biarlah berjalan apa adanya, yang jelas aku ingin kita tetap bisa bersama.”

Dizza mengangguk. “Ya, tentu saja.”

Sepasang sahabat itu lalu tertawa bersama. Akhirnya hubungan itu mungkin akan kembali berjalan seperti semula. Ya, komunikasi memang amat diperlukan untuk dapat menjalin sebuah hubungan, entah apapun jenis hubungan itu.

Dibalik sana tanpa keduanya ketahui, seseorang mengintip dan mendengarkan percakapan diantara mereka. Melihat bahwa situasinya sudah berubah tenang dia bernapas dengan lega. Sebuah senyuman terlihat jelas di wajah pemuda itu.

“Syukurlah,” ujarnya sebelum berlalu.

“Ngomong-ngomong kau akhir-akhir ini jadi sering menempel dengan Edzhar,” celetuk Kimber yang membuat Dizza tiba-tiba saja tersedak napasnya sendiri.

“A—apa, apa, apa maksudnya?” sahut Dizza gelapan.

Dari gestur tubuh dan ekspresi Dizza yang lucu, Kimber mulai mengerti alurnya. Dia terkekeh. Sedikit menggemaskan baginya tatkala mengetahui bahwa Dizza ternyata bisa jadi selucu ini ketika berhadapan dengan sesuatu berbau hati.

“Kudengar dari Levin kau juga membuatkan kue ulang tahun untuk Edzhar,” tambah Kimber lagi yang membuat rona kemerahan makin jelas di wajah gadis itu.

“I—Itu karena aku tidak tahu harus memberikan kado apa. Ah, lagian kenapa Levin ember betul harus mengadu padamu,” katanya.

Dan setelah itu Kimber semakin membabi buta menggodanya soal Edzhar. Untungnya orang yang dibicarakan sudah tidak menguping lagi.

1
Tara
there is no sich thing friends between man n woman..in the end they Will falling love eventually. or break up n never see each other again😱🤔
Love ..word that can cause happiness or sadness Depend situation. i hate that word n try to avoid happened to me 🫣🤔😱
Rucaramia: omg, sorry to hear that 🥹
that's right, there is no 'friendship' between woman and man.
don't hate to much about love, and i hope u find your love my dear ✨️
total 1 replies
Rubby
Kayaknya ini bakal jadi cerita yang ringan + gemesin deh, tumben kak Ruca pake POV cowo. Semangat terus ya kaaaaaa
Rucaramia: makasih banyak review-nya kak Rubby 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!