"Bagaimana cara mendapatkan mu?"
Yigon yang didesak ayahnya untuk segera menikah pun merasa kebingungan. Tak lama kemudian, dia jatuh cinta dengan seorang gadis SMA yang baru pertama kali di temuinya. Berawal dari rasa penasaran, lama-lama berubah menjadi sebuah obsesi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Babak Penentuan
Permainan dimulai...
"Kedua pemain telah siap? Saya akan memandu permainan agar tetap berjalan secara kondusif. Saya telah mempersiapkan dadu, silakan lempar dadu secara bergantian, yang mendapatkan angka 6 pertama yang akan menulis duluan, sedangkan yang tidak mendapatkan angka 6 akan menebak," jelas wanita yang merupakan petugas Kasino yang bertugas mengawasi Hiden dan Yigon.
Yigon dan Hiden pun bergantian melemparkan dadu, hingga akhirnya Hiden mendapatkan angka 6 pertama nya. Kini Hiden lah yang pertama menjadi pihak penulis, sedangkan Yigon sebagai pihak yang bertugas menebak apa yang Hiden tulis.
Hiden terlihat berfikir, angka apa yang kira-kira sulit Yigon tebak. Karena angka masih baru, jadi peluang Yigon mendapatkan jawaban benar adalah 1/9. Semakin berkurang angkanya, semakin besar peluang yang akan didapatkan.
Saat itu Hiden sudah selesai menuliskan sebuah angka di kertasnya, Yigon yang mendapatkan peran untuk menebak pun dengan santai menyebutkan angka satu.
Fairy terkejut saat Yigon menebak dengan santai angka yang kakaknya tulis. Hiden juga terkejut dengan jawaban Yigon.
"Jadi, apa yang Tuan Yigon tebak adalah... SALAH! Tuan Hiden menulis angka 2, jadi poin tuan Yigon masih nol. Sekarang giliran Tuan Hiden yang akan menebak," jelas dealer yang bertugas menjelaskan poin permainan.
Dengan cepat Yigon menulis dan mempersilahkan Hiden untuk menebak. Hiden berfikir keras, dia mencoba peruntungan dengan menebak angka 3.
"Tebakan tuan Hiden adalah SALAH! Tuan Yigon menulis angka 1," jelas dealer yang kembali memberikan pulpennya ke Hiden.
Kini kesempatan Yigon dan Hiden berkurang 1. Tinggal 7 kali tebakan lagi, bagaimana cara memenangkan permainan? Itu semua berpusat pada keberuntungan, tapi permainan itu bisa dimenangkan jika salah satu dari mereka ada yang melakukan kecurangan.
Sudah saatnya Yigon untuk menebak apa yang Hiden tulis. Yigon menebak angka 6, dan dengan tenang ia tersenyum melihat Hiden dan Fairy kebingungan, bagaimana bisa Yigon menebak begitu cepat tanpa memikirkan nya terlebih dahulu?
"Tebakan Tuan Yigon adalah SALAH! Tuan Hiden menulis angka 5! Silakan ganti!" kata dealer.
Sekarang giliran Hiden yang menebaknya. Sangat lama Hiden berfikir, karena kini ia akan menyisakan 6 kali kesempatan untuk menebak.
Hiden pun menebak angka 6, dia mengikuti apa yang Yigon tebak sebelum nya, karena di putaran permainan awal, Yigon menebak angka 1 dan dia juga menulis angka 1.
"Jawaban Tuan Hiden, BENAR! Anda berhasil menebak dengan tepat! Tuan Yigon menulis angka 6! Silakan ditukar!" mendengar kata dealer barusan, Hiden bersorak kegirangan karena tebakannya benar.
Dengan menggunakan metode yang sama, Hiden berhasil menebak 2 angka lagi. Jadi poin yang Hiden dapatkan saat itu adalah 3, kini masing-masing kesempatan masih tersisa 4 kali lagi.
Hiden sudah merasa optimis akan memenangkan permainan ini. Karena sejak tadi Yigon tidak mendapatkan satu poin pun, tebakannya selalu salah. Entah di sengaja atau tidak, tapi itu adalah keberuntungan beruntun untuk Hiden.
Fairy dan dealer yang memandu permainan pun merasa iba dan gelisah melihat Yigon yang sudah kalah 3 poin dari Hiden. Tapi siapa sangka, jika itu hanyalah awalannya saja.
Yigon sengaja membuat Hiden merasa menang, tapi kali ini Yigon tidak akan membiarkan Hiden memenangkan permainan dan mengambil Fairy darinya.
"Jawaban Tuan Yigon benar!"
"Jawaban Tuan Hiden salah!"
Begitu Yigon menjawab benar tiga kali berturut-turut. Hiden merasa kelabakan, poin mereka sekarang adalah 3:3. Tinggal 1 kesempatan lagi untuk menentukan siapa pemenangnya.
"Baiklah sekarang tinggal 1 kesempatan lagi, angka yang telah di tulis tidak boleh ditulis kembali. Jadi tinggal tersisa 2 angka yang bisa tuan Yigon pilih, antara angka 1 dan angka 9. Apakah tuan Hiden sudah selesai menulis? Silakan Tuan Yigon menentukan tebakannya!"
Yigon tersenyum, dia mengangkat jari telunjuknya.
"Angka satu, aku menebak angka satu," kata Yigon dengan senyuman penuh ia menebak dengan percaya diri.
Seketika tubuh Hiden menjadi gemetar hebat, keringat dingin bercucuran di jidat nya. Begitu juga dengan Fairy, ketegangan mulai terasa di dalam ruangan tersebut.
"Jawaban Tuan Yigon adalah BENAR! Kini kesempatan Tuan Hiden tinggal 1 kali lagi, poin sudah menunjukkan keunggulan Tuan Yigon untuk sementara. Jika kali ini Tuan Hiden berhasil menjawab benar, maka hasil permainan adalah seri, anda bisa menentukan apakah akan mengulang permainan atau mengubah metode permainan dengan peraturan baru. Silakan ditukar!" jelas dealer yang benar-benar membuat Hiden semakin tegang dan gemetar.
Dengan tetap berekspresi tenang, Yigon menulis angka 9.
"Sudah!" kata Yigon memberikan kertas itu kepada dealer.
Fairy yang melihat angka yang Yigon tulis, sangat ingin kakaknya menjawab dengan benar. Karena dengan begitu, hasil mereka adalah seri, tidak ada yang unggul dan tidak ada yang lemah diantara mereka berdua.
"Ini adalah kesempatan terakhir Tuan Hiden, tolong dipikirkan baik-baik. Angka yang tersisa dari Tuan Yigon yaitu angka 7 dan 9, silakan tentukan tebakan anda!"
Cukup lama Hiden berfikir, akhirnya ia menetapkan jawaban di angka 7, karena menurutnya, tidak mungkin Yigon yang di awal menulis angka satu kini terakhir menulis angka 9.
Tapi apa yang Hiden pikirkan itu salah.
"Jawaban anda SALAH Tuan Hiden, Tuan Yigon menulis angka 9. Permainan selesai! Skor tertinggi didapatkan oleh Tuan Yigon!" dealer bersorak memberikan selamat kepada Yigon sebagai pemenangnya.
Hiden gemetar, tapi ia tidak bisa marah disana. Karena berdasarkan kesepakatan nya, hasil tetaplah hasil, Yigon telah memenangkan Fairy.
Dengan perasaan yang teracak-acak, Hiden pergi meninggalkan tempat itu. Fairy yang melihat kakaknya pergi pun berencana menyusulnya, tapi dihentikan oleh Yigon.
"Mau kemana?" tanya Yigon sembari memeluk tubuh Fairy yang kecil.
Disaat-saat seperti itu, Yigon malah terlihat seperti om-om mesum yang suka dengan gadis-gadis muda yang cantik. Tapi tidak bisa dipungkiri, jika Yigon adalah pemenangnya.
"Hiden!" teriak Fairy memanggil kakaknya yang keluar.
Hiden tidak menoleh sedikitpun, dia benar-benar meninggalkan Fairy berdua dengan Yigon. Dia sudah mengikhlaskan adiknya itu bersama dengan Yigon.
Itu semua bukan karena sebatas permainan, tapi janji sebagai seorang laki-laki yang tidak bisa diingkari. Karena Yigon telah memenangkan permainan, jadi Hiden sudah kalah taruhan. Dia harus merelakannya, jika dari awal dia tidak ingin kehilangan Fairy, dia hanya perlu menyetujui hubungan Yigon dan Fairy.
"Apa paman senang?" tanya Fairy tiba-tiba menangis.
"A-apa maksudnya?" tanya Yigon kebingungan.
"Paman sudah membuat kakakku pergi meninggalkan Riri bersamamu disini, paman juga sudah mendapatkan Riri, sekarang apa paman senang akan semua ini?"
"Tentu saja aku senang, mari kita menikah!" kata Yigon.
"A-apa sih??"