NovelToon NovelToon
Selamat Dari Tumbal Pesugihan

Selamat Dari Tumbal Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alin26

Entah dari mana harus kumulai cerita ini. semuanya berlangsung begitu cepat. hanya dalam kurun waktu satu tahun, keluargaku sudah hancur berantakan.

Nama aku Novita, anak pertama dari seorang pengusaha Mabel di timur pulau Jawa. sejak kecil hidupku selalu berkecukupan. walaupun ada satu yang kurang, yaitu kasih sayang seorang ibu.
ibu meninggal sesaat setelah aku dilahirkan. selang dua tahun kemudian, ayah menikah dengan seorang wanita. wanita yang kini ku sebut bunda.
walaupun aku bukan anak kandungnya, bunda tetap menguruku dengan sangat baik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 5

Seharusnya kedatanganku hari ini untuk mengejutkan mereka, tapi kenapa aku yang mendapat kejutan. Jenazah siapa yang ada di dalam ambulan?

"novi" Kini ayah sudah ada di hadapanku.

"Ayah, siapa yang meninggal?" tanyaku.

"Kamu ngapain pulang?"

"Ayah, siapa yang meninggal?"

"Jawab dulu pertanyaan ayah! Kok kamu bisa di sini?"

"Aku pengen pulang, Yah. Pengen ketemu bunda. Pengen peluk Kevin. Pengen liat ayah juga," balasku emosional.

Tiba-tiba, ayah tertunduk lesu. Tangannya meraih pundak dan memelukku. "Ayah, jenazah siapa yang ada di dalam ambulan?" bisikku. "Apa itu bunda?"

Ayah melepas pelukannya. Lalu menggenggam tanganku. Perlahan menuntunku ke ambulan. Kini aku sudah berdiri di pintu belakang ambulan. Menatap ke arah kantung jenazah berwarna hitam. Tubuhku mulai lemas, ketika mengamati ukuran kantung jenazah itu. "Kamu mau peluk untuk terakhir kalinya?" tanya Ayah. Aku hanya bisa termenung, tak sanggup berkata apa-apa.

"Mas, boleh dibuka sebentar," perintah Ayah pada salah satu petugas ambulan. Petugas itu membuka kantong jenazah secara perlahan. Jantungku seakan-akan terhenti, saat melihat tubuh Kevin yang sudah terbujur kaku. Dengan hanya menggunakan celana pendek. "Kamu mau peluk Kevin untuk terakhir kalinya?"

Seketika itu, aku merasa pusing, kaki pun lemas seperti kehilangan tenaga dan mata mulai berkunang-kunang. Hingga akhirnya pandanganku berubah menjadi gelap. Pingsan.

***

"KEVIN!" teriakku disertai tangis, lalu terbangun.

"Yang sabar, Non," ucap Mbok Wati yang duduk di ujung tempat tidur. Aku terus menangis. Penyesalan, hanya itu yang kurasakan sekarang. "Non, minum dulu." Mbok Wati menawarkan segelas teh.

"Kenapa harus Kevin, Mbok," ucapku, terisak. Tak terima dengan kenyataan ini.

"Sudah jalannya, Non."

"Kenapa harus Novi yang kehilangan dua adik dalam waktu 5 bulan."

"Non harus sabar."

"Minum tehnya dulu, Non." Mbok Wati kembali menawarkan minum. Kuteguk sedikit, kemudian mengambil nafas panjang dan berusaha mengendalikan diri.

"Mbok, sekarang jenazah Kevin ada di mana?"

"Tadi bapak bilang, ada di rumah duka deket rumah sakit Bayu Asih. Mau ke sana, Non?"

Aku mengangguk pelan.

"Non siap-siap aja dulu, ganti baju atau mandi dulu. Mbok nanti minta Ahmad biar pulang dulu," ucap Mbok Wati kemudian berjalan ke luar kamar.

"Iya, Mbok. novi lupa, kopernya masih ada di taksi."

"Sudah Mbok pindahin, Non. Itu ada di samping kasur," balas Mbok Wati sambil menunjuk samping kanan tempat tidurku, lalu menutup pintu kamar.

Aku bangkit, mengambil koper kecil berisi pakaian. Sambil mengedarkan padangan menyusuri sudut-sudut kamar. Kamarku masih terlihat bersih dan terawat. Selama setahun lebih Mbok Wati benar-benar menjaganya.

Aku jalan sedikit, menuju lemari pakaian. Pakaian-pakaian lama pun masih tertata rapi di sana. Kucari apakah ada pakaian berwarna hitam. Ada. Bergegasku pergi ke kamar mandi.

Setelah mandi dan bersiap-siap aku pun ke luar kamar. Kuperhatikan kondisi rumah yang agak gelap, beberapa lampu memang sengaja tidak dinyalakan. Saat berjalan ke ruang tengah, dari ekor mata terlihat seseorang sedang berdiri di tengah lorong yang mengarah dapur, membelakangiku. "Mbok?" panggilku sambil berjalan ke sana.

"Iya, Non," sahut Mbok Wati. Suaranya terdengar dari ruang tengah. Aku pun menoleh cepat ke sana. Loh? Terus yang di dapur siapa? Kemudian melihat ke arah lorong. Ternyata orang itu sudah tidak ada.

Aku tidak berpikir macam-macam, mungkin karena faktor kelelahan jadi berhalusinasi. Lalu, berjalan menuju ruang tengah. "Mbok, tadi ada orang di dapur siapa, Ya?"

"Enggak ada siapa-siapa di rumah, Non."

"Oh ya udah, salah liat berarti."

"Iya, Non. Itu mobil udah datang. Mau pergi sekarang, Non?"

"Iya, Mbok."

Kami pun berjalan ke luar. Ahmad—supir, sudah menyambut kami di samping mobil.

***

Sepanjang perjalanan ke rumah duka, beberapa kali kuseka air mata. Membayangkan adik kecilku yang kini sudah berpulang. Sesampainya di rumah duka, sudah banyak orang berkumpul. Mulai dari keluarga besarku hingga teman-teman sekolah Kevin.

Kehadiranku di sana membuat beberapa orang kaget. Terutama anggota keluarga besar. Beberapa dari mereka menghampiriku berusaha menguatkan. Beberapa yang lain mempertanyakan tentang ketidakhadiranku saat leon meninggal.

Jujur, aku ingin sekali mengungkap alasannya. Namun, memilih untuk mengurungkan niat itu. Ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat dengan mereka. Apa mereka tidak berpikir? Kakak mana yang tidak ingin menemani adiknya di saat-saat terakhir. Sampai detik ini pun penyesalan itu masih kurasakan.

Setelah melewati berbagai pertanyaan dan ucapan bela sungkawa. Kini aku berdiri tepat di depan peti mati Kevin. Peti mati yang indah berwarna biru langit, seperti warna kesukaannya.

Aku mendekat, menatap wajah Kevin untuk terakhir kalinya. Tampan. Memang adikku ini sangat tampan. Apalagi dengan setelan jas berwarna biru muda, semakin membuatnya terlihat tampan. "Vin, maafin kakak," bisikku sambil memeluk peti matinya. "Kakak sayang, Kevin. Kevin yang tenang ya di surga."

Setelah prosesi doa oleh pendeta, jenazah Kevin dibawa ke pemakaman keluarga. Tempat di mana leon berbaring selamanya. Aku pun ikut ke pemakaman. Mengikuti semua prosesi pemakanan dan berkunjung ke makam leon. "Jaga Kevin di surga ya, Dek," batinku, kemudian berjalan ke luar pemakaman.

Di perjalanan pulang, aku lebih banyak melamun. Memikirkan reaksi bunda ketika bangun nanti. Dia harus menghadapi kenyataan kalau dua buah hatinya telah pergi.

***

Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke kamar. Hanya Mbok Wati saja yang kuizinkan masuk, untuk mengantarkan makan malam. Sedangkan ayah? Aku masih kesal padanya.

Aku berbaring, menangis sambil menatap beberapa foto keluarga yang ada di kamar. Siapa sangka, dua tahun lalu kami masih terlihat bahagia, usai liburan. Sekarang, hanya tinggal aku, ayah dan bunda yang masih terbaring di rumah sakit.

Mata sudah mulai berat. Namun, sebelum mata terpejam seluruhnya, kulihat ada bayangan hitam berdiri di belakangku. Terlihat dari pantulan kaca lemari yang ada di hadapanku. Dengan cepatku membalikan badan, tapi bayangan itu pun menghilang.

"Udah waktunya tidur," batinku sambil melihat jam di ponsel yang menunjukan pukul 11 malam. Kupejamkan mata. Tak lama aku pun tertidur.

***

Kak!

Kak!

Sayup-sayup terdengar seseorang memanggilku dari luar kamar. Aku pun bangkit dari tempat tidur, lalu berjalan ke luar kamar.

Kak!

Arah suaranya dari dapur. Kulangkahkan kaki menuju dapur, melawati lorong yang gelap gulita.

Kak!

Mataku tertuju pada seseorang yang sedang berdiri di dapur. Lagi-lagi membelakangiku.

"Kak!" ucap sosok itu lirih. Aku baru tersadar suaranya mirip sekali dengan ....

"leon?" tanyaku. Sosok itu membalikan tubuhnya perlahan. "leon, bukannya kamu sudah ...." Aku melangkah mundur.

"Kak, leon haus ... di sana panas, tidak ada air."

"Di sana? Maksud kamu apa?" Tak menjawab pertanyaanku, leon tiba-tiba menghilang. Aku pun lari ketakutan, melewati lorong yang entah kenapa menjadi tak berujung.

1
Siti Yatmi
serem ih...kasian kevin sm leon...dijadiin tumbal..kaya sebentar doang..hidup ga lama mati..amit2
Raffa Rizki
Luar biasa
Siti Yatmi
serem ihh..kasian si mbok...
Siti Yatmi
kasian bunda juga jd korban....
Aditya Pratama
Bagus ceritanya
kagome
aq juga bisa klo cuma nasi sama mie apalagi masak aer pinter aq thor🤣
Siti Yatmi
ksian..pdhl dia ibu tiri yg baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!