NovelToon NovelToon
CEO Tampan Itu, Suamiku

CEO Tampan Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Animous

"Itu pernyataan, Leya Maura Nugrah!"

"Loh kamu tau nama asli leya dari mana?!" kaget wanita itu.

"Apa yang saya tidak tau?"

"Sombong." ketus Leya kesal, gadis itu rasanya ingin membuang pria di hadapannya ini kelaut saja! benar benar membuat nya naik darah.

"Besok besok gak usah temui Leya!"

"Kalau saya mau ketemu?"

"Kamu nyebelin, Tuan Damian Aarav Niell!"

"Saya menyukai panggilan itu, Leya!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

Pagi ini Leya dan Damian pergi ke bandara menjemput Nia dan Dita, setidaknya Damian merasa aman karna Leya ada teman jadinya gadis itu tidak mencoba untuk kabur lagi.

"Leya!" teriak Nita dan Dita. Leya berlari menghampiri mereka.

"Leya kangen banget sama kalian."

"Kita juga aelah, jadi sekarang kita ke mana dulu nih?" tanya Dita menyenggol bahu Leya pelan

"Langsung pulang." sahut Damian datar, mereka menatap takut pria itu dan hanya menurut saja.

Mereka masuk ke dalam mobil, di perjalanan mereka menatap takjub indah nya negara ini bahkan jalanan yang ramai tidak terlihat mengecilkan kota ini.

"Boleh kali ajak kita makan ke picccola." sindir Dita

"Damian, kita mampir ya makan dulu." ucap Leya pelan tapi takut.

"Baiklah."

Mereka tersenyum gembira. Menurut Dita alangkah enak nya hidup Leya sekarang, andai saja dia mendapatkan pria seperti Damian mungkin dia akan menjadi ratu.

"Leya, boleh kali kenalin teman tuan Damian ke kita."

"Leya gak kenal sama teman nya." cicit Leya pelan.

Damian benar benar risih dengan pertanyaan aneh oleh teman Leya, kalau bukan karna Leya dia sangat malam menjemput dua wanita itu.

Setelah lama di perjalanan mereka mampir makan ke tempat yang Dita bilang, namun mereka di gesak oleh Damian untuk cepat makan.

Damian merasa ada yang mengikuti nya sejak masuk ke tempat ini, dia benar benar tidak mau Leya dalam bahaya.

Damian memegang erat tangan gadis itu."Apa pun yang terjadi teriakan nama saya." ucap Damian pelan

Leya mengangguk kepalanya paham, setelah itu mereka bergegas untuk keluar. Benar saja memang ada yang mengikuti Damian sejak tadi.

Melihat wajah marah Damian membuat Leya takut, namun gadis itu berusaha menenangi nya.

"Kalau ada apa kamu jangan panik ya, Leya di sini."

"Justru karna adanya kamu, saya jadi panik Leya!" tekan Damian membuat mereka sedikit bingung.

"Shit!" umpat Damian langsung melajukan mobilnya cepat, tidak lama Damian langsung menghubungi seseorang.

"Kalian berdua turun, masuk ke mobil itu."ucap Damian perintahkan Nia dan Dita. Itu adalah mobil suruhan Damian untuk mengantar dua wanita itu kembali ke mansion.

Sedangkan Damian, dia akan membawa Leya ke suatu tempat, jujur saja dia tidak peduli keadaan siapa pun. Dia hanya akan melindungi Leya, jadi dia memutuskan untuk memindah kan kedua gadis itu.

Damian tau betul jika mansion nya memang sudah tidak aman dari lama. Jadi dia akan membawa Leya ke tempat lain. Bisa saja Damian pergi dari mansion nya sejak dulu, tapi dia tidak tega meninggalkan tempat kenangan nya bersama Anara dulu.

"Damian, kita ke mana?"

"Leya, kamu sangat tidak sopan." kesal pria itu

"Jadi kita ke mana?" tanya Leya mulai panik.

"Kamu tenang, saya akan membawa mu ke tempat aman." jelas Damian.

"Lalu kenapa kamu pindahin teman Leya? Jangan jangan biar musuh kamu ngincar mobil itu? Damian itu teman Leya!" teriak Leya

"Mereka aman, Leya."

"Kamu bohong, terus untuk apa leya di pisahkan dengan mereka?!" bentak Leya menatap pria itu dengan berani.

Damian menggenggam tangan gadis itu."Tenang lah, saya berjanji jika mereka akan aman."

"Kamu janji?"

"Ya, Leya. Hanya saja saya menggunakan mereka untuk menangkap parah tikus kecil itu." ucap Damian tenang.

Setelah cukup lama, Damian ternyata membawa Leya ke rumah sederhana yang Leya sendiri tidak tau itu rumah siapa.

"Ini rumah siapa?" tanya Leya pelan.

"Anara." jawab pria itu singkat

Rasanya hati Leya seperti tertusuk ribuan pisau, setiap kali Damian menyebutkan nama gadis itu seakan akan itu akan menghancurkan hati nya.

"Kenapa kamu bawa Leya ke sini." ucap Leya pelan.

"Karna cuma di sini kamu akan aman."

"Lebih baik Leya mati di sana dari pada Leya harus berada di sini." ucap Leya tampak takut.

"Shut, jangan katakan itu. Saya tidak ingin kamu mati Leya, berhenti berbicara omong kosong." ucap pria itu menggenggam tangan Leya dan membawa nya masuk.

"Bagaimana kamu bisa punya kunci nya?" tanya Leya.

"Saya selalu membawa nya di saku"

Leya hanya mengangguk kepalanya paham, dia tau jika Damian begitu menyangi gadis itu. Namun Leya merasa tidak enak jika Damian terus mengingat nya.

"Kenapa kamu selalu ingat dia?" tanya Leya.

"Karna, dia adalah satu satunya orang yang peduli sama saya. Bahkan keluarga saya tidak pernah peduli apa yang akan terjadi sama saya, Leya! Menurut saya dia adalah manusia terbaik. Gadis cantik dan lucu itu harus merasakan sakit karna saya." ucap Damian tersenyum melihat foto bingkai seorang gadis tengah tersenyum manis memegang sebuah bunga tulip

"Leya gak pernah tau soal keluarga kamu."

"Lebih baik kamu tidak tau, Leya."

"Bagaimana pertemuan kamu sama Anara, pasti sangat lucu."

Damian mulai menceritakan masa lalu nya.

Malam itu saat Damian berumur 19 tahun, Damian berniat ke pemakaman kakeknya, hari gelap karna turun hujan. Pandangan Damian teralih pada seorang gadis yang tengah menangis di tepi gundukan tanah itu. Damian berinsiatif untuk mendekati nya.

Damian memayung kan gadis itu."Kamu tidak takut jika kamu jatuh sakit?" tanya Damian kecil, karna suara hujan membuat suaranya terdengar kecil.

"Aku, ingin ikut orang tua ku."

Damian berjongkok di sebelah gadis itu."Semua manusia akan merasakan mati, dan kamu juga pasti akan merasakan nya. Suatu saat kamu akan bersama kembali dengan orang tua mu, jangan sakiti dirimu di sini. Mereka pasti tidak menyukai tingkah konyol mu ini." ucap Damian membuat gadis itu menoleh menghadapi nya.

"Lalu kamu? Kenapa di sini?"

"Aku ingin melihat pemakaman kakekku."

"Ayo aku temani." ucap gadis itu tersenyum ramah.

Damian melihat itu juga ikut tersenyum, akhirnya mereka berdua menuju ke sebuah gundukan tanah yang tertulis nama Anderson Aarav Niell.

"Dia pasti orang terpenting kamu ya, semangat ya."

"Selalu."

Malam itu Damian pulang mengantar gadis itu kembali kerumah nya.

"Mau mampir gak?" tanya gadis itu.

"Gak baik, perempuan dan laki laki bersama di rumah kosong."

"Enggak kok, pasti ada mama sama papa aku di sini." ucap Gadis itu

Damian tertawa mendengar nya, akhirnya pria itu masuk ke dalam. Sedangkan Anara memberikan minuman hangat untuk pria itu.

"Rumah mu adem ya." sahut Damian.

"Iya, walaupun sederhana."

"Nama kamu siapa?"

"Anara Asevazora"

"Nama yang indah, seperti orang nya." cicit Damian.

"Kalau kamu?"

"Damian Aarav Niell."

"Oh baiklah Damian."

"Lain kali, aku ajak kamu keluar agak tidak merasa sunyi di rumah." celetuk Damian.

"Benarkah? Aku akan sangat berterima kasih pada mu, Damian!"

1
Dewi @@@♥️♥️
coba mampir baca,,semoga bagus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!