Scandal

Maxim masih terngiang-ngiang dengan kata-kata Dexter yang mengatakan bahwa kematian Jessica tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya.

Benarkah seperti itu? jika memang kematian Jessica tidak ada sambut banget dengan dirinya, untuk apa dia merasa bersalah dan tenggelam dengan rasa bersalah tersebut. Tapi dia belum bisa menghilangkan rasa traumanya.

Tidak, Max belum bisa memikirkan semua ini. Sungguh, lebih baik dia berperang dan menghabisi nyawa orang lain daripada harus mengingat masa lalu tentang Jessica.

"Ahk..." Maxim berteriak untuk meluapkan amarahnya saat ini.

Sungguh, rasanya dia ingin menjerit sampai benar-benar lepas rasa bersalahnya. Apalagi saat Jessica meninggal di dalam pangkuannya.

"Kenapa, kenapa, kenapa!!!" teriakan itu semakin menggelegar karena dia benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih lagi saat ini.

Apalagi Dexter juga mengakui bahwa Anna memiliki kemiripan dengan Jessica. Itu dia akui, dan bukan hanya dia saja yang mengakuinya. Tapi Dexter juga mengakui tentang hal itu. Lalu apa yang harus dilakukanya saat ini?

Anna sudah membencinya, dan Max yakin bahwa wanita itu tidak mau melihatnya lagi.

"Kenapa aku kembali merasakan sakit setelah sekian lama Tuhan? baru kemarin kau mengambil anakku, dan kini kau kembali memberikanku rasa sakit. Sebenarnya apa yang kau inginkan dari ku Tuhan? katakan!" lirihnya dengan perasaannya yang hancur.

Lagi pula apa susahnya mengakui tetap perasaannya pada Anna? kenapa rasanya sulit sekali hanya untuk mengatakan rasa sayang saja.

Entahlah, Maxim benar-benar merasa frustrasi saat ini. Dia tidak tahu dengan apa yang diinginkan hatinya saat ini. Intinya dia Anna dimiliki orang lain.

"Tidak! aku tidak akan membiarkan siapapun memilikinya. Dia hanya milikku dan aku saja boleh memilikinya. Tidak akan kubiarkan siapapun berani mendekatinya!" ucap Maxim dengan penuh ancaman.

Dia sungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan saat ini. Bahwa dia tidak akan membiarkan siapapun berani mendekati wanitanya. Anna hanya miliknya dan itu artinya hanya dia saja yang bisa mendapatkannya dan dia juga tidak akan membiarkan siapapun berani mendekati wanita itu, termasuk Dexter sekali pun.

Karena tidak tahu harus melakukan apalagi saat, Max memilih keluar dari dalam kamarnya dan pergi begitu saja. Entah ke mana tujuannya saat ini, yang jelas tiba-tiba saja dia sampai di depan rumah Anna setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam dari rumahnya.

Kini dia berada di depan rumah wanita itu, dan apa yang dia lakukan? Maxim hanya berdiam diri di dalam mobilnya lalu menatap ke arah jendela, yang dia yakini bahwa itu adalah kamar Anna.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.45. Tapi wanita itu belum juga tidur karena dia masih melihat lampu kamarnya yang menyala.

Setelah lampu kamar itu mati, Maxim keluar dari dalam mobilnya dan menuju kamar milik Anna.

Tidak sulit baginya untuk memanjat ke kamarnya, karena itu ternyata kan udah baginya. Maxim bisa langsung memanjat ke kamar Anna dan masuk ke dalamnya.

Saat dia sampai di dalam kamar wanita itu, Maxim melihat Anna yang sudah tertidur dari atas tempat tidurnya. Dengan langkah lembut Maxim berjalan ke arah tempat dan memulai wajah cantik wanita yang sedang tertidur.

Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia membelai pipi lembut itu. Benar-benar lembut hingga membuatnya tidak sadarkan diri. Inikah yang dia rasakan? apa seperti inikah yang dinamakan cinta. Jika memang iya izinkan dia merasakannya.

Maxim juga ingin merasakan apa yang dirasakan orang-orang di luar sana. Bisa mencintai dan menyayangi dengan begitu mudahnya tanpa merasa ketakutan.

"Bagaimana cara aku menjelaskan pada dirimu, bawa aku mencintaimu. Tapi aku takut, jika orang-orang mengetahui tentang apa yang terjadi pada kita berdua mereka akan menyerang. Cukup kalau aku melihat wanita yang aku cintai terluka. Bukan hanya itu saja, aku tidak ingin mengorbankan siapapun lagi di sini. Sungguh, sudah cukup bagiku melihat orang yang aku cintai terluka karena diriku. Tapi aku tidak bisa melepaskan mu begitu saja, Anna. Aku tidak bisa, Anna," ucapnya dengan suara yang begitu pelan.

Dia berharap bahwa apa yang dikatakan yang tidak didengar oleh Anna. Maxim hanya ingin wanita ini merasa nyaman menjalani hari-harinya jauh sebelum dia bertemu dengannya.

Tapi kembali lagi bahwa dia tidak bisa membiarkan perasaannya begitu saja. Jujur, ada hasrat dalam dirinya untuk memiliki Anna. Tapi Maxim takut jika orang lain mengetahui tentang, Anna. Maka nyawa wanita itu yang akan menjadi taruhannya nanti.

Di tatapnya lama-lamat wajah cantik, Anna. Lalu di kecupnya kening wanita itu dengan penuh kasih sayang. Bahkan tidak hanya sampai di situ saja, Maxim juga naik ke atas tempat tidur Anna dan tidur bersama dengan wanita itu. Dia juga memeluknya dan tidur bersama.

***

Pagi harinya, Anna terbangun dari tidurnya dan Dia merasa bahwa ada yang memeluknya sejak tadi malam. Bahkan dia seperti bermimpi dan mimpi itu terasa nyata.

"Tidak! mana mungkin dia datang kemari dan memelukku. Itu tidak mungkin," ucap Anna karena dia yakin bahwa Maxim tidak mungkin datang ke kamarnya.

Apalagi memeluknya. Itu benar-benar tidak mungkin. Apalagi hubungan mereka yang memburuk, gimana mungkin laki-laki itu datang kemari hanya untuk memeluknya saja.

"Astaga, Anna. Apa yang kau pikirkan? oh terus saja memikirkan laki-laki yang tidak pernah memikirkan mu sama sekali. Jangankan memikirkan tentang dirimu, mungkin melihatmu saja dia tidak mau lagi. Jadi berhenti memikirkan tentang dirinya. Kau harus memulai kehidupan yang baru, tanpa harus mengingat apa yang telah terjadi dan apa yang pernah kalian lewati bersama," ucapnya lagi.

Tanpa diketahui olehnya, Maxim masih berada di depan kamar Anna. Bahkan Maxim juga mendengar apa yang wanita itu katakan.

"Kau benar Anna, kau harus memulai kehidupan yang baru. Aku memastikan bahwa hidupmu akan baik-baik saja setelah ini. Aku juga yang akan memastikan kebahagiaan untukmu. Tidak akan ku biarkan satu orang pun berani menyakitimu. Aku bersumpah untuk itu!" gumam Maxim.

Dia berjanji bahwa dia tidak akan membiarkan wanita itu kesulitan di luar sana. Maxim akan memastikan bahwa kehidupan Anna akan baik-baik saja.

Setelah memastikan bahwa Anna baik-baik saja, Maxim baru meninggalkan rumah wanita itu. Dia berangkat dari lantai 2, dan langsung masuk ke dalam mobilnya.

Sayangnya saat dia melompat, Maxim mendarat dengan tidak sempurna. Dia memijak pot bunga di sana hingga menyebabkan suara kegaduhan di sana.

Mendengar seperti ada yang terjatuh membuat Anna langsung keluar dari kamar mandi dan melihat apa yang terjadi sebenarnya di sana.

"Potnya pecah? siapa yang memecahkannya?" gumam Anna ketika melihat pot bunga miliknya pecah dan isinya sudah berserakan.

Dia penasaran sebenarnya apa yang terjadi di sini. "Apa jangan-jangan ada pencuri?" gumamnya lagi memikirkan apa yang terjadi.

Bersambung...