Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERANGKAP
Qin Ruyue menyadari perubahan pada raut wajah paman keduanya, dia segera bertanya. "Paman, apakah ada masalah?"
Pria itu menjawab dengan dingin, "Seseorang mengikutimu kesini, kau harus waspada."
Qin Ruyue mengangkat sudut bibirnya ke atas, "Dia mungkin orang kepercayaan pangeran ke-9 atau bisa juga mata-mata yang dikirimkan oleh pangeran ketiga."
Pria itu segera menggelengkan kepalanya, "Bukan keduanya, Yue'er. Mulai sekarang, setiap tindakan yang anda lakukan, pastikan agar tidak meninggalkan jejak sedikit pun."
Qin Ruyue mengerutkan dahi, dia tidak merasa memiliki masalah dengan siapapun, namun siapa orang yang telah berani memata-matai setiap langkahnya? Sepertinya dia harus segera menjalankan rencana pembalasan dendam, sebelum orang itu bertindak.
"Baiklah paman, aku akan segera kembali ke kediaman Adipati, aku harap beberapa orang bawahanku tidak akan membuat anda semakin kerepotan!" ucap Qin Ruyue sambil berdiri, dia diantar hingga ke halaman depan oleh pria itu.
"Yue'er, jika anda memiliki waktu luang di masa depan, jangan lupa untuk mengunjungi paman keduamu lagi!" ucap pria itu dengan sangat ramah.
Qin Ruyue menjawabnya dengan tak kalah hangat, "Tentu, tapi paman, anda harus menyiapkan ikan bakar yang lezat untuk menyambut kami."
Pria itu langsung tertawa, dia menatap tubuh keponakannya yang sudah masuk ke kereta kuda.
'Aku harap kau bisa menjadi wanita yang tangguh seperti ibumu, Yue'er! Meskipun pertemuan kita tidak terlalu sering, aku pasti akan selalu melindungi keselamatanmu demi saudara perempuanku!'
Li Mei menatap wajah Qin Ruyue yang dingin dengan sedikit keterkejutan, mereka datang dari kediaman Adipati dengan penuh semangat, namun kembali dalam situasi yang tidak terlalu menyenangkan.
"Nona, apakah ada masalah?" tanya Li Mei, matanya terus menatap Qin Ruyue dari atas hingga ke bawah.
"Li Mei, apa kau merasa ada seseorang yang mengikuti kita?" tanya Qin Ruyue, namun gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Paman kedua merasakan ada aura samar dari seseorang yang mengikutiku hingga ke rumah ini, namun aku tidak tahu dengan pasti, siapa sebenarnya orang itu?" ucap Qin Ruyue sambil memejamkan matanya.
Li Mei terlihat berpikir, "Nona, mungkinkah ada orang jahat yang berniat buruk terhadap kita?"
Qin Ruyue tidak menjawab, saat ini dia terlihat fokus memikirkan setiap kata yang diucapkan oleh paman keduanya, pada saat mereka melakukan diskusi secara pribadi. Hingga dia tidak mengetahui bahwa kereta yang ditumpanginya saat ini telah kembali ke halaman kediaman Adipati.
"Nona, kita sudah sampai!" ucap Li Mei sambil menyentuh tangan Qin Ruyue.
"Aku tahu," jawab Qin Ruyue sambil membuka matanya dengan enggan, dia segera keluar dari sana dan berjalan menuju kediamannya.
"Kakak tertua!" tiba-tiba saja terdengar suara panggilan dari belakang, Qin Ruyue menoleh, dia melihat Qin Yanran berjalan di dampingi Shu Li, pelayan setianya.
"Adik kedua!" panggil Qin Ruyue, wajahnya terlihat ramah dan penuh kasih sayang.
"Aku belum mengucapkan selamat untukmu, kau akan segera menjadi seorang permaisuri putri untuk pangeran ke-9.'' ucap Qin Yanran, tangan kanannya terus saja memainkan gelang giok hijau yang berada di pergelangan tangan kiri, seolah-olah tengah pamer.
"Terima kasih banyak adik kedua, aku juga mengucapkan selamat untukmu, karena terpilih menjadi selir pangeran ketiga." jawab Qin Ruyue, dia sama sekali tidak terkejut melihat gelang giok tersebut.
Qin Yanran tertawa pelan, "Kakak tertua, aku tahu kau pasti sangat sedih karena tidak bisa menikah dengan pangeran ketiga, aku juga tahu bahwa kau hanya mencari alasan, agar tidak merasa malu saat berada di aula perjamuan kemarin. Kakak, jika kau benar-benar ingin menikahi pangeran ketiga, aku tidak keberatan untuk berbagi denganmu."
Qin Ruyue menggelengkan kepala, "Adik kedua sepertinya benar-benar salah paham, aku sama sekali tidak tertarik pada pangeran ketiga. Sejak kecil, aku sudah menyukai pangeran kesembilan, hanya saja melihatmu diam-diam memandangi pangeran ketiga dari kejauhan, aku merasa sangat sedih, jadi memainkan sedikit trik untuk membuat pangeran ketiga melirik ke arahmu."
"Qin Ruyue! Kau berani? Bahkan jika kau tidak berpura-pura mengejar pangeran ketiga seperti orang gila, dia akan tetap tertarik padaku!" ucap Qin Yanran dengan sombong.
"Benarkah? Adik kedua, jika aku tidak salah ingat, selir Qian telah mengatakan bahwa dia ingin aku menjadi menantunya saat itu, sehingga membuatmu sangat sedih. Ingatlah! Kau hanya bisa mendapatkan apa pun yang tidak aku inginkan!" ucap Qin Ruyue sambil menyeringai, dia segera meninggalkan tempat itu di bawah tatapan mata panas seorang pemuda yang berdiri di kejauhan sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Gadis sialan itu! Apa yang dia katakan? Berani sekali dia menganggap pangeran ini sebagai benda yang tidak dia inginkan! Lihat saja, apa yang bisa aku perbuat padamu!" ucapnya sambil pergi diikuti oleh salah seorang bawahannya.
"Pergi! Campurkan bubuk ini ke dalam makanan nona tertua, aku ingin tahu apa yang akan dia lakukan nanti. Heh! Lihat saja, jika sampai saudara ke-9 tahu bahwa calon istrinya telah tidur denganku, apa yang akan dia lakukan? Qin Ruyue! Kau terlalu menganggap tinggi dirimu sendiri, di tanganku, kau hanya bisa menjadi mainan yang tidak berharga." ucap pemuda itu sambil pergi.
Bawahan di sebelahnya menganggukan kepala, dia segera menyelinap masuk ke dalam dapur kediaman Adipati untuk mencampurkan bubuk afrodisiak ke dalam sup.
Sementara Qin Ruyue memasuki kamarnya, dia duduk sambil membaca buku, tak lama kemudian seorang pelayan dapur datang untuk mengantarkan makanan.
"Salam nona tertua!" ucapnya sambil membungkuk.
Qin Ruyue menatap wajah pelayan itu sambil mengerutkan dahinya. "Ada apa?"
"Nona, budak datang untuk mengantarkan makanan anda, koki baru saja membuat resep sup baru yang sangat lezat," ucapnya.
Qin Ruyue menunjukkan senyuman iblis nya, "Benarkah? Aku merasa sangat tersanjung, kau bisa menyimpannya di meja, aku akan memakannya nanti."
"Nona, anda harus memakannya selagi panas, setelah dingin, sup akan menjadi tidak tidak enak." ucapnya sambil menunduk.
'Sepertinya seseorang sengaja mengirimkan gadis ini untuk menjebakku, sup itu pasti mengandung sesuatu, sehingga dia harus memastikan aku benar-benar memakannya.'
"Baiklah, kau bisa pergi!" ucap Qin Ruyue sambil menutup buku yang di bacanya, dia mendekat ke arah meja dan langsung mengangkat sendok.
Gadis pelayan itu mengangguk, dia segera keluar dari paviliun Qin Ruyue, namun tiba-tiba saja kepalanya terasa sangat pusing, sehingga dia terhuyung ke depan dan hampir ambruk di lantai.
Li Mei mendekat, dia bertanya pada gadis itu. "Kau baik-baik saja?"
"Kepalaku sangat pusing!" ucapnya, Li Mei segera membantu gadis itu, dia membawanya ke kamar lain dan langsung membaringkannya di atas tempat tidur.
"Istirahat saja, aku akan mencari tabib untuk memeriksamu." ucap Li Mei sambil keluar dari sana.
"Dia sudah meminum sup nya?" terdengar suara dari belakang, Li Mei mengangguk, dia menunjuk ke arah kamar pelayan tadi.
"Bagus! Pergilah!" ucap pemuda itu sambil masuk dengan tergesa-gesa, dia bahkan tidak menyadari dupa yang menyala di atas meja dan menyebarkan wangi yang memabukkan.
Brak!