Samantha diusir oleh ayah nya karena menolak pria yang dijodohkan oleh ayah nya,dia pergi kesebuhan kota dan tinggal disana untuk menunjukan pada ayah nya jika dia bisa bertahan hidup tanpa bantuan ayahnya.pada suatu malam Samantha menemukan seorang bayi laki-laki didepan rumah nya.
Karena iba Samantha memungut bayi itu dan berjuang membesarkan nya.tiga tahun kemudian Samantha kembali memungut seseorang didepan rumah nya.
Kali ini bukan bayi laki-laki,tapi seorang pria tampan yang hilang ingatan.siapa kah laki-laki itu?
Dan bagaimana perjuangan Samantha mempertahan kan bayi itu saat kedua orang tua sang anak kembali untuk meminta anak nya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jhon fiance
Pagi itu setelah Samantha pergi bekerja, Jhon meminta Billy untuk menjemputnya. Dia ingin mengingat siapa dirinya dan dia berharap dia bisa siapa dirinya dengan cepat.
Setiap malam dia merasa sakit kepala yang luar biasa akibat benturan yang dia dapat, tapi dia diam saja supaya Samantha dan Edward tidak mengetahuinya.
Saat sudah tiba dikantornya, Jhon melewati para karyawannya saat memasuki gedung miliknya bersama dengan Billy asisten pribadinya.
Jhon pergi keperusahaannya untuk pertama kali selama dia mengalami hilang ingatan karena dia rasa, mungkin dia bisa mengingat sesuatu disana.
"Good morning sir!" Sapa para karyawannya dan mereka menunduk hormat saat dia berjalan dengan gagah mengikuti langkah Billy.
Billy harus membawanya munuju ruangannya agar para karyawannya tidak curiga jika dia hilang ingatan.
"Master, over here."
Billy membuka sebuah ruangan setelah mereka sampai kelantai dua puluh lima gedung pencakar langit miliknya.
Saat pintu ruangan itu terbuka tampak seorang wanita sedang menunggu kedatangannya.
Jhon mengernyitkan dahinya saat melihat wanita yang berpakaian minim dan wanita itu tampak gembira melihat kedatangannya.
Siapa wanita itu? Sungguh dia tidak ingat sama sekali.
"Oh honey ,aku sudah menunggumu begitu lama."
Wanita itu berjalan mendekatinya sambil melenggak lenggokkan tubuhnya.
"Siapa dia?"
Jhon bertanya kepada Billy dengan berbisik, dia sungguh tidak ingat dengan wanita itu.
"Master, dia nona Stela tunangan anda."
Tunangan? Jadi dia sudah punya tunangan? Tapi kenapa dia tidak suka melihat wanita itu? Apa mereka bertunangan karena saling mencintai?
Stela bergelayut manja ditubuh Jhon dan mendekat kan bibirnya untuk mencium bibir pria itu tapi Jhon langsung mendorong tubuh Stela agar menjauh darinya.
Pria itu segera berlalu pergi dari wanita itu dan segera duduk dikursi yang biasa dia gunakan.
"Hei, ada apa denganmu?" Stela sangat heran melihat sikapnya tapi Jhon diam saja.
Stela kembali mendekati Jhon dan segera duduk diatas pangkuannya sedangkan tangannya sudah bermain didada Jhon.
Jhon bingung harus melakukan apa karena dia tidak ingat sama sekali apa yang biasa dia lakukan dengan wanita itu.
"Honey, kemana saja kamu selama dua hari ini?" tanya Stela dengan manja
Stela mulai menyentuh bibirnya dengan jarinya bahkan mengelus dada bidangnya, wanita itu tidak melakukan apa yang dia mau tanpa memperdulikan Billy yang masih berada disana.
"Stela, jangan lakukan itu!" Jhon menangkap tangan Stela dan mendorong tubuhnya karena dia benar-benar tidak suka dengan sikap Stella yang begitu agresif.
Jhon menyingkirkan tubuh Stela dari atas pangkuannya dan segera bangkit berdiri, dia segera berlalu pergi untuk mengambil minuman yang dia lihat ada diatas meja.
Stela benar-benar bingung dengan sikap Jhon, ada apa dengan tunangannya? Dia segera mendekati Billy dan bertanya:
"Billy, ada apa dengannya?"
Billy cuma mengangkat kedua bahunya pura-pura tidak tahu apa yang telah terjadi karena bagaimanapun, dia tidak boleh mengatakan apa yang telah terjadi dengan bosnya begitu saja.
Jhon menatap sekelilingnya, ruangan itu tampak sangat familiar tapi dia benar-benar belum bisa mengingatnya.
Dia bahkan menatap Stela dengan tajam, Jhon berusaha mengingat-ingat wanita itu tapi dia sama sekali lupa.
"Stela, bisa kau pergi dulu." pintanya.
"Why?"
"Pergi saja tanpa banyak bertanya!" jawab Jhon dengan dingin.
"Tapi Jhon, aku ingin bersama denganmu hari ini dan aku tidak mau pergi." Stela tidak mau pergi begitu saja apalagi Jhon belum pernah mengusirnya.
"Stela, aku tidak suka mengulangi ucapkanku jadi segera pergi!" Jhon mulai tampak kesal dan sungguh dia tidak suka dengan wanita itu.
"Tapi katakan padaku terlebih dahulu, apa alasanmu memintaku pergi?" Stela masih juga tidak terima.
"Stela, aku sedang banyak pekerjaan jadi sekarang pergilah dan kau bisa kembali lagi nanti."
Stela menghembuskan nafasnya kecewa, jika memang begitu dia tidak punya pilihan lain dan dia juga tidak mau membuat tunangannya marah.
"Oke baiklah, tapi besok aku akan kembali lagi." ucapnya.
Stella mengambil tasnya dan segera mendekati Jhon lagi, dia segera berjinjit untuk mengecup bibir tunangannya itu dan setelah itu dia segera berjalan keluar dari ruangan itu.
Jhon memandangi kepergian Stela dengan berjuta pertanyaan dalam hantinya.
"Billy, bisa kau ceritakan siapa wanita itu dan kenapa dia bisa jadi tunanganku?" tanyanya.
Billy menjawab dengan sebuah anggukan.
"Nona Stela adalah wanita yang ditunangkan oleh tuan besar, master."
"Tuan besar? Apa maksudmu, ayahku?" tanyanya.
"Yes master." jawab Billy singkat.
"Jadi aku masih memiliki ayah dan ibu?" tanya Jhon lagi.
"Yes master dan kau juga mempunyai seorang adik perempuan."
Jhon mengernyitkan dahinya, mungkin dia harus melihat foto keluarganya supaya dia bisa mengingatnya.
"Lalu, kenapa aku bisa kecelakaan?" tanya Jhon lagi.
"Master, dua hari yang lalu anda pergi kesebuah cafe untuk menemui seorang wanita. Anda hanya pergi sendiri dan malam itu tanpa sepengetahuan kami anda di incar oleh pembunuh. Mobil anda ditembak dan menabrak mobil pembunuh hingga hancur. Kami kira anda sudah ditembak mati karena anda tidak ditemukan ditempat kejadian. Tapi bersyukur anda masih selamat master."
Jhon mencoba mengingat kejadian itu tapi lagi-lagi sakit kepala yang dia dapat. Jhon memegangi kepalanya sedangkan Billy tampak khawatir.
"Apa kau baik-baik saja master?"
"Hm!" Jhon berjalan kearah jendela dan berdiri disana memandangi gedung-gedung yang ada diluar sana.
"Jadi benar aku hanya ditolong oleh nya." pikirnya dan entah mengapa dia merasa sedikit kecewa.
"Siapa yang ingin membunuhku?" tanyanya.
"Entahlah, musuh anda sangat banyak. Tapi aku rasa hanya beberapa orang yang berani bertindak." jawab Billy.
"Selidiki, setelah kau tahu siapa yang mencoba melakukan nya, tangkap! Akan aku iris dagingnya sedikit demi sedikit karena telah berani menantangku!" perintahnya.
Billy mengangguk dan merinding ngeri, walaupun pria itu hilang ingatan tapi tetap saja kejam
"Dan satu hal lagi, cari dokter terbaik untukku karena aku ingin segera menyembuhkan otakku yang sakit ini." perintahnya lagi.
"Sakit otak?" jhon tersenyum mengingat perkataan Samantha.
Billy sangat heran "otak yang sakit" apa itu istilah baru untuk hilang ingatan?
"Master, kenapa kau tidak pulang kerumahmu?"
Billy merasa heran kenapa bosnya tidak pulang kerumah saja, kenapa malah menetap dirumah yang kecil itu?
"Tidak untuk saat ini, aku suka tinggal disana."
Billy kembali mengangguk, entah apa yang direncanakan bosnya.
"Aku ingin melihat foto keluarga ku, ambilkan." perintahnya lagi.
"Yes, master."
Billy segera mengundurkan diri meninggalkan Jhon didalam ruangannya.
Jhon masih berdiri didepan jendela sambil membuang pandangannya keluar, pria itu memegangi kepalanya dan berusaha mengingat-ingat tentang dirinya.
Apa setelah dia ingat dia akan keluar dari rumah wanita itu?
Jhon menyungging bibirnya mengingat kejadian tadi pagi, dia sangat suka dengan sikap Samantha.
Walaupun pun dia ingat, dia akan tetap disana karena dia ingin semakin dekat dengan ibu dan anak itu.
not i'm promise