BUKAN LELAKI CADANGAN
"Srikandi, habiskan dulu sarapan mu baru berangkat!" seru Tuan Anggoro yang melihat putrinya hendak berangkat kerja.
"Srikandi sudah terlambat, Pa!" jawab Srikandi sambil buru buru meminum susunya dan segera berlari setelah melabuhkan ciuman di pipi Papa dan Mamanya.
"Anak itu benar benar..!" gerutu Nyonya Sinta. istri dari Tuan Anggoro
"Sudahlah, Ma. Tidak perlu terlalu diambil pusing!" ucap Tuan Anggoro sambil menggenggam tangan istrinya.
"Jangan terlalu memanjakan dia, Pa. nanti akan jadi kebiasaan!" sungut Nyonya Sinta.
"Hei, kamu ini seperti lupa sama anak sendiri saja! lagipula jika bukan kita, lalu siapa yang akan memanjakan anak kita? Mama pasti termakan gosip kan? kok bisa bisanya kamu ini Ma? lagian kalau ada yang menilai Srikandi itu anak manja, berarti mata mereka buta..!"
*
di mobil yang di tumpangi Srikandi
"Nanti berhenti di ujung jalan saja ya pak!" perintah Srikandi
"Baik Nona..!" jawab pak Mun.
Hari masih pagi, belum waktunya juga Srikandi mulai kerja. Tapi dia sengaja berangkat pagi pagi karena mau mampir dulu ketempat Arjun, lelaki yang menjadi pacarnya selama setahun belakangan ini.
"Arjun pasti kaget aku datang pagi pagi!" Srikandi mengulas senyum tipis. di ambilnya beberapa paper bag berisi makanan yang tadi dia beli dalam perjalanan.
Arjun adalah cowok yang telah menjalin hubungan dengannya selama setahun ini. dalam pandangan Srikandi, Arjun termasuk seorang laki-laki yang gigih. Arjun tetap saja mengejarnya meskipun berulang kali dia menolaknya.
Arjun tak pernah mundur sedikitpun menunjukkan ketulusan hatinya. karena itulah akhirnya Srikandi luluh dan menerima cinta dari laki-laki tersebut. Walaupun sampai saat ini Srikandi belum juga bisa merasakan benih-benih cinta tumbuh dalam hatinya, tetapi setidaknya melihat kegigihan Arjun membuat hati Srikandi sedikit terketuk. Dan hari ini Srikandi memutuskan untuk memberi kesempatan pada Arjun.
Dengan langkah tegap Srikandi berjalan menuju ke unit apartemen Arjun.
*
"Ha ha ha... benar benar parah loe, manfaatin anak orang seenak jidat aja!"
Srikandi menghentikan langkahnya di depan pintu yang tak tertutup rapat, ketika mendengar suara dari dalam.
"Suara siapa itu, apa iya pagi pagi begini teman teman Arjun sudah pada main kesini? memangnya mereka tidak bersiap untuk bekerja?" batin Srikandi.
"Siapa suruh dia bego? gampang banget buat diporotin!"
Deg
Itu suara Arjun. tapi siapa yang dimaksud? siapa yang disebut bego? siapa yang sudah diporotin? berbagai pertanyaan muncul di otak Srikandi. Seketika dia teringat tentang Arjun yang sering mengeluh butuh ini dan itu, dan dengan entengnya dia mengabulkannya.
"Ya, tapi kalau kamu tidak bisa menjalin hubungan serius dengan dia, setidaknya jangan permainkan dia!"
Satu suara yang lain lagi, yang juga tidak dikenal oleh Srikandi.
"Siapa yang mempermainkan sih? aku cuma sedang mencari kesenangan yang lain saja. Lagi pula dia itu membosankan. Jalan jalan cuma gandengan saja, cium dikit pun gak boleh!"
Deg
Srikandi teringat kencannya dengan Arjun beberapa hari yang lalu, saat itu dia menolak keras ketika Arjun menginginkan mereka berciuman. Srikandi merasa hal itu sebagai sesuatu yang tabu. Jadi diakah yang dimaksud?
"Coba buka mata dan hatimu. kamu pasti akan melihat keistimewaan dia!" suara yang tadi terdengar lagi. sangat bijak.
"Ish.. ogah. lagian aku bisa pacaran sama dia juga karena dulu taruhan sama kalian. Kalau tidak, mana mau aku ngejar ngejar dia. Kaya gak ada cewek lain saja. Lagi pula apa yang bisa dibanggakan dari dia. dia itu cuma cewek manja yang hidupnya hanya bergantung pada duit bokapnya saja!"
Itu suara Arjun lagi. jadi apakah cewek yang dimaksud tadi adalah dia?
Hah.. Ya Tuhan...
Srikandi syok .. jadi selama ini dia hanya dianggap sebagai bahan taruhan? Dia ingin tertawa, tapi tak tahu caranya. Yang jelas saat ini dia sedang menertawakan dirinya sendiri.
"Tetap saja. kalau aku jadi kamu, aku akan mencintai Srikandi setulus hati. lagian apa sih kurangnya dia!"
FIX...
Ternyata betul.. cewek yang sedang dijadikan bahan obrolan pagi itu adalah dia. Srikandi mentertawakan diri sendiri. Ternyata selama ini dia di bodohi. Tapi.. kenapa dia tidak merasa sakit hati? Bukankah seharusnya dia menangis mendengar pembicaraan mereka?
Srikandi mencoba mengusap matanya. Kering. sama sekali tak ada air yang menetes disana. Dia memang tidak patah hati. Dia hanya marah. Seorang Srikandi dijadikan bahan permainan? Oh nooo
"Iya benar. selain cantik, pintar, dan baik hati, Srikandi juga berasal dari keluarga terhormat. Bukankah seharusnya kamu bersyukur bisa mendapatkan dia?"
Srikandi ingin segera berlalu, tapi obrolan yang masih terdengar sungguh membuatnya penasaran. Atau, apa dia labrak saja si Arjun brengsek itu? ah .. buat apa? Bukankah lebih baik membalasnya dengan setimpal.
Benar, walaupun dia juga tidak begitu peduli dengan apa yang sudah dilakukan oleh Arjun, tapi tetap saja, Arjun harus diberi pelajaran.
"Heleh.. apanya yang bisa dibanggakan dari cewek macam dia? Dia itu cuma anak manja yang hanya bisa mengandalkan harta orang tuanya. Aku bahkan gak yakin, apa dia bisa buat telur ceplok apa tidak. jangan jangan rebus air saja gosong. ha ha ha...!"
Suara gelak tawa ini, dan ucapan penuh hinaan yang saat ini dia dengar, akan dia ingat seumur hidup.
"Kamu benar benar keterlaluan Jun. semoga saja kamu tidak menyesal telah menyia nyiakan cewek yang sudah mencintai kamu setulus hati!"
"Yang aku khawatirkan malah saat kamu sadar akan perasaan kamu, saat itu Srikandi sudah tidak peduli lagi sama kamu!"
Dan kalimat yang dia dengar ini akan dia jadikan kenyataan. Srikandi bertekad akan membuat Arjun menyesal.
"Huh.. kalau saja Srikandi mau melirikku walau sedikit saja, maka aku akan menjadikan dia ratu di hatiku"
Ucapan yang terdengar tulus. Srikandi tak tahu siapa dia. karena dia tak terlalu mengenal teman-teman Arjun.
"Aku juga, aku pasti akan bekerja keras agar bisa menjadi layak di samping Srikandi!"
lagi lagi hati Srikandi terharu, tapi sayang, yang memujinya bukan orang yang menyatakan cinta padanya.
Derrrtt derrrtt derrrtt...
Srikandi gelagapan saat merasakan ponsel di tasnya bergetar. Untung dia tidak menggunakan nada dering, jadi dia tidak terpergok tengah menguping. Perlahan dia beringsut meninggalkan tempat itu. Sudah cukup baginya tahu tentang bagaimana Arjun yang sebenarnya.
***
"Makanan ini nanti buat Pak Mun saja..!" ucap Srikandi sambil meletakkan paper bag yang tadi dia bawa ke kursi depan.
"Terima kasih Non..!" ucap Pak Mun tanpa bertanya lebih.
"He em!" jawab Srikandi yang segera mengambil ponselnya yang sejak tadi tak berhenti bergetar . "Siapa sih?" gumam Srikandi sebelum ponsel berhasil dibuka
"Mau apa dia menelpon pagi pagi begini?" gumam Srikandi ketika melihat puluhan panggilan tak terjawab dari seorang yang sangat dikenalnya. Orang yang menurutnya menyebalkan karena terus saja mengejarnya padahal dia sudah mengatakan bahwa dia sudah memiliki seorang pacar.
Yudistira. pria yang juga adalah rekan kerjanya. yang sudah selama enam bulan ini mengejarnya, dan yang selalu dia abaikan. Akan tapi entah kenapa pria ini tak juga mengibarkan bendera putih.
"Kamu di mana? Kenapa kata asistenmu kamu belum datang hingga jam segini!"
Pesan yang masuk pertama kali karena panggilan diabaikan.
"Aku sudah mengirimkan menu sehat untukmu jangan lupa dimakan!"
Pesan kedua menyusul setelah pesan pertama tidak berbalas.
"Aku tidak akan mengharapkan kamu mengucap kata terima kasih, karena yang aku tunggu kamu mengucap kata yes I Will..!"
Pria ini memang benar benar gila dan juga narsis luar biasa. Siapa yang bilang akan menerima dia coba?
"Dan seperti yang sering aku ucapkan sebelumnya, aku tidak masalah tidak menjadi prioritas. Cukup jadikan aku cadangan saja pun aku sudah terima!"
Ini adalah tipe pria dengan otak terbalik. karena jika dia manusia normal, maka dia pasti ingin dirinya menjadi satu satunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Cicih Sophiana
hadir kak... jgn bosan ya kak
2024-11-13
1
ziear
Hi tor, mama mia. aku mampir ya. sukses sslalu
2024-10-22
1
Masfaah Emah
aku mampir Thor 😘
2024-11-09
1