NovelToon NovelToon
Godaan Suami Tetangga

Godaan Suami Tetangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Tukar Pasangan
Popularitas:68.5k
Nilai: 5
Nama Author: rishalin

Arumi Khoerunisa, seorang wanita yatim piatu yang peristri oleh seorang pria yang selalu saja menghina dirinya saat dia melakukan kesalahan sedikit saja.
Tapi kehidupan seketika berubah setelah kehadiran tetangga baru yang rumahnya tepat disampingnya.

Seperti apakah perubahan kehidupan baru Arumi setelah bertemu tetangga baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Mas Ibrahim mau apa?" tanya Arumi menanggapi sikap Ibrahim.

"Ini masih pagi, Mas masih punya waktu sebelum berangkat kerja, Sayang." bisik Ibrahim tepat di telinga Arumi.

"Maksud Mas apa?" Arumi pura-pura tak mengerti dengan maksud Ibrahim.

Ibrahim tak menanggapi ucapan Arumi , ia tiba-tiba mengangkat tubuh Arumi lalu membawa Arumi masuk ke dalam kamar.

"Mas Ibrahim nakal ih!" ucap Arumi seraya tertawa kecil.

Melihat tawa Arumi Ibrahim juga ikut tertawa yang kemudian disusul, dengan ciuman mesra yang dilakukan oleh Ibrahim.

Selang beberapa saat kemudian, Ibrahim menjatuhkan tubuh Arumi ke atas ranjang. Dan setelah itu, Ibrahim segera ikut naik ke atas ranjang.

Pria itu mengungkung tubuh Arumi dan kembali menghujani Arumi dengan ciuman mesra sambil kedua tangannya sibuk menjelajahi setiap inci bagian tubuh Arumi.

Meremas pelan kedua gunung kembar di dadanya yang membuat Arumi mendesah nikmat. Sesekali Ibrahim memutar ujungnya dan sesekali mencubit pelan karena gemas.

Tapi nampaknya, Ibrahim tak puas hanya dengan seperti itu saja. Beberapa saat kemudian tangannya masuk ke balik kaos tipis yang Arumi pakai.

Terus menjelajah masuk sampai ke bagian bawah punggung Arumi.

Creekkk!!

Terdengar suara kaitan bra Arumi di lepas oleh Ibrahim. Setelah terlepas, tangannya kembali masuk dan meraba bagian dada Arumi, tapi kali ini tanpa terhalang apapun lagi.

"Aahhh ....!" Arumi mendesah pelan karena ulah Ibrahim.

Desahan yang bisa diartikan kalau Arumi juga sangat berhasrat untuk melakukan pergulatan mereka di pagi hari ini.

Jadi Ibrahim semakin melancarkan aksinya. Seperti biasa, ciumannya mendarat ke bagian-bagian sensitif Arumi yang lain.

Mendarat di kedua gunung kembar di dadanya yang sebelumnya hanya Ibrahim raba dengan telapak tangannya yang kokoh.

Ibrahim mengangkat kaos tipis Arumi ke atas, dengan bra yang kaitannya sudah terlepas.

Setelah itu, ia melumat puncak kedua gunungan itu secara bergantian.

Sesekali Ibrahim menghisapnya, dan sesekali ia menyapukan lidahnya di bagian sensitif Arumi yang bewarna pink muda kecoklatan itu.

Arumi berkali-kali melenguh dengan punggungnya yang refleks terangkat ke atas.

Kali ini Arumi benar-benar menikmati permainan Ibrahim yang sangat menggebu-gebu.

Arumi yakin, mungkin saja kali ini ia akan mendapatkan klimaks yang jarang sekali ia dapatkan saat melakukan hubungan intim dengan Ibrahim.

Na'as, suara ponsel Ibrahim yang berdering di membuyarkan segalanya.

"Ganggu aja, sih!" umpat Ibrahim seraya meraih benda ponselnya yang berada di atas nakas.

"Atasan aku! Ngapain dia menghubungi pagi-pagi buta gini?" Wajah Ibrahim seketika berubah serius.

Ibrahim bergegas, begitu juga dengan Arumi. Pria itu segera mengangkat panggilan yang katanya dari atasannya itu.

"Selamat pagi, Pak!" sapa Ibrahim mengawali percakapan.

"Rapat? Hari ini?" Ucap Ibrahim dengan ekspresi terkejut.

"Iya baik, Pak, sekarang juga saya berangkat ke kantor!"

Ibrahim segera mengakhiri panggilannya. Tapi setelah itu, tiba-tiba emosi Ibrahim meledak.

"Sial!" Ibrahim mengumpat sambil meletakkan ponselnya dengan kasar.

"Kenapa, sih, lagi enak-enak kaya gini malah disuruh rapat." gerutu Ibrahim.

"Sudahlah, Mas. Mungkin emang lagi ada hal mendesak yang harus dibahas, jadi...."

"Berisik, Arumi! Kamu tau apa soal pekerjaan aku!" umpat Ibrahim.

"Kamu seneng kan, apa yang barusan kita lakukan jadi tertunda!"

"Maksudnya?"

"Halah, gak usah sok-sokan gak ngerti kamu. Aku juga tau kalau sebenarnya kamu terpaksa, ngelayanin aku pagi ini. Sebenarnya kamu gak ada mood kan, buat bercinta sama aku!"

"Enggak, Mas! Aku gak kaya gitu."

"Gak usah bohong kamu! Aku juga, bisa lihat dari ekspresi kamu."

"Mas!" Arumi berusaha meraih tangan Ibrahim.

"Lepas!" Ibrahim dengan cepat menepis tangan Arumi.

"Udah, ah. Aku mau siap-siap berangkat kerja." Ucap Ibrahim ketus.

Ibrahim dengan langkah kasar keluar dari kamar lalu menutup pintu kamar dengan sangat kencang.

Sepertinya pria itu benar-benar emosi akibat gangguan tadi.

***

Arumi yang hendak kembali masuk ke dalam rumah, setelah mengantar kepergian Ibrahim ke kantor. Mendapat sebuah panggilan dari sebuah nomor yang tak ia kenal.

Meski merasa sedikit ragu, namun Arumi tetap menerima panggilan itu.

"Halo, Mbak Arumi!" terdengar suara pria yang sepertinya tak asing di telinga Arumi terdengar di seberang sana.

"Iya, halo. Ini siapa, ya?" tanya Arumi dengan suara yang agak terbata.

"Suara aku beda banget ya kalau di telepon?"

Arumi terdiam sejenak, ia berusaha mengingat siapa pemilik suara berat itu.

"Ini aku Erlan, Mbak." Ucap pria itu lagi.

Jantung Arumi seketika berdebar cepat setelah tahu siapa sosok di balik panggilan itu.

"Erlan?"

"Iya, Erlan."

"Kenapa kamu menghubungiku?" tanya Arumi heran.

"Aku gak boleh ya menghubungi Mbak Arumi?"

"Emmhh?" Arumi kembali berpikir karena bingung harus menjawab apa.

"Mas Ibrahim udah berangkat kerja?"

"Iya, udah." Jawab Arumi singkat.

"Mbak Arumi gak masak hari ini?"

"Masak?" Arumi kembali dibuat bingung oleh Erlan.

"Mbak Arumi gak ke dapur?"

"Ke dapur?" Dahi Arumi semakin berkerut.

"Iya ke dapur."

"Aku lagi ada di ruang tamu."

"Ke dapur, dong Mbak!" pinta Erlan.

Arumi bergegas melangkah ke dapur lau melihat Erlan dari pintu dapur sedang berdiri di depan ruangan fotonya.

Erlan dengan cepat menatap ke arah Arumi lalu melambaikan tangannya.

Sementara Arumi hanya tersenyum tipis melihat tingkah Erlan.

"Keluar dong Mbak!" Erlan kembali meminta.

Arumi melangkah ke arah teras dapur di mana ia bisa melihat Erlan dengan lebih dekat.

Erlan memutus panggilannya, dan segera melangkah menghampiri Arumi.

Menerobos semak-semak yang menjadi penghalang rumah mereka lalu berdiri tepat di hadapan Arumi.

"Hai, Mbak Arumi!" sapa Erlan seraya tersenyum seperti biasa.

"Iya hai.. " jawab Arumi yang selalu terbata.

"Kenapa Mas Erlan memanggilku ke sini?" tanya Arumi.

"Gak papa. Cuma pengen liat Mbak Arumi aja."

"Maksudnya?"

"Kangen.. hehe." Jawab Erlan enteng.

"Hah?" Jawab singkat Erlan mampu membuat Arumi membelalak sempurna.

Lagi-lagi seperti biasanya Erlan selalu di buat tertawa saat dirinya berhasil menggoda Arumi.

"Aku cuma becanda aja kok Mbak." Ucap Erlan setelah tawanya reda.

"Mbak Arumi, aku minta kesini karena aku punya sesuatu buat Mbak ."

"Sesuatu? Apa itu?" Kedua alis Arumi seketika bertaut.

"Tunggu sebentar ya!"

Erlan kembali menerobos semak-semak untuk kembali ke rumahnya.

Setelah Arumi menunggu selama beberapa menit, Erlan kembali dengan membawa sesuatu di tangannya.

"Nih." Erlan menyodorkan selembar foto pada Arumi.

Foto dirinya sendiri dengan ukuran yang cukup besar, Arumi sampai membekap mulutnya tak percaya karena Erlan sudah memotretnya secara diam-diam.

Tapi, entah kenapa hasilnya benar-benar bagus dengan angle yang pas meski foto itu di ambil tanpa di sadari olehnya.

"Kamu motret aku?" tanya Arumi dengan mata berkaca-kaca.

"Iya. Mbak Arumi gak suka ya? Maaf ya aku udah lancang." Erlan mendadak merasa tak enak saat melihat raut wajah Arumi yang kini berubah sedih.

Erlan hampir mengambil kembali foto itu dari tangan Arumi. Namun, Arumi sudah lebih dulu mencegahnya.

Arumi bahkan sampai menyembunyikan foto itu ke belakang punggungnya seolah ia takut kehilangan foto itu.

"Jangan Mas, aku suka kok!" Arumi menggenggam foto itu dengan erat di belakangnya. Bak anak kecil yang tak ingin mainannya di ambil orang lain.

Erlan lagi-lagi di buat tertawa saat melihat tingkah Arumi yang baginya terlihat menggemaskan.

"Mbak Arumi suka?" Arumi mengangguk seraya menatap foto yang di berikan Erlan.

Arumi bahkan sampai di buat tersenyum saat menatap dirinya sendiri di foto itu, benar-benar terlihat cantik.

"Cantik." gumam Erlan pelan, tapi masih terdengar jelas oleh Arumi.

"Apa?" Tanya Arumi memastikan kalau dirinya tak salah dengar.

"Mbak Arumi kalau lagi senyum, jadi kelihatan makin cantik" Jawab Erlan tanpa ragu.

Arumi sampai di buat tersipu malu oleh ucapan Erlan barusan.

Entah kenapa saat Arumi mendapat pujian dari Erlan membuat perasaan Arumi berbunga-bunga. Wajah Arumi kini bahkan terasa sangat panas.

"Mbak Arumi harus lebih sering tersenyum ya, jangan bersedih terus!"

"Bersedih?" tanya Arumi.

"Iya. Aku lebih sering lihat Mbak Arumi bersedih dari pada bahagianya."

Arumi seketika di buat terdiam. Seolah membenarkan apa yang diucapkan Erlan.

"Coba lihat wajah Mbak Arumi sekarang, sampai sembab kaya gitu. Pasti semalam habis nangis, ya?"

Arumi refleks menatap pantulan wajahnya di kaca jendela dapur. Memang terlihat sembab karena tangisannya semalam. Tangisan akibat apa yang diucapkan Bu Darmi terhadapnya.

Arumi seketika menunduk malu. Wajahnya saat ini pasti tak indah untuk di pandang.

"Simpan baik-baik ya, fotonya Mbak!" ucap Erlan mengalihkan pembicaraan.

Arumi kembali menatap foto yang di berikan Erlan. Arumi mengangguk keras seraya mengukir senyum menatap Erlan.

"Aku udah susah payah editin loh!"

"Iya kah?"

"Iyaa.. Semalam aku sampai gak tidur cuma buat ngedit foto itu. Aku mantengin wajah Mbak Arumi di layar monitor semalaman."

Arumi tertawa kecil saat mendengar ucapan Erlan.

"Makasih ya, Mas."

"Iya Mbak. Sama-sama."

"Kenapa kamu mau motret aku?" tanya Arumi seraya menatap lekat wajah Erlan.

Erlan terdiam selama beberapa saat, kini ia bingung harus menjawab apa.

"Emmhhh, pengen aja motret Mbak Arumi."

"Katanya Mas gak pernah motret orang?"

"Iya." Erlan mengangguk mantap.

"Terus, kenapa sekarang Mas Erlan mau motret aku?" tanya Arumi bingung.

"Karena Mbak Arumi sangat spesial." Jawab Erlan tanpa ragu.

Ia tak tahu kalau ucapannya bisa membuat siapa saja salah paham.

************

************

1
Machmudah
sok kebeneran arumi erlan....makan itu cinta diatas penderitaan orang lain,yg lbh berhak.
ingat karma ya arumi erlan....mempermainkan pernikahan
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
arumi hamil..?? dan tentu anak erlan.. karena ibrahin mandul
ruly
arumi erlan agak edan ndak ingat pasangan mereka bener bener buta apalagi skrg arumi hamil
Hendrik Muliadi
arumi udah jatuh cinta n udah rasakan rudal jd ibrahim gak ada apaapanya
ruly
itulah hidup yg baik jadi blangsak yg blangsak jadi baik siapapun yg jadi ibrahim mending cerai
Yunita aristya
lanjut
ruly
ya ampun tlg asli arumi parsh bgt mending ibrahim lepasin aja dia buat apa dipertahanin
ruly
aduh jgn dukung sikap arumi ya kak author
Uthie
Sebenarnya dalam setiap rumah tangga itu selalu ada Ujiannya...
dan jika saling sadar jika pernikahan termasuk dalam hal ibadah kpd Tuhannya, maka seharusnya Memiliki rasa Takut ketika melakukan hal diluar yg dilarang dalam suatu pernikahan itu sendiri....

walau bagaimanapun alasannya, alangkah baiknya jika diselesaikan dulu yg sekiranya sdh rusak...
Jika masih dalam suatu hubungan pernikahan itu sendiri, Jangan coba-coba melakukan hal yg berganjar: Dosa besar !!!!
amaze min1
jangan dilepas dulu arumi nya buat merka menderita dulu baru lepaskan
amaze min1
cinta mereka lg dihias sama setan makanya kelihatan indah nya. coba kalau udh cere dr pasangan masing2 nanti juga ujung2 nya selingkuh lg. selingkuh itu penyakit nggak mudah sembuh nya
ruly
yg salah siapa sih apakah bisa pasangan selingkuh bahagia buat ibrahim mending tinggalin istri model gini
Rohmi Yatun
dasar arumi jalang
Machmudah
gemes jg sm arumi...kyk kegatelan banget jd org....gmnpun salah itu selingkuh...apalg suami org...terserah othor lah
Hendrik Muliadi
Arumi sdh jatuh cinta sama Erlan dan lagi sdh merasakan singkong yg bikin dia puas lagian sikap Erlan betul betul menyayangi Arumi
ruly: sayang ke bini org padahal udah py bini jg apakah dosa
total 1 replies
ruly
buat apa pertahanin istri model gini ibrahim
Talnis Marsy
Arumi oh Arumi..
bodohmu itu lho ,,
Ma Em
Arumi sudah berani berterus terang sama Ibrahim bahwa dia mencintai Erlan tapi kok Ibrahim nya malah baik sama Arumi kalau dulu Ibrahim galak sama Arumi tp skrg dia sdh pasrah
ruly
ini yg gila siapa wajar ibrahim melarang kan arumi masih istri tp buat apa jg mempertahankan istri model gini kl dunia nyata ndak ada kebahagiaan yg dibangun di atas penderitaan org lain ndak mkn pasangan arumi dan erlan bahagia krn mereka pasangan selingkuh
Ma Em
Ibrahim kamu sebenarnya cinta sama Arumi tidak sih kok kadang baik kadang galak sama Arumi dari dulu suka kasar sama Arumi pantas Arumi mencari pria lain Ibrahim seperti punya selingkuhan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!