NovelToon NovelToon
Desa Terkutuk. Buku Kedua (Detektif Astral)

Desa Terkutuk. Buku Kedua (Detektif Astral)

Status: sedang berlangsung
Genre:Rumahhantu / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Roh Supernatural
Popularitas:10.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ady Irawan

Pembaca baru, mending langsung baca bab 2 ya. Walaupun ini buku kedua, saya mencoba membuat tidak membingungkan para pembaca baru. thanks.

Prolog...

Malam itu, tanpa aku sadari, ada seseorang yang mengikuti ku dari belakang.

Lalu, di suatu jalan yang gelap, dan tersembunyi dari hiruk-pikuk keramaian kota. Orang yang mengikuti ku tiba-tiba saja menghujamkan pisau tepat di kepalaku.

Dan, matilah aku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Ba'an, Kampung Legend

Kok bisa sama? Apa hanya kebetulan saja? Tapi, kebetulan nya kok....

   Kata kata Bripda Cikita terngiang ngiang di dalam kepalaku. Seolah itu adalah mantra sihir yang membuat korbannya pusing tujuh keliling. Seperti yang saat ini aku alami karena, kenapa sih harus di ungkit ungkit lagi kasus yang terjadi puluhan tahun yang lalu itu? Kenapa mesti di Kulik sih?

   Saat aku melihat jam di wallpaper handphone Nokimen N93i ku, pukul menunjukkan jam setengah lima sore. Masih terlalu siang untuk berdiam diri di rumah. Terlalu sore untuk ngelayap. Jadi, aku harus bagaimana?

   Bripda Cikita langsung pamit pulang setelah di telepon oleh ayahnya. Dan Lenny Anggraini ternyata hanya mampir saja, dia harus jualan. Angga bilang mau pergi beli handphone baru, tapi tak kunjung SMS atau telpon juga. Dika? Aku yakin dia sedang membantu Lenny dan Pak Dirman, atau yang biasa di panggil Pak De. Sedangkan Udin? Dia masih ngilang entah kemana.

   Explore lagi? Sudah bosan, karena tidak kunjung dapat petunjuk baru. Lalu? Gua mesti ngapain coba?

    Tong...

    Oi?

    Ga Explore ke Ba'an Tah? Sudah lama Elu ga maen kesana kan?

    Ah, benar juga. Siapa bisa dapat penampakan bogel ataupun Pak Bejo. Buat di upload ke internet. Wkwkwkw.

Nex

   Karena usulan dari sang penulis. Aku berjalan menuju kampung Ba'an yang sudah terbengkalai. Terakhir kali aku kesana, itu saat kasusnya Cang e. Di bab bab terakhir buku pertama. Masih ingatkan kan? Itu, yang berjudul Darah haid pertama. Masih ingatkan? Atau ga tau sama sekali? Waduh, lanjutkan saja ga papa.

   Rumah bekas pembantaian dukun santet itu masih berdiri kokoh, sedangkan rumah rumah warga dan bekas gudang penyimpanan hasil panen milik Pak Rawi, sudah reyot sana sini dan hampir rubuh. Karena rumahnya Bogel dan Pak Bejo itu satu satunya rumah yang di bangun menggunakan batu bata.

   Lapangan yang dulu di jadikan menjemur hasil panen, kini sudah penuh ilalang dan banyak genangan air yang penuh jentik nyamuk di sekitar sana.

   Lalu....

   Jejak kaki?

    Masih baru gaess! Datangnya dari arah barat, dimana gerbang desa atau kampung Ba'an itu berada. Jejaknya bukan milik satu orang saja, Tapi ada tiga!!

   Siapa pula yang berani maen ke kampung mati ini? Setahuku, warga desa Mulyorejo tidak ada satupun yang berani menginjak kaki di kampung Ba'an ini. Yah, selain aku sih, hehehe. Tapi, ini membuatku bertanya tanya, siapa dan ada urusan apa mereka ke kampung Ba'an ini.

Nex

   Aku berjalan melewati pepohonan yang rindang, sambil berusaha untuk tidak terlihat dari segala arah, karena aku yakin, orang orang itu masih berada di Ba'an.

  Memang, sesekali aku kehilangan jejak kaki itu, tapi hanya satu tempat saja yang bisa di tuju di kampung Ba'an ini. Yaitu, rumah dukun santet.

   Aku sekarang sudah berada di bekas gudang penyimpanan hasil panen, bangunan itu benar benar besar. Dan banyak kamar di dalamnya, tapi atap dan beberapa tiangnya sudah rubuh, tinggal menunggu waktu bangunan itu pasti akan rata dengan tanah.

   Rumah dukun santet sudah di depan mata. Dan, benar saja, ada jejak kaki di sana. Dan, jejak aktifitas!!

   Lalu, di tanah di depan pintu belakang rumah itu, ada bekas galian. Dan tepatnya di bekas makam keramat. Makam sang dukun santet itu, makamnya Bogel dan Pak Bejo!

   "Hahaha!!" suara tawa begitu keras terdengar dari dalam rumah itu. Dan di susul suara obrolan beberapa orang.

   Siapa?

Nex

   "Ting tung Ting tung" tiba tiba handphone ku berdering ketika fokus merekam rumahnya si dukun santet itu.

   "Anjing! Kenapa di saat seperti ini sih!" geram ku.

   "Hei!!! Ada seseorang di luar!!" teriakkan seseorang dari dalam rumah itu terdengar menggelegar, dan membuatku langsung tancap gas pergi dari Ba'an tanpa pikir panjang lagi.

   Aku juga cukup beruntung karena hafal terabasan dari Ba'an menuju SDN 30 dimana aku dulu menuntut ilmu waktu SD. Dan suara pengejar ku berlari ke arah gerbang masuk kampung Ba'an.

   Fiuh!! Bahaya sekali. Siapa ya orang kurang kerjaan yang tinggal di Ba'an? Aku benar benar ingin tahu siapa dia. Dan, aku terlalu takut untuk mengexplor tempat itu sendirian. Kenapa? Ayolah tadi terdengar lebih dari tiga suara orang yang sedang berbincang bincang di sana. Lha aku sendirian. Ini sangat berbeda dengan saat aku mengexplor rumahnya Pak Jatmiko. Beda gaes. Sangat beda.

Nex

   "Halo?" aku mengangkat telpon yang kembali melakukan panggilan ke handphone ku.

   "Eh, slampret, kenapa Elu ga langsung angkat sih teleponnya!" teriak seseorang di seberang sana. "Ini Gua, Angga."

   "Oh, halo Ngga. Sori sori. Tadi ada sedikit problem."

   "Sora sori Sora sori. Sosoren Taek e Meri a?" protes Angga. "Elu dimana sekarang? Gua di depan rumahmu tau."

   "Oh, aku lagi di Tebo. Ambil buku di rumahku yang lama."

   "Ok ok. Kalo pulang, langsung mampir ke rumah Gua ya. Mau gua tunjukkin Handphone baru Gua."

   "Cie cie cieee... Yang punya handphone baru."

    "Berisik Lo, pokoknya jangan lupa mampir."

    "Ok, siap."

   Yah, karena kepala tanggung. Aku mampir betulan ke rumah Belanda yang ada di Tebo Selatan. Mencari buku yang ingin bisa sekali aku baca. Buku hariannya Mark Jansen. Juga itung itung melepas rindu kepada keluarga ku yang sudah tiada semuanya.

Nex.

   Rumah Belanda. Aku sempat tinggal di sini selama beberapa saat. Seharusnya, kerabat ku menyuruhku untuk tinggal di sini. Tapi, karena rumah ini terlalu besar buat aku seorang diri, ya aku menolak usulan mereka. Sehingga, mereka dengan terpaksa membuatkan aku rumah baru di depan rumahnya Udin.

   Kamarku dulu ada di lantai dua dan di ujung lorong. Ada jejeran jendela berukuran besar menghadap ke arah barat, dan tentu saja menghadap ke arah Ba'an.

  Hei. Misalnya aku merekam aktivitas mereka dari sini, aku rasa bisa deh. Yah walaupun mungkin tidak terlalu jelas. Tapi, setidaknya aku bisa mengira Ira siapa saja mereka.

Nex

   Ternyata, aku salah ingat. Buku yang aku maksud itu tidak ada di rumah Belanda ini. Tapi, berada di rumah yang ada di bawah lembah. Lembah itu dulunya sempat tergenang banjir selama beberapa tahun, aku tidak tahu pastinya, tapi, setelah di culik oleh kuntilanak dan berada di alam gaib lebih dari lima puluh tahun, banjir yang menggenang i lembah itu sudah surut.

   Dan, benar saja. Buku itu ada di sana. Bersebelahan dengan sebuah buku lain, yang sama tuanya dengan buku harian Mark Jansen. Buku itu di bernama "Kitab Iblis." Lebay banget ya penulisnya. Ckckckcck...

   Tunggu, sepertinya ada sesuatu yang terlewat. Apa ya? Ah, sudahlah, nanti pasti ingat sendiri. Sekarang sudah mulai gelap, sudah hampir isya. Aku harus pulang dan mandi, bau ku sangat luar biasa, terlebih setelah berlari dari kejaran seseorang di Ba'an tadi.

Nex

   Lenny marah marah saat aku tidak mampir ke Warungnya. Bodo amat, mana mungkin aku kesana dalam kondisi bau badan ku yang sangat sangat.... Dah lah. Lanjut.

   "Ngga. Aku di depan rumahmu. Keluar bentar, bawa handycam nya juga. Jangan lupa, Handphone mu bawa juga. Aku mau lihat." aku SMS ke Angga, dan menunggu sekitar lima menit saat dia keluar dengan wajah sumringah.

   "Hehehe.. Nyoh, lihat. HP gua. Ga kalah sama elu!! Nokimen C8 00 touch screen!!!" dia memamerkan handphone nya sambil merenges merenges kayak bocil lagi pamer gimbot nya.

   Aku sangat kesulitan saat mengoperasikan Handphone touch screen itu. Sehingga Angga semakin merenges lebar. Dan mengejekku habis habisan. Setelah puas, aku meminjam handycam Ynos nya. Dan pamit pulang.

   Sip, perlengkapan sudah lengkap. Saatnya menyiapkan rencana besar. Besok, akan aku bongkar siapa orang bodoh yang tinggal di Ba'an itu. Ba'an si kampung legend, kampung mati yang terkutuk. Dimana tragedi berdarah pertama kali terjadi di Mulyorejo ini.

1
Ruri
dasar si udin/Speechless/
Green Force
ini maksute opo cak?
Ady Irawan: wkwkwk. wes tak bener no kang...
total 1 replies
Green Force
Mbot. coba gae cerita seng serius sitik mbot.
Ady Irawan: lha iku kan wes serius cak...
total 1 replies
Vivi Olivia
kok ada cerita yang terlewat cukup jauh bang?
Ady Irawan: ehh. lhoo? benar tak cek e
total 1 replies
Vivi Olivia
Nex!! Macam Nessy judge aja.
Emma Shania
Gaya penulisannya beda. ga pernah serius, dan selalu di selipkan humor. untuk buku ke dua, horornya di tambahin lagi dong.
Ady Irawan: hehee. siap siap.. 😁😁
total 1 replies
Neo Kun
Dasar Pak buang!! buangsaaaatt!!/Curse/
Ady Irawan: 😭😭😭😭 kabur ah.
total 1 replies
Ruri
cover bukunya ganti. itu Riyono? ganteng bet.
Ruri: lho d ganti beneran /Sob/
Ady Irawan: Wkwkwk. Iya, itu gambarane Riyono Harianto. 😂😂😂 terlalu ganteng a? tak nerf yak? 😂😂
total 2 replies
Ruri
lhoo. lhoooo. lhoooooo... /Scream//Scream//Scream//Scream//Scream//Scream//Panic//Panic//Panic/
Ruri
kalo belum selesai, namanya bukan case close dong /Smug/
Ady Irawan: wkwkwkw. iya ya.. 😂😂😂
total 1 replies
Neo Kun
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Neo Kun
riyono sok detektif banget
Ady Irawan: 😭😭😭😭 jangan di ketawain, nanti Riyono nya ngambek lho. 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
Neo Kun
horor nya kurang, ga kaya di buku pertama nya.
Ady Irawan: hehehee.. masih belum kak... tunggu ya... 😁😁
total 1 replies
Ruri
nokimen. 😭😭😭😭
Ady Irawan: wkwkw.. Nokia mbak ... 😂😂😂
total 1 replies
Andy Hartono
menarik.
Neo Kun
ini temanya tahun berapa sih?
Neo Kun
jiyaaah Naya nya nikah sama kakek kakek. /Facepalm/
Neo Kun
ini Naya yang ada di novel sebelumnya kah?/Grievance/
Ady Irawan: Bukan lah. wkwkwkw
total 1 replies
Neo Kun
/Toasted/
Neo Kun
ayu yang ini jangan sampe mati seperti ayu sebelumnya ya? dia masih kecil, kasihan /Sob//Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!