NovelToon NovelToon
Sunda Manda

Sunda Manda

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Cerai / Murid Genius / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:649
Nilai: 5
Nama Author: Yourlukey

Joano dan Luna adalah dua remaja yang hidup berdampingan dengan luka dan trauma masa kecil. Mereka berusaha untuk selalu bergandengan tangan menjalani kehidupan dan berjanji untuk selalu bersama. Namun, seiring berjalannya waktu trauma yang mereka coba untuk atasi bersama itu seolah menjadi bumerang tersendiri saat mereka mulai terlibat perasaan satu sama lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourlukey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Joano meneguk setengah kaleng soda di sampingnya setelah menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar. Dia lalu merentangkan tangannya untuk menghilangkan rasa kaku di badannya.

We're only gettin' older, Baby

And I've been thinkin' about it lately

Does it ever drive you crazy

Just how fast the night changes?

Joano melantunkan lagu night changes dari One Direction. Sambil menaruh punggungnya di sandaran kursi, lalu memutar tempat duduknya seratus delapan puluh derajat, jari-jari Joano mengetuk ganggang kursi untuk mengiringi nyanyiannya.

Berhubungan dengan lirik demi lirik yang dia ucapkan, Joano tiba-tiba ingin melihat foto-foto yang pernah dia unggah di akun media sosialnya. Di sana ada banyak foto kenangan bersama orang-orang terdekatnya. Entah karena terbawa suasana dengan lagu yang dia bawakan atau apa, yang jelas dia ingin melihat momen itu.

Joano lalu menyambar ponselnya dari atas meja kemudian membuka akun media sosialnya. Melihat halaman profil dan menggeser layarnya ke bawah. Joano tersenyum tipis, dia baru menyadari jika lebih dari lima puluh persen isi unggahannya adalah foto tentang Luna. Foto-foto itu diambil saat Luna mengikuti masa orientasi siswa baru, mengikuti lomba antar sekolah, hingga lomba makan kerupuk saat bulan Agustus. Foto-foto itu tertata rapi di akun media sosial Joano.

Joano kembali tertawa. Kali ini yang mencuri perhatiannya adalah keterangan aneh yang pernah dia tulis di foto-foto itu. Salah satu tulisan itu berbunyi,

Tidak untuk dilelang dan dijual, makhluk asing ini koleksi langka Joano Putra.

Keterangan itu ditulis di foto Luna yang sedang memanjat pohon. Foto itu sendiri diambil lima tahun yang lalu, saat mereka masih duduk di bangku SMP. Saat itu Luna dan Joano sedang bermain petak umpat. Karena Luna tidak punya ide untuk bersembunyi di mana, gadis itu memutuskan untuk memanjat pohon. Namun sialnya Joano mengetahui keberadaannya dan langsung mengambil gambar tanpa sepengetahuan Luna.

Luna mengira foto itu sudah dihapus, tapi ternyata Joano masih menyimpannya, bahkan mengunggah foto itu di akun media sosialnya tiga tahun kemudian.

Kontan gambar dan keterangan yang Joano unggah di media sosial mengundang amarah si pemilik foto. Yang bersangkutan pun membalas unggahan tersebut dengan komentar menohok.

Akun dajjal.

Memikirkan tentang menjahili Luna, Joano tiba-tiba ingin bertemu gadis itu. Dia ingin melihat wajahnya, menjahilinya atau berbicara apa pun asalkan bersama Luna. Buru-buru Joano menutup laman media sosialnya, berpindah pada pencarian kontak telepon, mencari nama Luna lalu menekan tombol call pada layarnya.

Setelah menunggu beberapa saat, Joano akhirnya mendengar suara Luna di seberang telepon.

"Iya, kenapa?" Luna menjawab langsung pada intinya.

"Assalamualaikum dulu kenapa? Minimal halo, gitu." Joano meralat.

"Gue tutup."

"Woi! woi! woi!" Joano berseru sebelum Luna menutup panggilannya. "Bener-bener ya, ini anak nggak bisa diajak basa-basi."

"Basa-basinya hanya untuk orang pilihan."

Joano mendengus. "Terus gue nggak dipilih, gitu? Jahat banget."

"Cepetan! Ada apa?" Nada bicara Luna terdengar tajam. Joano jadi bisa membayangkan bagaimana ekspresi Luna saat kesal.

"Lo lagi ngapain?" Joano bertanya lagi.

"Tidur."

Dahi Joano berkerut. "Bisa-bisanya lo tidur jam segini, ayo keluar."

"Tidur sianglah. Ngapain?"

"Ini udah jam tiga sore, Luna. Udah kaya baby baru brojol aja lu pake tidur siang segala."

"Lo nggak tahu betapa berharganya tidur siang buat orang gede? Nggak semua orang gede punya privilege tidur siang, ya."

Joano mendecak. baiklah dia mengaku kalah karena faktanya memang begitu. Tidur siang untuk orang dewasa memang sebuah privilege yang tidak semua orang miliki, lebih tepatnya tidak sempat.

"Mau ke mana?"

"Ke mana aja. Ayo, gue tungguin. Sekarang!"

Tanpa menunggu persetujuan Luna, Joano langsung menutup teleponnya. Dia lantas berdiri dari tempat duduknya dan segera mempersiapkan diri untuk keluar rumah.

Satu jam telah berlalu tapi Luna masih diam seribu bahasa saat di bonceng motor Joano. Yang Luna lakukan hanyalah mencengkeram kedua sisi baju Joano sambil menarik napas berat beberapa kali.

"Mau beli es krim, nggak?" Joano akhirnya mengeluarkan pertanyaan pertama sejak pertemuan mereka satu jam lalu.

"Iya." Luna menjawab seadanya. Suaranya terdengar tidak semangat sama sekali.

Mengajak Luna pergi ke suatu tempat saat suasana hati gadis itu tidak baik memang bukan pilihan terbaik, tapi juga bukan pilihan terburuk. Alih-alih mengajak Luna mengobrol dan langsung berangkat ke tempat tujuan, Joano lebih dulu memilih membawa gadis itu jalan-jalan mengelilingi kota.

Melihat Luna keluar rumah dengan mata sembab, Joano langsung tahu apa yang harus dia lakukan. Berteman dengan Luna selama kurang lebih sepuluh tahun membuat Joano tahu kapan harus mengganggu dan menghibur gadis itu.

Meski emosi Luna naik turun, tidak membuat Joano lelah atau terbebani. Dia justru merasa senang karena bisa menjadi tempat bersandar gadis itu kapan pun dibutuhkan. Karena itu, Joano hampir tidak pernah tersinggung atau pun kesal saat nada bicara Luna mulai kurang enak di dengar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!