Emily Gabriella Putri seorang gadis cantik berumur 25 th terpaksa harus bersandiwara menggantikan saudari kembarnya Emilia Karmila menjadi tahanan seorang mafia,karena telah melukai adik seorang mafia berkuasa bernama Albert wheeler.
Emily akan berusaha kuat untuk melindungi keluarganya.
Dan bagaimana perasaan Emily ketika mengetahui jika seseorang yang ia cintai adalah seseorang yang telah membuat ia merasa terpuruk selama 5 tahun lama nya.
“Tidak mungkin..laki-laki itu tidak mungkin Albert”gumam Emily dalam hati
Penasaran?
Yuk mampir
Selamat berhalu ria!!!!!!!!
Selamat berhalu ria
MOHON MAAF UNTUK KETIDAKNYAMANAN KALIAN DALAM MEMBACA CERITA INI. KARYAKU YANG INI MASIH DALAM PROSES REVISI PERBAB, GUNA MENYEMPURNAKAN TATA BAHASA MAUPUN TANDA BACANYA YANG MASIH SANGAT BERANTAKAN. BAGI KAIAN YANG SUDAH MEMBACA, MOHON MAAF JIKA TERGANGGU DENGAN NOTIF UPDATENYA. JIKA BERKENAN, KALIAN BISA MEMBACA ULANG.
TERIMA KASIH UNTUK PENGERTIANNYA
HAPPY READING🫶🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oming32, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
#happyreading
Kini mereka bertiga sudah berada di bandara yang terletak di belakang mansion,Sam dan Leon akan terbang menggunakan jet pribadi milik Albert.
“Baiklah tuan muda aku pamit”ucap Sam
“Sudah berhenti menangis..kau tidak akan lama disana..saat masalah daddy selesai,daddy akan menjemputmu”Albert berjongkok di depan Leon dan memeluk sang putra
“Janji..?”Leon mengangkat jari kelingkingnya
“Janji...sekarang bersiaplah kau akan segera berangkat”Albert pun ikut mengangkat jari kelingking nya.
“Mari tuan muda kecil”ajak Sam
Leon memeluk Albert dengan erat,seperti biasa anak laki-laki itu akan menangis jika sudah seperti ini.
Albert tak ingin merasa ikut larut dalam kesedihan karena tidak tega untuk melepas putra kesayangannya,dia melepas pelukannya dan mengusap air mata sang putra.
“Berhenti menangis oke..kau ini anak laki-laki jadi kau tidak boleh rapuh seperti ini..sekarang pergilah ikut bersama uncle Sam”perintah Albert
Leon menganggukkan kepala nya dan berjalan ke arah jet pribadi milik Albert,Leon berjalan lurus tanpa menoleh kebelakang.
Tidak bisa dipungkiri jika saat ini Leon merasa kesal dan kecewa dengan keputusan daddy nya untuk mengirimnya ke rumah sang kakek.
Albert menatap jet pribadi miliknya yang mulai menjauh,ada sedikit rasa sakit di dalam hati nya ketika putra nya pergi dengan rasa kecewa terhadap diri nya
Tapi apa boleh buat,Albert harus mengambil keputusan itu demi masa depan putra nya.
Ketika benda terbang itu sudah menghilang dari penglihatannya,Albert memutuskan untuk kembali ke dalam mansion.
“Clifton siapkan senjata..aku ingin latihan menembak dan kau ajak gadis itu bersama mu.”perintah Albert sembari berjalan masuk ke dalam mansion
“Baik tuan”Clifton segera melaksanakan perintah dari tuannya.
****
Di dalam kamarnya Emily tengah serius membaca setiap lembar buku yang ia bawa dari kantor,dia mempelajari beberapa dokumen yang sering ia kerjakan di kantor.
Tok...tok..tok
Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan Emily.
“Selamat siang nona Emilia”sapa Clifton
“Ada apa?”tanya Emily dengan ketus
“Tuan Albert memanggil anda untuk latihan menembak bersama dengannya.”ujarnya
“Kenapa harus aku?”tanya Emily dengan raut wajah bingung
“Mohon maaf nona untuk hal itu anda bisa tanyakan langsung kepada tuan Albert”jawab Clifton
“Baiklah aku akan bersiap-siap dulu”
“Seperti nya anda tidak punya waktu untuk bersiap nona,karena tuan Albert hanya memberi anda waktu 10 menit untuk sampai di lapangan tembak”jelas Albert
“Kau bisa menghitungnya setelah aku selesai bersiap”bantahnya
“Sepertinya anda salah nona,,tuan Albert sudah menghitung sedari tadi ketika nona membukakan pintu untuk saya”
“Kenapa kau tidak memberitahu kU dari tadi”teriak Emily yang kini tengah tergesa-gesa untuk menutup pintu kamarnya
“Awas”Emily sedikit menyenggol Clifton sebagai tanda kekesalannya kepada sekretaris yang satu ini.
Emily berjalan sambil menghentakkan kaki nya,dia pergi meninggalkan Clifton yang masih berdiri di depan kamarnya.
Tiba-tiba Emily menghentikan langkahnya ketika menyadari jika dia tidak mengetahui keberadaan lapangan tembak yang dimaksud Clifton.
“Hhhmm kenapa kau masih disana”tanya Emily
“Saya akan mengikuti nona dari belakang”ucap Clifton sembari tersenyum
“Astaga aku mana tahu lapangan tembak di sebelah mana”gumam Emily dalam hati
Clifton yang menyadari bahwa kini Emily sedang bingung mulai berjalan mendahului Emily.
“Mari nona”ajak Clifton dengan raut wajah sedikit mengejek
“Ahhh iya”jawab Emily berusaha menutupi rasa malu nya
Kini mereka berdua telah sampai di depan pintu besi yang menjulang tinggi ,Emily sedikit merasa gugup karena ini kali pertama nya dia akan melihat orang menembak secara langsung.
“Silakan nona..tuan Albert sudah menunggu anda di dalam sana”Clifton membukakan pintu untuk nona nya.
“Ka..kau tidak ikut masuk”Emily mulai gugup
“Tidak nona..tuan hanya akan latihan menembak bersama anda seperti sebelumnya.”ujar Clifton sengaja memberi penekanan
“Baiklah aku akan masuk”membuka pintu dengan jantung yang berdegup kencang.
Emily sedikit merasa takut mengingat bagaimana tega nya seorang Albert menghukumnya ketika melakukan kesalahan.
Dengan langkah gontai dia mulai masuk ke lapangan itu,rasa gugup mulai menjalar di tubuhnya.
Kini mata nya tengah mencari keberadaan Albert,meneliti setiap benda yang berada disana,hingga tidak jauh dari sana terlihat sosok gagah tengah membidik sasaran yang berada jauh di depannya.
Dia melangkahkan kaki nya dengan berat,rasa takutnya semakin menjadi,saat ini ia tengah merasakan malaikat maut berada disisi nya untuk mengajaknya bermain.
“Tenang Emily...tenang kau pasti bisa”gumamnya menyemangati diri nya yang sudah pasrah.
Ketika langkahnya semakin dekat,suara tembakan berhasil membuat jantungnya hampir merosot jatuh.
Dddoorrrrr....
“Aaaaaaaa....ampun..ampun tuan”teriak Emily ketika terkejut mendengar suara tembakan.
Emily menutup mata dan menutup telinga dengan kedua tangannya,badannya sedikit gemetar dengan lutut yang sedikit lemas.
Albert tersenyum sinis melihat Emily ketakutan,memang ini yang dia harapkan,membuat gadis yang dia anggap sebagai penipu tersiksa hingga dia akan mengakui rencana busuk yang ia buat.
“Kemarilah...atau peluru kU yang akan menjemput kesana”perintah Albert dingin.
Mendengar kata peluru Emily semakin merasa takut,dengan sigap ia berjalan ke arah Albert.
“Kau sudah terlambat 10 menit 45 detik,dan itu arti nya kau harus menerima hukuman.”ucap Albert
“Hhuuuaaa...hal gila apa lagi yang akan dia lakukan”gerutu Emily dalam hati
“Baik tuan”pasrah Emily
“Sekarang kau pergi ke arah pepohonan yang ada disana,kau harus berlari ke arah bendera merah di ujung sana,kau juga harus menghindari peluru yang aku lepaskan karena kali ini kau adalah sasaranku,jika kau sudah sampai di bendera merah itu maka aku akan berhenti menembak,dalam pistol ini terdapat 8 peluru di dalamnya dan aku akan menggunakan 3 pistol,,kau bisa beristirahat setiap kali aku mengganti pistol.”jelas Albert
Emily diam mematung mendengar ide gila Albert,dia masih mencerna setiap kata yang di ucapkan Albert.
“Ingat kau harus berlari dan menghindar...jika tidak...dengan senang hati peluru ini akan menembus tubuhmu atau kemungkinan terburuknya peluru ini akan menghancurkan otak jenius mu itu.”bisik Albert
Emily semakin bergidik ngeri mendengar ucapan Albert,hingga kini keringat dingin sudah membasahi tubuhnya.
“Baiklah aku rasa kau sudah mengerti,,berlari lah karena di hitungan ke 10 aku akan mulai menembak”perintah Albert dengan santai
“Satu”Albert mulai menghitung
Emily yang mulai sadar dari lamunannya segera berlari ke arah pepohonan besar yang berjejer rapi.”
“Dua”Albert mulai mengambil salah satu pistol
“Tiga...empat....lima....enam...tujuh”kini Albert mulai mengangkat pistol dan mengarahkan pistol ke arah Emily
“Delapan”
“Sembilan”kini tangan Albert sudah siap untuk menarik pelatuk
“Sepuluh”Albert menarik pelatuknya dan
Dddoorrrr....