Ketika cinta harus terpatahkan oleh maut, hati Ryan dipenuhi oleh rasa kalut. Dia baru menyadari perasaannya dan merasa menyesal setelah kehilangan kekasihnya. Ryan pun membuat permohonan, andai semuanya bisa terulang ....
Keajaiban pun berlaku. Sebuah kecelakaan membuat lelaki itu bisa kembali ke masa lalu. Seperti dejavu, lalu Ryan berpikir jika dirinya harus melakukan sesuatu. Mungkin dia bisa mengubah takdir kematian kekasihnya itu.
Akan tetapi, hal itu tak semudah membalikkan telapak tangan, lalu bagaimanakah kisah perjuangan Ryan untuk mengubah keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amih_amy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Bertemu Istri Orang
...----------------...
Buronan Pak Sobandi (Grup chat)
Heryawan_Bahri
P
P
P
P
P
"Ngapain, sih, si Heryawan chat nggak penting di grup? Menu-menuhin data aja."
Rara yang tengah asyik bermain game online di ponselnya merasa terganggu dengan beberapa pesan yang masuk ke dalam grup pesan pribadinya. Walaupun dia belum membuka aplikasi pesan tersebut, Rara masih bisa melihatnya ketika notifikasi mengambang tiba-tiba muncul di layar ponselnya. Notifikasi itu pun seketika menghilang ketika Rara mengklik dan hendak membalas pesan.
[Grup Chat (Buronan Pak Sobandi)]
....
^^^Rara_Cantik^^^
^^^Ngapain, woy! Hari libur nggak usah bikin onar^^^
Mita_Kriting
Iya, nih, si Hery. Biasanya hari Minggu gini lo suka meditasi sambil ngeramin telur. Tumben muncul?
Heryawan_Bahri
Gue punya kabar baik buat lo @Rara_cantik
@Mita_Kriting Gada urusan sama lo ya. Lo terusin aja nangkring di atas genteng. Kebiasaan lo kalau Minggu suka jagain antene biar nggak muter.
....
Rara tersenyum ketika membaca isi chat saling serang di antara kedua temannya itu. Grup itu hanya berisi tiga orang saja, tetapi selalu ramai jika kedua teman Rara itu sudah memulai saling lempar chat konyol mereka.
Grup itu dibuat oleh Rara karena merasa kedua temannya itu mempunyai satu komitmen yang sama. Ketiganya seringkali membuat masalah di sekolah. Makanya setiap hari mereka selalu berurusan dengan Pak Sobandi sebagai guru BP di sekolah mereka.
Grup chat (Buronan Pak Sobandi)
....
^^^Rara_Cantik^^^
^^^@Heryawan_Bahri Ah, iasanya kabar yang lo kasih itu udah kadaluarsa. ^^^
^^^Sorry gue nggak minat 😑^^^
Heryawan_Bahri
Yeh ... ini beneran terbaru, masih anget kayak tahu bulet digoreng dadakan. Ini menyangkut cita-cita lo pengen jadi artis.
....
Rara mengernyit kening melihat pesan Hery. Gadis itu langsung beranjak duduk dan antusias untuk membalas lagi.
....
^^^Rara_cantik^^^
^^^Apaan? Cepet cerita sebelum lo gue tendang dari grup ini! ^^^
Heryawan_Bahri
Yaelah, penasaran juga dia 😂😂
Gue punya channel buat bisa ngenalin lo ke sutradara film. Dia temennya sepupu gue. Katanya sutradara itu lagi cari calon artis cewek. Lo mau nggak?
Mita_kriting
Jangan mau, Ra. Palingan juga sutradara wayang kulit dia mah 🤨
Heryawan_Bahri
Sirik aja lo @Mita_Kriting. Gue bisa buktiin. Besok pulang sekolah kita ketemuan sama sepupu gue gimana?
....
Rara tak lantas membalas pesan dalam grup itu. Otaknya sejenak berpikir apakah Hery tidak sedang bercanda. Namun, apa salahnya untuk mencoba. Ibu jarinya pun kembali mengetikkan kata, tetapi sejenak terjeda karena ada notifikasi pesan masuk yang muncul di bagian atas layar ponselnya. Pesan itu dari Ryan. Rara pun menekan notifikasi itu, lalu terbukalah layar chat pribadi antara mereka berdua.
Tetangga sebelah
Ra, aku minta maaf soal tadi pagi. Aku benar-benar nggak bermaksud buat kamu malu di depan Rendi.
Sebagai bentuk maaf aku, gimana kalau nanti sore aku traktir kamu makan di restoran enak. Kamu mau?
....
"Cih, ngapain ngajakin makan segala. Modus doang," decak Rara masih sebal dengan kelakuan Ryan. Entah kenapa hati gadis itu susah sekali untuk ditaklukkan. Rara pun mengabaikan pesan Ryan. Dia kembali pada layar grup Buronan Pak Sobandi. Ia lebih respect dengan tawaran Hery.
Akan tetapi, beberapa detik tak ditanggapi, pesan Ryan muncul kembali. Tak sengaja jari Rara menekan notifikasi itu lantas terbuka lagi.
Tetangga sebelah
Gimana? Mau nggak?
Pesan itu masuk berbarengan dengan pesan pribadi yang kirim oleh Hery. Isinya sama dengan pesan yang dikirim Ryan. Yakni meminta kepastian jika Rara mau diajak jalan.
"Kak Rara ... dipanggil ibu!" Suara teriakan Rendi dari arah luar kamar membuat Rara tersentak kaget. Perhatiannya pun jadi terbagi dua.
"Iya, sebentar," jawabnya.
Lekas dia membalas pesan dengan mengetik,
[Oke, gue mau]
Siapa sangka, niat jari ingin mengirim kepada Hery, tetapi ternyata pesan itu terkirim ke nomornya Ryan. Rara yang terburu-buru menemui ibunya pun tidak sadar. Setelah membalas pesan, ponselnya langsung dihempaskan ke atas ranjang.
*****
Di sisi yang berbeda, Ryan tengah senyum-senyum sendiri sambil menatap layar ponsel miliknya. Lelaki itu begitu senang karena ajakannya mentraktir makan diterima oleh Rara.
"Syukurlah, sedikit ada kemajuan," ucap Ryan bermonolog sendiri. Ia pun menghela napas lega dan berharap hati Rara akan luluh dengan segera.
Ryan sedang berada di lokasi syuting. Hari ini dia harus melakukan beberapa shot untuk scene film yang dia bintangi. Di sela waktu istirahatnya, Ryan mengirim pesan kepada Rara. Isinya tentang permohonan maaf atas kejadian pagi tadi. Sebagai tanda maafnya, Ryan ingin mentraktir Rara makan sekaligus jalan-jalan. Ketika gadis itu mengiyakan, lelaki itu senang bukan kepalang.
Ryan merasa di atas awan. Kepalanya menengadah menatap langit biru di atas sana. Tanpa sengaja ekor matanya menangkap sosok perempuan yang sangat dia kenal.
"Lilis?"
Kening Ryan mengernyit sembari berpikir. Lelaki itu mengingat kapan dirinya pertama kali bertemu perempuan itu di tempat syuting. Waktu itu memang pertama kali Ryan melihat Lilis yang tengah bekerja sebagai asisten kakak sepupunya. Ryan pun mengingatnya.
Kala itu, Ryan langsung terpesona pada kecantikan perempuan yang sudah menikah itu. Tanpa mencari tahu asal usulnya, Ryan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Memang tidak salah, tetapi seharusnya Ryan langsung menyerah ketika tahu Lilis sudah menikah.
"Konyol sekali aku waktu itu," ucap Ryan sambil tersenyum hambar. Ia benci dengan dirinya yang dahulu. Kini, dia harus mengubah keadaan. Mengubah jalan cintanya pada jalur yang benar.
Ryan bangkit dari duduknya lalu menghampiri Lilis yang sepertinya sedang berada dalam masalah. Wajahnya terlihat kusut karena dimarahi oleh atasannya. Mungkin perempuan itu sudah melakukan kesalahan kerja.
"Mau minum?"
Hal yang sama seperti yang Ryan lakukan sebelumnya. Lelaki itu menawarkan sebotol minuman ber-ion kepada Lilis. Tentu saja membuat perempuan itu terkejut, tetapi hanya menatap bingung pada botol minuman yang kini berada di depan wajahnya.
"Kamu teh siapa?" tanya Lilis yang selalu menggunakan logat Sunda.
"Kenalkan, aku Ryan. Sepupunya Mbak Dania. Atasan kamu itu." Kali ini sikap Ryan lebih dewasa ketika menghadapi Lilis. Lelaki itu tidak menunjukkan sikap slengean yang dia lakukan tempo dulu.
"Oh, sepupunya miss Dania. Kenalkan, nama saya—"
"Lilis, kan?" Ryan langsung memotong dan menebak nama perempuan itu. Lilis melongo takjub sudah tentu.
"Kamu udah kenal sama Lilis dari miss Dania, ya?" Lilis beranggapan seperti itu dan Ryan pun mengangguk setuju. Jika dia mengatakan hal yang sebenarnya, tentu Lilis tidak akan percaya bukan?
"Kamu lagi ada masalah, ya, sama suami kamu? Makanya kerjaanmu nggak fokus gitu?"
"Kok, dia tahu?" Lilis mengatakan itu di dalam hatinya. Tatapannya terlihat bingung dan tidak bisa menerka. Padahal, dia tidak pernah bercerita kepada siapa pun termasuk Dania.
"Kamu kenal sama suaminya Lilis?" tanya Lilis penasaran. Mungkin saja lelaki itu adalah temannya Liam—suaminya. Ryan menggelengkan kepala membuat Lilis bertambah heran saja.
Lilis berpikir, kenapa lelaki asing tiba-tiba datang lalu mengetahui masalah yang terjadi di antara dia dan suaminya? Apa lelaki itu mempunyai indera ke enam?
...----------------...
...To be continued...