Srikandi, gadis cantik yang selalu digilai oleh setiap laki laki yang mengenalnya. karena selain cantik dan berasal dari keluarga kaya, Srikandi juga baik hati.
Srikandi memiliki seorang kekasih bernama Arjun, tetapi tanpa sepengetahuan Srikandi ternyata Arjun hanya menganggap dirinya sebagai piala yang dia menangkan dari hasil taruhan saja. Arjun tidak pernah mencintai Srikandi yang dia anggap sebagai gadis manja, yang hanya bisa mengandalkan harta orang tua.
Padahal tanpa sepengetahuan Arjun, Srikandi juga memiliki sebuah bisnis tersembunyi, yang hanya ayahnya saja yang tahu.
Saat Srikandi tahu kebusukan Arjun, Srikandi tidak marah. Srikandi bersikap santai tapi memikirkan sesuatu untuk membalas sakit hatinya. Apalagi hadirnya pria tampan yang mencintai dirinya dengan tulus. menambah lengkap rencana Srikandi.
Arjun harus merasakan juga mencintai tapi tidak di anggap. Arjun harus tahu rasanya patah hati .
ikuti kisah selengkapnya dalam
BUKAN LELAKI CADANGAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Tring…
Notif tanda pesan masuk mengalihkan perhatian Srikandi yang baru saja hendak mengiyakan ajakan Yudistira.
Pria itu membuang nafas kesal dibuatnya. Tampaknya kali ini pun rencananya untuk mengajak keluar Srikandi pasti akan gagal lagi. Nada notif pesan itu sangat dihafal oleh Yudistira. Karena nadanya dibuat berbeda dari nada untuk kontak lain. Srikandi sengaja membedakannya, karena terkadang Gadis itu merasa enggan untuk membuka.
Tidak habis pikir tengah jalan pikiran wanita. Kenapa tidak langsung saja memutuskan Arjun. Kenapa tidak segera memberikan hukuman saja. Kenapa memilih bermain-main dulu. Kenapa suka sekali menunda-nunda waktu. Menurutnya, wanita terlalu suka membuang waktu.
Kenapa, kenapa, dan hanya kenapa. Hanya satu pertanyaan itu yang tidak dia temukan jawabannya. Mau protes? Tidak bisa karena dia sudah terikat perjanjian. Bahwa dia hanya akan melihat.
“Apa kau akan pergi dengannya?” Yudistira bertanya setelah melihat Srikandi selesai berbalas pesan dengan orang yang dia sangka pasti adalah Arjun.
“Iya,” jawab Srikandi singkat.
“Kenapa tidak kau biarkan aku saja yang memberikan hukuman pada pecundang itu. Aku akan memastikan kau merasa puas jika melihatnya.”
Pada awalnya Yudistira masih bisa merasa baik-baik saja, meskipun melihat Srikandi pergi bersama dengan Arjun. Karena Yudistira tahu pasti bahwa apa yang dilakukan oleh Srikandi hanya sandiwara. Akan tetapi semakin lama Yudistira semakin tidak bisa menahan diri. Dia merasa cemburu.
“Tidak. Aku baru akan merasa puas setelah memberikan hukuman padanya dengan tanganku sendiri.” Srikandi membantah usulan Yudistira.
Di tempat duduknya tangan Yudistira terkepal. Wajahnya memerah menahan geram. Dia datang ke sini karena membutuhkan hiburan. Akan tetapi apa yang dia dapat, justru wanita yang akan pergi dengan pacarnya yang lain.
“Sampai kapan aku akan terus menjadi cadangan?” Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga dari mulutnya.
“Kalau kau merasa lelah, Kau boleh mundur. Bukan aku yang memaksamu untuk menjadi cadangan. Tapi kamu sendiri yang mau.” Srikandi berbicara dengan menatap datar ke arah wajah Yudistira, tetapi kemudian berpaling saat tatapan mereka bertemu. Entah kenapa Srikandi merasa ada sesuatu yang lain dalam hatinya ketika dia berkata mempersilakan pria di hadapannya ini untuk mundur.
“Itu tidak akan terjadi, dan tidak akan pernah. Tidak pernah ada kata mundur di dalam kamus Yudistira,” sahut pria itu cepat.
“Kalau begitu tunggulah.” Srikandi memejamkan kedua matanya lalu mengambil nafas dalam-dalam. Dia memang harus membuat keputusan. Dia juga tidak bisa menggantung yudistira begitu saja. Sampai akhirnya wanita itu membuka kembali kedua matanya, lalu berkata, “Baiklah, Aku janji ini terakhir kalinya aku bermain-main. Setelah ini aku akan mulai memikirkan cara untuk membuat pria pecundang itu merasa terhempas.”
“Benarkah?” Raut ceria langsung muncul di wajah Yudistira. Pria itu benar-benar senang mendengar ucapan Srikandi baru saja. Itu artinya setelah hari ini, hanya akan memiliki hubungan dengan dirinya saja. Itu artinya setelah hari ini, statusnya sebagai Lelaki Cadangan akan terhapus dan menjadi satu-satunya.
“Libatkan aku dalam permainanmu kali ini!” Yudistira berucap penuh permohonan.
“Tidak, biarkan aku bermain sendiri. Hanya kali ini saja. Setelah ini semua akan selesai.”
Membuang nafas kesal. Pria itu hanya bisa menurut. Sekarang apa yang bisa dia lakukan selain pergi. Menunggu pun tak mungkin. Wanitanya akan berkencan dengan pacar aslinya. Pacar asli yang sebentar lagi statusnya akan berubah menjadi mantan pacar.
***
Sore hari tiba. Jam pulang bahi para pekerja membuat setiap lorong peru8menjadi sesikit berjubel. Berdesakan ingin menjadi yang tercepat untuk berada di luar.
Begitupun dengan Yudistira. Pria itu yang biasanya mengemasi pekerjaannya dengan tenang kini malah seperti sedang dikejar deadline.
Sekejap kemudian berjalan keluar dari ruangannya sambil bersiul-siul. Membuat asisten Arkan mengernyit heran. Pasalnya sejak beberapa hari yang lalu, bahkan sampai jam makan siang tadi sang CEO tampan itu masih tampak bermuram durja. Lalu sekarang? Apa yang kiranya telah membuat atasannya itu begitu gembira.
“Kau boleh pulang, aku akan pergi sendiri!” titah Yudistira pada asisten pribadinya itu.
“Saya tidak keberatan mengantar kemanapun Anda pergi,” jawab Arkan. Sebenarnya bukan tidak keberatan, akan tetapi sekretaris tampan itu merasa penasaran. Mau ke mana sebenarnya tuannya pergi.
Tidak biasanya Tuan Yudistira membenahi penampilan sebelum keluar dari ruangan. Rambutnya tampak lebih klimis dari beberapa menit yang lalu. Begitupun dengan pakaiannya yang telah berganti menjadi baru dari yang seharian dikenakannya. Sikap sang Tuan tampak seperti seorang remaja sedang jatuh cinta.
Apa benar dugaannya bahwa tuanya ini sedang hendak terkencan. Arfan tahu kalau tuanya sedang dekat dengan Nona Srikandi. Tetapi bukankah status tuannya hanya sebagai seorang Lelaki Cadangan. Status yang membuat tuannya sering sekali uring-uringan, dan akhirnya dia yang terkena dampaknya.
Setiap kali tuannya kesal karena mengetahui Nona Srikandi pergi dengan pacar aslinya dia yang terkena imbasnya.
Karena konon katanya dari cerita yang pernah dia dengar dari tuan Yudistira, setiap kali tuannya itu marah, Nona Srikandi belum sepenuhnya menerimanya. Nona Srikandi masih menjalin hubungan dengan seorang pria bernama Arjun. Lalu Apa yang membuat tuannya tampak bahagia.
Akan tetapi sayangnya seribu kali pun dia bertanya-tanya dalam hati Dia takkan menemukan jawabannya. Jika dia bisa mengikuti tuannya.
“**
“Apa kau sudah siap?” Setelah meninggalkan tanda tanya besar di benak sekretarisnya, sekarang di sini lah Yudistira berada, di ruang kerja milik Srikandi.
Sudah kebiasaan pria itu masuk tanpa mengetuk pintu, membuat Srikandi yang baru saja selesai berkemas mendongakkan kepalanya.
“Huum, tentu saja. Aku sudah aiap. Sekarang katakan ke mana kau akan mengajakku.” Srikandi melangkah mendekati pria yang baru saja datang dan mengulurkan buket bunga yang tak pernah ketinggalan.
“Bunga yang sangat cantik, terima kasih.” Srikandi mendekatkan bunga itu ke hidungnya untuk menghirup harumnya.
“Tetap tak ada yang secantik dirimu.” puasa Srikandi memerah mendengar ucapan Yudistira.
“Ke mana pertama kali kau berkencan dengan pria pecundang itu?” Yudistira bertanya sambil meraih bintang Srikandi dan membawanya berjalan. Tak kan dia biarkan wanita itu menjauh sedikitpun darinya.
“Pertama ataupun terakhir tempat yang aku kunjungi dengannya tak pernah jauh dari mall atau pusat perbelanjaan ataupun restoran tempat makan. Yang pasti selalu ke tempat di mana dia bisa meminta traktiran tanpa terlihat nyata.” Srikandi mendengus kesal mengingat kebodohannya di masa lampau. “Tapi untuk apa kau bertanya tentang hal itu?” lanjutnya.
Yudistira menghentikan langkahnya membuat langkah Srikandi juga ikut terhenti. Pria itu menatap lekat wajah Srikandi yang merasa penasaran dengan pertanyaan Yudistira.
“Kita akan ke sana. Ke tempat yang pernah kau kunjungi dengan ya. Aku ingin menghapus semua kenangan yang pernah kau ciptakan dengannya. Lalu membuat kenangan baru tentang Kita. Hanya kita. Kau dan Aku.” Yudistira berucap sambil menatap lekat wajah Srikandi.
Srikandi tertegun. Ada yang berdesir dalam hatinya mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Yudistira. Secinta itukah laki-laki ini padanya.
***
Srikandi menghentikan langkahnya saat mereka berada di tengah-tengah pusat perbelanjaan. Yudistira yang di tangan kiri dan kanannya tertenteng beberapa paper bag ikut menghentikan langkahnya. Pria itu mengernyit heran menatap ke arah Srikandi. Kenapa harus berhenti?
Pertanyaan di benak Yudistira terjawab saat dia mengikuti arah pandang Srikandi. Dalam jarak beberapa langkah di hadapannya dari arah berlawanan, Yudistira melihat seorang laki-laki yang dia cap sebagai pecundang sedang melangkah perlahan menuju ke arah mereka.
"Arjun..?"
bnrn yudistira yg jd dktr.....
Duuhh....kl srikandi jdian sm dia,bruntung bgt....udh baik,kya rya,pduli sesama jg....d jmin bkln bhgia kl hdp sm dia....
Btw,tu nnek shir msh ngeyel aja....
tar mlah blik k dri sndri....
tapi sekarang mending, satu doang yg tembus. telkomsel. selain itu jangan harap ada jaringan.