Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Di SMA GANESHA pagi ini seperti biasa para siswa siswi mulai memasuki koridor sekolah dengan berbagai macam ekspresi, ada yang murung karena kurang tidur, ada yang cemas karena belum mengerjakan PR, ada yang buru buru hingga berlari kecil karena bertugas piket.
2 orang gadis cantik, terlihat berjalan beriringan sambil mengobrol dan sesekali sambil tertawa, Keynara dan Disti dia sahabat yang kini tengah menuju kedalam kelasnya.
"heh Loe kaum miskin penerima beasiswa", ucap salah seorang 3 gadis yang kini menghadang mereka,
Langkah Disti dan Key pun terhenti, akhirnya apa yang ditakutkan key terjadi juga, dia akan menjadi korban bully oleh Cilla karena perbuatan Devon tempo hari.
Key bukannya takut hanya saja dia tidak ingin mencari masalah selama sekolah disana karena dia anak beasiswa, kalau dia sampai membuat masalah dia hawatir akan berdampak pada beasiswanya.
"siapa yang loe maksud?", tanya sarkas Disti yang memang sudah sangat muak dengan tingkah Cilla dan gengnya yang selalu membully siapa saja yang terlihat dekat dengan Devon, padahal dia juga bukan siapa siapanya Devon, sepupu, tapi hanya sepupu angkat kan dan semua penghuni sekolah pun tahu akan hal itu.
"itu yang disebelah loe, anak miskin gak sadar diri", ucap Cilla mengejek,
"helle loe bisa sekolah disini juga karena orang tua loe yang biayain, harusnya loe tuh malu sama teman gue ini yang bisa sekolah tanpa mengeluarkan biaya bahkan banyak menyumbang piala buat sekolah, bisa mengharumkan nama sekolah pula, lha loe, apa sumbangsih loe buat sekolah, yang ada sekolah malu punya murid tapi dandanan menor kayak Tante Tante, tapi prestasi nol besar", ucap Disti yang berhasil menyulut emosi ketiga gadis menor itu.
"heh, gue gak ada urusan sama loe jadi mending mulut ember loe tu diem aja", ucap Santi teman Cilla menggebu gebu,
"kenapa, tersinggung, kan emang bener, nih ya loe tanyain aja sama cowok cowok disini, pasti mereka sependapat sama gue kalau penampilan kalian tuh kayak tante Tante", balas Disti, key hanya bisa terdiam tak mau ambil pusing karena memang Cilla dan gengnya ini gak akan pernah mau kalah.
"udah gak usah digubris kita kekelas aja", ucap key berbisik pada Disti.
"heh cewek miskin, gue peringatin ke loe jangan berani beraninya loe deketin Devon, karena Devon itu milik gue, camkan itu baik baik dipikiran loe", ucap Cilla sambil menunjuk nunjuk kearah key,
"hah, apaan, Devon milik loe, bahkan Devon aja gak pernah gubris loe, loe ngedeketin dia radius 2 meter aja dia udah pengen muntah, lagian nih ya loe dengerin gue baik baik, temen gue ini gak pernah sama sekali deketin cowok incaran loe itu, yang ada tuh cowok yang gak ada angin gak ada hujan tiba tiba aja nyamperin temen gue, jadi kalau loe mau nyalahin ya loe salahin tuh cowok lah", ucap Disti yang sudah sangat kesal.
Tiga cowok yang berjalan beriringan menuju kelas pun langkahnya terhenti karena melihat Cilla dan gengnya yang tengah memaki 2 orang yang tak lain adalah Disti dan Key.
"itu si ulet bulu pasti ngelabrak key setelah kejadian kemarin von", ucap putra,
"itu sih Disti kayanya udah mencak mencak lengan nyakar wajah si ulet bulu", sahut Leo,
"cakar aja dia cakar gergetan gue sama tu ulet bulu", ucap putra menggebu gebu,
Devon tidak memperdulikan ocehan kedua sahabatnya, dia langsung melangkahkan kakinya menuju ke lima gadis yang tengah berdebat itu, sungguh dia sudah sangat muak dengan tingkah Cilla yang menurutnya sangat murahan.
Tapi belum juga langkahnya sampai tubuh key sudah didorong oleh Cilla hingga tubuhnya membentur tembok begitu juga dengan keningnya, membuat Devon membelalakkan matanya dengan nafas memburu seolah ingin membunuh Cilla saat itu juga.
dengan segera Devon mempercepat langkahnya, hingga sebelum tubuh key lirih dilantai Devon segera menangkapnya, key pun jatuh dalam dekapan Devon, Cilla yang melihat kedatangan Devon pun wajahnya mendadak pias apalagi melihat tatapan tajam Devon yang menghunus padanya.
"de... Devon", cicitnya.
Devon membantu key berdiri, Disti pun segera menghampiri key yang agak sempoyongan.
"kalian, setalah ini jangan harap bisa lepas dari cengkraman gue", ucap datar Devon Namum dengan tatapan tajam penuh intimidasi yang membuat ketiga gadis itu bergetar ketakutan.
setelahnya Devon segera menggendong tubuh key ke UKS sontak saja pemandangan itu membuat Suasana menjadi heboh seketika, pekikan demi pekikan terdengar dari para siswi yang melihat adegan itu, bahkan kedua sahabat Devon, Leo dan putra melongo melihat kejadian langka didepannya.
"itu beneran Devon kan le?", tanya putra dengan wajah cengo,
"entahlah, tapi kalau bukan Devon kenapa wajahNya sama persis, tapi kalau Devon kok tingkahnya aneh", ucap Leo tak kalah melantur.
Keduanya pun bergegas mengikuti Devon ke UKS dimana Disti sudah lebih dulu disana karena tadi mengikuti Devon menggendong Disti.
sebenarnya Disti juga shock melihat Devon yang tiba tiba saja menggendong Key, tapi rasa khawatirnya pada key lebih besar hingga ia hanya mengikuti langkah lebar Devon.
sampai di UKS Devon membaringkan tubuh key diatas ranjang UKS dengan hati hati, kening key terlihat memar dan benjol akibat benturan tadi, mungkin efek tubuh key juga yang agak kurang fit jadi dia terlihat lemas.
Key memejamkan matanya merasakan kepalanya yang pusing dan juga nyeri di keningnya, bibirnya terlihat agak pucat, membuat Devon dan Disti jadi hawatir.
"key loe gak pingsan kan key?", tanya Disti sambil menggoyang goyangkan tubuh key,
Mata key pun terbuka, melihat kearah Disti seketika matanya melebar setelah tatapannya bertemu dengan tatapan Devon.
"makasih", ucap key pada devon,
"sorry", ucap Devon, setelahnya dia menuju lemari yang berisi obat obatan, dia mengambil handuk kecil dan setelahnya dia membuka kulkas mengambil sedikit es batu untuk mengompres kening key.
"tuh cewek emang harus di rukyah biar setan ganjen didalam tubuhnya keluar, sumpah pengen gue bejek bejek muka songongnya itu key", ucap Disti berapi api,
"bener tuh sini gue bantuin buat ngebejek bejek tuh cewek", sahut putra yang tau tau sudah ada didalam UKS, hal itupun membuat Disti terlonjak kaget.
"eeeee sejak kapan kalian disini?", tanya Disti,
"baru aja masuk", ucap putra dengan senyum lebar menampilkan gigi putihnya.
saat Devon hendak mengompres kening Key, Keynara merasa canggung.
"emm von biar gue sendiri aja", ucap key,
Devon pun mengerti kalau key merasa canggung padanya, dia pun menyerahkan kompres itu padanya, saat key menerima handuk kecil itu atensi Devon tertuju pada plester kecil di lengan key yang terdapat plester kecil khas donor darah, seketika Devin teringat kejadian yang menimpa sepupunya yang ditolong dan mendapat donor darah dari gadis misterius.
"loe abis donor darah key?", tanya Devon to the point,
key pun melihat kearah lengannya,
"oh, iya", jawabnya singkat, karena masih begitu canggung,
"kalian kekelas aja, biar gue yang jagain key, kayaknya key juga canggung sama kalian", ucap Disti yang dari tadi memperhatikan Key.
"oke, titip, kalau ada apa apa langsung panggil gue", ucap Devon, yang diangguki Disti.
Devon pun pergi meninggalkan UKS diikuti kedua sahabatnya.
"papay Disti key", ucap putra dan Leo berbarengan sambil melambaikan tangan yang membuat Disti dan Key kaget.
"eh buset kalian ya ternyata oh ternyata", ucap Disti geleng geleng kepala.
Leo dan putra sudah berlari menyusul Devon yang sudah berjalan lebih dulu.
"bener kan kata gue, tuh si kulkas beneran suka sama key", kata putra,
"ho'oh kelihatan banget", sahut Leo manggut manggut
"sat set wat wet brother, sekalinya bertindak langsung membuat spot jantung", kata putra.
sampai dikelas pikiran Devon masih tertuju pada penuturan key yang mengatakan abis donor darah, apa key yang sudah menolong Alezio sepupunya, karena ciri ciri key sangat mirip dengan yang dia lihat di CCTV rumah sakit, meskipun wajahnya tertutup rambut panjangnya, tapi dari bentuk wajahnya sangat mirip dengan wajah Keynara.
Ah sepertinya dia harus mencari tahu semua ini, setelah pulang sekolah dia akan segera kerumah sakit untuk menanyakan detailnya pada Noah dan Alezio.