Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 021 Day - 1
Hamparan pasir putih begitu membentang luas. Seolah mengisyaratkan bahwa luasnya pasir putih yang bersih itu sama seperti cintanya yang begitu besar dan sangat tulus.
.
.
.
Derry memberikan satu mangkok es krim tiga rasa kepada Aera. Gadis itu tampak tersenyum senang sekali. Sambil berjalan pelan , Aera membuka es krim itu dan mencari sendok di dalam plastik.
"Kenapa sendoknya cuma satu? Kenapa nggak minta dua?" ucap Aera dengan heran.
"Ya nggak apa-apa , ya udah masa aku harus balik minta sendok? Aku lupa tadi. Aku juga gak lihat sendoknya ada berapa." ucap Derry dengan santainya.
"Terus gimana dong?" ucap Aera yang tampak kebingungan.
"Ya udah kan bisa gantian." ucap Derry dengan tenang.
"Hah?" ucap Aera melongo mendengar ucapan Derry itu.
"Nggak usah kayak gitu juga ekspresinya. Biasa aja dong." ucapan Derry membuat Aera menatapnya tajam.
"Satu sendok untuk berdua. Astaga , aku gak pernah kayak gini sebelumnya." ucap Aera yang kemudian menyendok es krim pertamanya. Setelah itu sendok itupun ia tancapkan di es krim.
"Tapi kita udah berciuman. Jadi , nggak ada masalah kan walaupun kita makan atau minum dengan alat yang sama?" ucap Derry dengan santainya yang kemudian menyendok es krim.
"Aku masih nggak ngerti , sejauh ini ya cinta mengubah hati seseorang." ucap Aera dengan tersenyum.
"Jadi jangan pernah kamu ragu dengan perasaanku. Aku nggak begitu paham dengan apa yang disebut cinta. Tapi saat di dekat kamu , rasa itu udah bikin aku ngerasa gila." ucap Derry dengan tenang.
Aera mendongakkan kepalanya untuk menatap lelaki itu. Entah mengapa Aera tampak begitu menggemaskan sekali di mata Derry .
"Tapi walaupun begitu , aku masih tetap jadi sekretaris kamu kan?" ucap Aera dengan tersenyum.
"Iya dong , aku nggak mau ada sekretaris lain selain kamu. Sampai kita menikah nanti." ucap Derry dengan santainya berbicara tentang pernikahan.
"Hah? Baru semalam loh , udah bicara tentang pernikahan. Astaga Derry kamu benar-benar gila ya." ucap Aera dengan tertawa kecil.
"Aku serius." ucap Derry dengan tersenyum.
"Jangan omongin soal pernikahan , itu terlalu cepat. Jadi kita mulai aja dulu. Kita nikmati aja dulu seperti orang lain yang lagi jatuh cinta." ucap Aera dengan tenang.
"Mama tuh pengen banget lihat kita menikah. Jujur aja setelah kita datang ke pernikahan Shania , mama semakin yakin kalau kamu adalah perempuan yang cocok buat aku." ucap Derry bercerita.
"Mama kamu baik banget orangnya. Aku beneran bersyukur banget ada di antara kalian." ucap Aera dengan tersenyum.
"Aku yang beruntung bisa mendapatkanmu." ucap Derry dengan mengacaukan puncak kepala Aera.
"Ya memang banyak yang mengincar ku hehe..." ucap Aera dengan tertawa kecil.
"Tapi cuma aku pemenangnya." ucap Derry dengan tersenyum.
"Pemenangnya adalah siapa yang besok bakal jadi suami aku." ucap Aera dengan santainya.
"Iya itu aku. Aku siap menikahimu kapan pun kamu mau." ucap Derry dengan santai.
"Eumm... Setahun atau dua tahun lagi mungkin." ucap Aera dengan ekspresi berfikir.
"Itu terlalu lama nggak sih? Ngapain harus selama itu?" ucap Derry dengan tatapan herannya.
"Ya wajar dong , seorang perempuan itu nggak mudah mau menentukan pilihan. Apalagi soal pernikahan." ucap Aera dengan tenang.
"Apa yang perlu di pikirin ? Aku akan penuhi semua kebutuhan kamu. Kamu cukup menemani aku kemana pun aku pergi. Jadi jangan khawatir dan jangan pernah kamu ragu." ucap Derry dengan santainya merangkul pundak Aera.
"Iya tapi tetap aja jangan buru-buru." ucap Aera.
"Ya udah nggak. Asal jangan sampai setahun lebih ya." ucap Derry dengan tersenyum.
"Suka-suka aku dong." ucap Aera.
"Aku nggak mau kalau kamu sampai tergoda dengan cowok lain. Aku tau kok dunia perempuan setelah menikah itu pasti berubah drastis. Tapi aku akan usahakan kalau duniamu bakal baik-baik aja setelah kita menikah." ucap Derry dengan tersenyum.
"Benarkah ? Ya itu karena karir dan menjadi ibu itu suatu pilihan yang berat. Itulah sebabnya kenapa perempuan butuh waktu seribu kali untuk memikirkan soal itu." ucap Aera dengan tenang.
"Iya aku paham. Tapi bukannya seorang perempuan itu memang kodratnya menjadi ibu? Kamu tenang aja , jangan pikirkan soal itu. Meskipun kita menikah , kamu bisa tetap bekerja atau melakukan apapun yang kamu mau." ucap Derry dengan tenang.
"Heumm , ya aku tau menjadi ibu adalah fase yang diinginkan hampir semua perempuan. Cuma ya waktunya aja yang perlu dipikirkan." ucap Aera.
"Kalau menurut aku ya , menikah itu juga nggak harus segera punya anak kok. Jadi kamu tenang aja. Aku cuma mau kita bisa lebih bebas melakukan sesuatu." ucap Derry dengan tersenyum.
"Memangnya mau melakukan apa , kita masih muda tauk. Fokus aja dulu sama pekerjaan." ucap Aera dengan santai.
"Heumm , umur kita udah pantas kok. Nggak terlalu muda juga. Justru kalau kita lebih dekat , aku akan tambah semangat untuk bekerja." ucap Derry dengan tenang.
"Terserah kamu aja deh." ucap Aera yang kemudian menyendok es krim ke mulutnya.
"Aku tau , pernikahan itu sakral dan nggak bisa dipermainkan. Percaya sama aku , aku nggak akan pernah mengecewakanmu." ucap Derry dengan yakin.
"Aku tau kamu orang yang baik. Jatuh cintanya cowok dingin sepertimu itu memang nggak main-main. Dan aku percaya sama kamu." ucap Aera dengan tersenyum.
"Makasih ya , kamu juga harus jaga diri baik-baik selama disana ya. Jangan keluyuran malam." ucap Derry yang membuat Aera menatapnya dengan tatapan polosnya itu.
"Gak boleh ya? Tapi menikmati kota Jogja dimalam hari itu adalah momen yang sangat indah. Sayang dong kalau terlewatkan." ucap Aera dengan tersenyum.
"Aera jangan bikin aku berubah pikiran ya." ucap Derry dengan menatap wajah Aera.
"Berubah kenapa ?" ucap Aera dengan tenang.
"Apa aku harus ikut kamu?" ucap Derry yang membuat Aera melongo.
"Mau ngapain?" ucap Aera dengan mengerutkan keningnya.
"Mau ngawasin kamu lah." ucap Derry dengan santainya.
"Udah ya jangan berlebihan gitu , aku nggak akan pergi sama cowok lain. Tenang aja." ucap Aera dengan tersenyum.
"Kalau sampai aku tau kamu bohong , kamu harus siap mendapatkan hukuman." ucap Derry dengan tenang.
"Apa? Hukuman ? Sejak kapan bosku ini berani menghukumku?" ucap Aera dengan tersenyum.
"Sejak aku berhasil memilikimu." ucap Derry dengan senyuman manisnya yang membuat Aera mengalihkan pandangannya.
Aera menepuk dahinya pelan. Ia heran sekali dengan kata-kata lelaki itu barusan.
"Bucin banget jadi cowok !" ucap Aera sembari memandang ombak yang tenang itu.
"Aera , kamu punya saudara?" ucap Derry bertanya.
"Punya. Aku punya kakak dan adik. Tapi kakak udah menikah. Kalau adik ku cowok masih kuliah." ucap Aera.
"Kakak kamu tinggal dimana?" ucap Derry.
"Kakak menikah sama orang Semarang. Mereka tinggal disana , mereka juga udah punya anak satu cewek dan lucu banget." ucap Aera dengan tersenyum.
"Kalau begitu , suatu saat kalau kita menikah , nggak ada masalah dong kalau kamu ikut aku. Kita hidup berdua." ucap Derry dengan tersenyum.
"Aku akan ikut kemana aja kamu pergi." ucap Aera.
"Cuma untuk kali ini aja ya aku izinkan kamu pergi jauh sendirian. Besok-besok aku nggak bakal kasih izin ke kamu lagi." ucap Derry dengan santainya.
"Kenapa emang? Selama kita belum menikah , masih bisa bebas lah." ucap Aera dengan menatap lelaki itu.
"Maksud aku tuh kalau kamu mau bepergian jauh harus sama aku. Aku nggak mau kamu kenapa-napa di jalan." ucap Derry dengan tenang.
"Ya oke deh , apa kata kamu aja. Tapi aku heran deh kenapa perubahan kamu jauh banget ? Sejak tadi malam , kamu benar-benar berbeda." ucap Aera dengan tenang.
"Aku udah bilang , aku nggak ngerti kenapa setiap dekat kamu rasanya nggak biasa." ucap Derry dengan tersenyum.
Aera menghentikan langkahnya dan menatap lelaki itu.
"Kenapa ?" ucap Derry dengan heran.
"Mau peluk." ucap Aera yang kemudian dengan cepat segera melingkarkan tangannya pada tubuh lelaki itu.
Entah kenapa rasanya ia ingin sekali memeluk lelaki itu. Aera menyembunyikan wajahnya di dada bidang lelaki yang kini tampak sedang tersenyum bahagia.
Kedua tangan Derry pun melingkari pinggang Aera dengan erat. Rasanya seperti enggan sekali untuk melepaskannya. Ia mengecup sejenak puncak kepala Aera dengan lembut.
"Aku masih nggak percaya dengan semua ini." ucap Aera didalam pelukan.
"Percaya aja , ini bener-bener nyata kok. Kamu nggak lagi mimpi." ucap Derry dengan tersenyum.
Aera pun tersadar dan hendak melepaskan tangannya , namun sepertinya Derry justru menahannya.
"Sebentar lagi aja." ucap Derry dengan tenang.
"Di lihat orang. Aku malu tauk." ucap Aera yang tampak menyadari beberapa orang tersenyum setelah melihatnya.
"Kamu yang mulai duluan. Aku masih mau peluk sebentar aja." ucap Derry dengan santainya.
"Udah deh udah. Nanti lagi." ucap Aera yang berusaha melepaskan diri.
"Baiklah. Kita duduk sebentar ya disana." ucap Derry dengan menunjuk kursi panjang.
"Ayok." ucap Aera yang kemudian melangkah bersama Derry menuju kursi di bawah payung besar itu.
Angin pantai begitu segar menerpa wajah cantik gadis itu. Membuat rambut panjang itu beterbangan kesana kemari tanpa aturan.
Aera dan Derry menghabiskan es krim itu dengan satu sendok secara bergantian. Romantis sekali memang.
Cinta memang seindah itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......