Rasa cinta yang sangat besar pada Gentala Wiliam Manggala membuat Alena secara ugal ugalan mengejar cintanya. berkali kali di tolak tidak membuat gadis itu menyerah, hingga suatu hari dia mendengar kalimat menyakitkan dari Wiliam.
"wajar kau bertanya seperti itu? kau pikir aku semurah itu? aku hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan, paham!!" -kalimat Wiliam yang secara tidak sengaja menghancurkan hati Alena.
bukan, bukan karena di tolak lagi, tapi kalimat yang mengatakan 'hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan' membuat Alena runtuh.
sore itu di tengah hujan deras Alena terlibat kecelakaan maut hingga gadis itu di larikan ke rumah sakit.
ajaibnya, setelah satu Minggu di rawat, Alena kembali tersadar, tapi yang membingungkan Alena tersadar di raga orang asing bernama Nadira Fernandez, seorang gadis yang di kucilkan oleh keluarganya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
apa hakmu memecatnya?
Ting
Ale kenapa tidak masuk?
Pesan yang di kirim dari Vallerio, Alena malas membalasnya.
Alena Alexandria!!!!! Kenapa tidak masuk sekolah anjaiiii, Lo itu ya baru masuk kemarin hari pertama eh udah gak masuk di hari kedua, sialan memang!
tidak mendapat balasan dari pesan pertama, Vallerio tidak tinggal diam begitu saja, dia terus meneror Alena sampai gadis cantik itu berdecak pelan. Dia mengguling guling tubuhnya dengan malas di kasur.
'malas Vallerio!!!! Kamu beritahu guru ya,hari ini aku tidak masuk!' balas Alena pada akhirnya.
agak lain memang, ya udah deh ntar aku beritahu, pulang sekolah aku ke rumah kamu boleh?
'hmmm baiklah, jangan lupa jika bertamu jangan dengan tangan kosong, bawa sesuatu gitu ya!'
Okeee bestie!
Alena menyimpan kembali ponselnya, gadis cantik itu turun ke dapur ingin mengisi perutnya yang sejak tadi tidak bisa di ajak kompromi. berjalan melewati kamar kedua orangtuanya, Alena tanpa sengaja mencuri dengar pembicaraan mommy tirinya dengan seseorang di sambungan telepon. Bukan niat menguping, salah sendiri berbicara tanpa menutup rapat pintu kamar. Alena mendekat ke balik pintu, terlihat mommy Melisa sangat serius sesekali mengeraskan suaranya dengan raut wajah yang terlihat emosi.
Dia benaran kecelakaan? kenapa tidak mati aja itu anak?
Sekilas kalimat yang membuat Alena tambah kepo. Sesekali Alena mempertajam pendengarannya,mengulik rahasia dari wanita paruh baya yang selalu menampilkan wajah lemah lembutnya setiap kali berbicara dengan Deddy Arlo.
Hmmm baiklah, lusa aku akan datang kesana!. Kalimat terakhir sebelum dia menutup teleponnya, tidak ingin ketahuan menguping, Alena dengan cepat berlalu dari sana dan berjalan ke arah dapur.
"bi, bibi Sumi!!" panggil Alena mencari bi Sumi yang biasanya selalu terlihat disana dengan beberapa pelayan lain yang memang Alena tidak kenal. Dari banyaknya pelayan di rumah itu, hanya bi Sumi yang terlihat ramah pada Alena, selebihnya adalah pengikut Sella dan ibunya.
"bi Sumi telah di pecat sama nyonya!" ujar seorang pelayan dengan nada jutek, mendengar hal itu Alena menatap tajam ke arahnya.
"apa maksud mu??" tanya Alena dengan suara keras.
" iya nyonya sudah memecatnya tadi malam,kamu kalau tidak percaya tanya saja sama nyonya, jangan nyolot disini!!" sahut pelayan itu dengan nada jutek,mereka memperlakukan Alena seperti bukan seorang majikan,tentu saja karena mereka tidak pernah menganggap Nadira majikan mereka sedari dulu.
"hmmm ntar aku bertanya padanya, tapi sebelum itu kamu buatkan saya mie instan,sudah laper ini sejak semalam" perintah Alena hanya angin lalu bagi pelayan itu. Dia berpura pura tuli, tidak melaksanakan perintahnya. Wanita itu malah sibuk membersihkan yang lain. Melihat itu Alena tentu merasa geram, emang ada pelayan yang tidak menurut dengan majikannya?.
"hehhh kok malah kerja yang lain, kamu enggak tuli kan? Buatkan aku mie instan, yang berkuah ya!!" perintah Alena sekali lagi.
"punya tangan kan? Bisa dong buat sendiri,, jangan jadi anak manja!" jawab pelayan itu tak kalah nyolot.
"hehhh mbak kamu benaran nggak mau di suruh? Kamu itu pelayan disini ya,kalau nggak mau di perintah jangan bekerja disini!!!! saat ini juga aku memecat kamu!" saking kesalnya Alena memekik lantang pada pelayan tidak tau malu itu. Mendengar suara ribut yang di timbulkan dari arah dapur, mommy Melisa yang hendak keluar menghampiri mereka.
"apa ini ribut pagi pagi? Nadira kenapa kamu marah?" tanyanya dengan angkuh,biasanya memang begitu, mommy Melisa akan bersikap angkuh kala suaminya tidak ada di rumah.
"dia memecat saya nyonya.." bukan Alena yang menjawab tapi pelayan tadi.
"apa memecat kamu? Nadira dengar! Kamu tidak berhak mecat dia, dia bekerja disini karena aku sendiri yang tawarkan,paham!"
"lalu kenapa kau memecat bi Sumi? Apa hakmu pecat dia?" Alena bertanya balik, mommy Melisa menatapnya dengan tatapan tajam.
"kamu tidak lupa kan membakar mobil berharga dua setengah miliar kemarin? pengeluaran kita menipis,jadi jangan salahkan aku karena memecatnya, hitung hitung mengurangi pengeluaran kan?" jawab Melisa, dia hendak berlalu dari sana.
" nanggung banget,, kenapa hanya bi Sumi yang di pecat?, kenapa mereka yang tidak becus dalam bekerja harus di pertahankan di rumah ini? Kamu tidak lupa juga kan siapa yang berhak memutuskan sesuatu disini?" balas Alena mengingatkan kembali statusnya dan status ibu tirinya. mendengar itu mommy Melisa mengepalkan tangannya erat, kenapa bisa gadis bodoh ini sekarang pandai membalikkan kata katanya.
"baiklah, jadi bagaimana menurutmu?" mommy Melisa melembutkan suaranya,menghadapi Nadira yang sekarang memang butuh kesabaran tinggi.
"masih bertanya, tentu saja memecat dia dan membawa kembali bi Sumi ke rumah ini, lagi pula masih ada bibi Ira yang bekerja sementara disini. Kau__" Alena menunjuk pada pelayan yang masih berdiri mematung disana." kemaskan barangmu! Saat ini juga aku telah memecatmu!!" ujar Alena tanpa peduli lagi dengan protes kedua wanita itu.
Alena tidak jadi makan mie instan di rumah, dia pergi makan di luar, di warung tongkrongan yang selalu dia datangi saat tinggal sendiri di apartemen dulu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...