Bertetangga dengan seseorang yang sangat kamu benci adalah sebuah musibah besar. Hal itulah yang dialami oleh Bara dan Zizi.
Parahnya lagi, mereka berdua harus menikah untuk mendapatkan harta warisan yang sangat banyak.
Mampukah keduanya berdamai untuk mendapatkan keuntungan atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Cinta Mati
Zizi tersenyum manis kemudian dengan malu-malu menyentuhkan bibirnya kembali pada permukaan bibir Bara. Hingga keduanya kembali saling memagut dengan hasrat yang semakin membakar tubuh mereka.
Tangan Bara sudah mulai tak tinggal diam. Ia mulai bergerilya dan menyusup ke dalam pakaian Zizi dan menyentuh kulitnya yang sangat halus dan lembut.
Drrrt
Drrrt
Drrrt
Gegas Zizi melepaskan tautan bibirnya karena handphone yang ada di dalam saku celananya berbunyi dengan sangat nyaring.
"Maaf pak," senyum Zizi dan hanya dijawab dengan senyum yang sama pada wajah tampan Bara.
Gegas Zizi turun dari pangkuan suaminya dan merogoh sakunya untuk mengambil handphonenya.
Drttt
Drttt
"Maaf pak, aku angkat dulu teleponnya," ucap Zizi seraya memperbaiki letak pakaiannya yang tersingkap ke atas akibat perbuatan suami sekaligus bosnya.
Bara hanya menganggukkan kepalanya kemudian menutup kedua matanya, menikmati rasa manis dan kenyal bibir Zizi yang sudah mulai jadi candu baginya. Memberikan ruang bebas untuk celananya yang sangat sesak sejak tadi.
"Pak Farel, duh kok bisa sih?" ucap Zizi saat sambungan telepon itu mulai terhubung.
Bara tersentak kaget dan kembali membuka kedua matanya, memandang Zizi dengan perasaan tak nyaman.
Farel? Jadi pria itu yang menelpon dan mengganggu kesenangan aku?
Sialan!
"Tunggu ya pak. Aku kesana sekarang," ucap Zizi lagi dengan wajah khawatir dan segera pamit meninggalkan Bara.
"Zi! Mau kemana kamu?!" teriak Bara tak suka.
"Duh maaf pak. Pak Farel lagi butuh bantuan aku. Darurat katanya," ucap Zizi dan segera berlari keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan suaminya.
Bara mengerang kesal. Dengan gampangnya Zizi pergi meninggalkannya dan lebih memilih orang lain. Sepertinya wanita itu harus mulai diberikan pelajaran yang sangat penting agar ia tahu dan paham tugasnya di perusahaan ini dan juga tugasnya sebagai seorang istri.
Bara pun berdiri dari duduknya dan merapikan pakaiannya tapi sayangnya si terong ternyata belum tidur apalagi lemas.
"Awas kamu Zi!" ucap Bara kesal dan segera ke dalam toilet untuk melakukan sesuatu.
Sementara itu, Zizi yang sedang terburu-buru ke ruangan kepala divisi Humas di perusahaan itu tak sengaja hampir menabrak seorang wanita cantik dan sangat modis di depan lift.
"Eh, maaf Bu. Saya tidak fokus," ucap Zizi meminta maaf seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Eh, tidak fokus katanya. Belagu amat kalo ngomong. Kamu cuma OG ya. Ngomong pake gak fokus. Emangnya kamu lagi mikirin apa heh?!" salak wanita itu kesal.
"Maaf Bu," ucap Zizi lagi. Wanita muda dan cantik bak artis-artis Korea itu langsung mencibir. Ia menatap Zizi dari atas ke bawah dengan otak yang ia paksa untuk bekerja lebih ekstra.
Apa wanita kampung ini yang merupakan istrinya Bara?
Menurut tante Maria sih, orangnya kayak gini?
Rambutnya sebahu dengan tinggi 160.
"Kamu yang namanya Aziziah Khumairah?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Dela.
Zizi tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya.
"Iya Bu."
Dela terkekeh sinis. Menatap tajam pada wajah Zizi yang memang sedikit kacau karena perbuatan Bara beberapa saat yang lalu.
Wanita ini dari segi manapun tak akan bisa mengalahkan aku.
"Perkenalkan, aku Dela Anggita Wijaya. Aku adalah tunangan pak Bara Al Fayed yang sebentar lagi dinikahinya."
Deg.
Zizi langsung kaget.
"Aku dengar, kamu sudah jadi istri pak Bara ya?"
Zizi tak menjawab tapi hanya tersenyum tipis dengan senyum yang sangat terpaksa.
"Hey. Bagus karena kita bertemu di sini. Aku beri tahu ya, hubungan kami berdua sudah sangat jauh. Kami bahkan sudah hampir menikah, tapi karena kamu! Semuanya jadi hancur!"
Zizi tercekat.
"Hati pak Bara hanya untukku nona OG. Jadi jangan berharap lebih. Ingat! Kamu hanya dinikahi karena surat wasiat om Hasan. Jadi setelah kematian pria tua itu, kamu pasti akan diceraikannya!" ucap Dela dengan tangan terlipat di depan dadanya, angkuh.
"Lagipula lihat dirimu yang sangat kucel dan tak terawat seperti ini. Apa kamu yakin pak Bara menyukaimu heh?!"
Zizi tersenyum miring. Hatinya sakit tapi ia tak ingin harga dirinya diinjak-injak seperti ini oleh siapapun.
"Pak Bara adalah suamiku dan ia sangat suka mencium ku. Jadi kurasa itu saja sebagai bukti kalau ia suka padaku bu D E L A!"
Dela Anggita langsung tertawa menyebalkan.
"Kamu percaya padanya? Aku juga selalu diciumnya bahkan lebih dari itu nona OG. Pak Bara selalu suka dengan permainanku. Jadi kamu jangan percaya diri. Kamu tahu? Semua laki-laki sama saja. Mereka suka fisik dari wanita."
Deg.
Zizi menelan salivanya yang terasa sangat kasar. Hatinya sakit mendengar perkataan wanita itu.
Mungkin benar perkataan Dela, Bara memang hanya menginginkan fisiknya saja, buktinya selama ini pria itu selalu saja memasang bendera perang padanya dan ya, selalu mengatakan kalau ia wanita murahan dan menjijikkan.
Oh tidak! Kenapa aku bisa lupa hal itu?
"Pak Bara akan menghisap madumu dan setelah itu membuang mu layaknya kembang yang tak berguna. Jadi jangan pernah percaya perkataannya. Karena akulah cinta pertamanya!"
Zizi merasakan kupingnya memanas. Ia tak sanggup lagi membalas perkataan wanita itu yang terasa sangat pedas, tapi sayangnya benar. Ia pun masuk ke dalam kotak besi di hadapannya yang kebetulan terbuka tanpa berniat membalas Dela lagi.
Zizi kehabisan kata-kata untuk saat ini. Otaknya sedang blank dan juga kacau padahal ia baru saja bersenang-senang dengan pria itu.
Rasa kesal dan malu kini mulai menggerogoti perasaannya. Ia seperti wanita murahan yang gampang sekali tergoda pada laki-laki.
Bara pasti sedang mencemoohnya sekarang. Pria itu pasti akan mengatakan kalau ia benar-benar adalah wanita murahan.
Airmatanya tak terasa meleleh dari pelupuk matanya. Dalam hati ia berjanji untuk tidak merespon semua yang dilakukan oleh pria itu padanya.
Pernikahan ini juga tak aku inginkan!
Ah tiba-tiba perkataan Bara terngiang-ngiang di dalam ingatannya.
Kamu memalukan Zi. Harusnya kamu bisa bertahan dan menolak. Harusnya kamu tak membalas apa yang pria itu lakukan padamu.
Zizi menyusut airmatanya dengan menggunakan punggung tangannya. Untungnya ia hanya sendiri di dalam lift itu jadi ia bisa menangis sepuasnya. Menyesali kebodohannya sendiri yang terlalu cepat terbawa suasana.
Wanita yang bernama DeLa itu pasti ingin menemui pak Bara dan akan melakukan sesuatu di ruangan itu seperti yang ia lakukan padaku tadi.
"Aaargh dasar brengsek!" umpat Zizi dengan emosi tertahan.
Tring
Pintu lift terbuka, Zizi pun langsung keluar dan melangkahkan kakinya menuju ruangan divisi humas. Mungkin dengan membantu Farel bisa membuat suasana hatinya kembali membaik.
Sementara itu, Dela yang sudah tiba di depan ruangan pimpinan tertinggi di perusahaan itu, merasakan dadanya berdebar takut.
Apa mungkin Bara masih mau memaafkan dan menerimaku?
Ya pastilah.
Bara ''kan cinta mati padaku. Aku pasti dimaafkannya!
Wanita itu pun langsung masuk ke dalam ruangan kerja Bara Al Fayed dengan percaya diri. Ia memeluk tubuh Bara yang sedang berdiri menghadap jendela. Tangannya melingkar posesif pada perut rata pria yang selama beberapa tahun ini ia tinggalkan.
"Zizi?"
🌻
Like Like Like
Komen Komen Komen
trus devano gimana dong, ..ga kasian, dia blm kesurga thor 😀