Blurb :
Ling, seorang Raja Legendaris yang bisa membuat semua orang bergetar saat mendengar namanya. Tak hanya orang biasa, bahkan orang besar pun menghormatinya. Dia adalah pemimpin di Organisasi Tempur, organisasi terkuat di Kota Bayangan. Dengan kehebatannya, dia dapat melakukan apa saja. Seni beladiri? Oke! Ilmu penyembuhan? Oke! Ilmu bisnis? Oke!
Namun, eksperimen yang dia lakukan menyebabkan dirinya mati. Saat bangun, ternyata ia bereinkarnasi menjadi pria bodoh dan tidak berguna yang selalu dihina. Bahkan menjadi tertawaan adalah hal yang biasa.
Popularitas yang selama ini ia junjung tinggi, hancur begitu saja. Mampukah ia membangun kembali nama besarnya? Atau mungkin ia akan mendapat nama yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita Tidak Kekurangan Uang
Ling mulai menyiapkan bak mandi dengan mengisi air dan memasukkan rumput gruv yang telah ia kumpulkan. Setelah beberapa saat merendam, ia pun masuk ke dalam bak mandi untuk berendam.
Aroma terapi dari rumput ini hanya akan tercium setelah direndam dalam waktu tertentu. Dulu, Ling sering menggunakan rendaman ini untuk meningkatkan kekuatan fisiknya. Namun, tampaknya orang-orang di sini tidak tahu tentang manfaat luar biasa yang terkandung dalam rumput ini.
Sambil berendam, ia menggenggam liontin giok kuno yang selalu menemaninya. Dengan hati-hati, ia juga merendam liontin itu bersama rumput gruv. Ling masih bingung mengapa liontin itu selalu ikut bersamanya, apalagi karena liontin tersebut merupakan salah satu rahasia dari kekuatannya yang luar biasa.
Liontin giok kuno itu, ia tak ingat dengan jelas bagaimana ia bisa mendapatkannya. Jika dipikirkan lagi, ternyata banyak kenangan yang terasa hilang. Salah satu yang paling kabur adalah peristiwa ledakan bom yang ia buat sendiri.
Saat ini, Ling berusaha mengingat kembali ingatan pemilik tubuh asli. Dia ingat bahwa pemilik tubuh itu seringkali meminum jus yang diberikan oleh Wuzhou. Dalam ingatannya, Wuzhou dianggap sangat baik hati karena selalu membelanya ketika orang lain menghina.
Namun, di balik itu semua, Wuzhou juga yang sebenarnya menghasut orang-orang untuk mengejek Ling.
Yang tidak disadari oleh pemilik tubuh asli adalah bahwa jus yang ia terima ternyata mengandung racun dengan dosis rendah. Racun tersebut membuat proses kultivasi menjadi lambat. Orang-orang di sekitarnya hanya melihatnya sebagai sosok yang malas berlatih, padahal sebenarnya ia selalu berlatih di malam hari. Ling juga merasakan kehilangan perhatian dari ibunya, yang mendorongnya untuk berbuat onar agar ibunya kembali memperhatikannya.
Ling mengangguk seolah memahami semua ini. Setelah satu jam berendam, air di bak mandi berubah menjadi hitam pekat. Ia segera membasuh tubuhnya dan mengenakan pakaian yang bersih.
Setelah itu, Ling duduk bersila di lantai, berusaha berkonsentrasi untuk menembus ke tingkat ketiga dalam kultivasinya. Namun, ia merasa kesulitan karena racun dalam tubuhnya belum sepenuhnya hilang. Ia pun memutuskan untuk membuat ramuan.
Keahlian Ling dalam membuat ramuan sudah tidak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai Dewa Tabib dan telah berguru kepada banyak tokoh besar dalam dunia pengobatan. Dengan keahlian yang hampir sempurna, Ling tidak menyangka bahwa ia akan kembali menggunakan kemampuannya.
Ling merasa bahwa perlengkapan yang dimilikinya saat ini sangat terbatas. Ia membutuhkan guci yang langka untuk meningkatkan kualitas ramuan yang ingin dibuat. Sayangnya, guci tersebut sangat sulit ditemukan, dan hanya ada lima di dunia, salah satunya miliknya. Namun, saat ini, ia tidak tahu di mana harus mencarinya. Dengan berat hati, ia memutuskan untuk menggunakan barang dan bahan seadanya yang ada di sekitarnya.
Setelah berhasil memurnikan ramuan yang ada, Ling tanpa ragu langsung meminumnya. Ia kemudian berusaha berkonsentrasi kembali untuk melanjutkan proses kultivasi. Namun, ia merasa kesulitan untuk fokus. Berbagai ingatan aneh mulai bermunculan kembali dalam benaknya. Meskipun begitu, ia berusaha keras untuk memaksakan diri agar dapat berkonsentrasi sepenuhnya.
Sementara itu, ramuan yang ia berikan kepada Liam sebenarnya bisa meredakan sakit kepalanya. Namun, Ling menyadari bahwa Liam lebih membutuhkannya. Ia pun memilih untuk membuat ramuan lain.
Akhirnya ia berhasil menembus tingkat ketiga.
*
Di sisi lain, Liam memandang botol kecil yang ada di tangannya dengan rasa penasaran. Botol itu berisi cairan yang tampak jernih, tanpa warna dan bau. Ia sudah mengecek aromanya sebelumnya, tetapi tidak merasakan apa-apa.
“Mana mungkin ini adalah ramuan tingkat tinggi? Dan untuk apa Ling memberikannya padaku?” pikir Liam dengan bingung, meragukan ramuan tersebut.
Setelah sedikit merenung, ia meletakkan botol itu kembali dan bersiap-siap untuk mandi. Saat ia membuka baju, sebuah kertas kecil jatuh ke lantai. Ia segera teringat bahwa Ling memintanya untuk menyerahkan kertas tersebut kepada ibunya. Tanpa memeriksa lebih lanjut isi dari kertas itu, Liam langsung memberikan kertas tersebut kepada ibunya sebelum menuju ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi, ia mengambil kembali botol itu. Sekarang, saat ia melihat lebih dekat, ia menyadari bahwa ukiran di permukaan botol itu sangat indah. Ukiran bunga menjalar yang menghiasi botol biru tersebut membuatnya tampak sangat mewah. Tiba-tiba, ingatan tentang perkataan Ling terlintas di pikirannya, "Lain kali lebih perhatikanlah hal-hal kecil."
Liam pun meminum ramuan itu sebelum berkultivasi. Meskipun tidak ada efek yang langsung terasa setelah meminumnya, ia memilih untuk mengabaikannya dan mulai berlatih.
Ia duduk bersila dengan mata terpejam, mencoba memusatkan pikirannya.
Ting!
Dalam sekejap, ia merasakan bahwa ia telah mencapai tingkat ketiga. Ia terkejut, merasa seolah baru terpejam sejenak.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" tanyanya dalam hati, kebingungan melanda pikirannya. Biasanya, seseorang akan kesulitan untuk menembus satu tingkat. Lupakan tentang satu tingkat, bahkan untuk mencapai tingkat kedua menengah saja sangat sulit dilakukan. Kini, Liam sudah berada di tingkat ketiga. Apalagi, ia juga seorang ahli ramuan. Fokus pada dua hal akan lebih sulit.
Liam memejamkan mata lagi, merasakan sensasi ringan yang menyelubungi tubuhnya. Semua rasa sakit yang telah mengganggu selama ini tampak memudar, dan tidak ada lagi kelelahan yang menggerogoti dirinya. Aliran darahnya terasa lancar, pikirannya tenang, dan napasnya sangat teratur.
Ketika akhirnya ia membuka mata, ia terkesima melihat botol biru kecil yang terletak di ujung meja. Dengan cepat, ia bangkit dan mengambil botol tersebut, berencana untuk menyimpannya dan bertanya kepada kakeknya mengenai isi ramuan itu keesokan paginya.
"Ling benar-benar luar biasa. Aku bahkan tidak tahu ramuan apa ini. Tidak heran jika harganya selangit. Kini, aku meragukan kemampuanku sendiri," ucapnya dengan nada kagum.
Sebagai seorang ahli ramuan tingkat kedua, seharusnya ia bisa merasakan aroma dari ramuan tersebut. Tingkat kedua di keluarga mereka sudah dianggap cukup tinggi, namun jika dibandingkan dengan Ling, ia merasa tidak ada apa-apanya. Ia merasa malu saat teringat bagaimana ia sempat menghina Ling bodoh.
*
Di tempat lain, keributan besar terjadi di keluarga Zhuo. Penampilan Nyonya Besar mereka menakjubkan dan memukau banyak orang. Ia tampak lebih muda dari usianya, dengan kulit yang kencang dan bersinar. Wajahnya yang anggun melengkapi penampilan bangsawannya. Setiap wanita yang melihatnya merasa sangat iri. Rambutnya disanggul ke belakang, memperlihatkan lehernya yang jenjang, dan ia berdiri dengan anggun, sedikit mendongak ke atas.
"Apakah dia Nyonya Besar? Dia terlihat sangat muda," salah satu pelayan wanita berkomentar, tidak bisa menahan kekagumannya.
"Nyonya sangat cantik. Ini pertama kalinya aku melihat wanita secantik ini," ucap pelayan lainnya dengan nada bersemangat.
"Nyonya Zhuo, apakah kau sedang mengembangkan ramuan kecantikan?" tanya seorang tetua keluarga Zhuo, penasaran dengan perubahan yang begitu mencolok.
"Tidak," jawabnya singkat dan tegas.
"Aku hanya menggunakan rendaman rumput gruv pagi ini. Jujur, aku juga tidak menyangka hasilnya akan seperti ini," lanjutnya, sambil menyilangkan tangannya. Tangannya halus dan cantik, seolah terbuat dari giok, menambah keanggunan pada penampilannya yang luar biasa.
Rumput gruv? Semua orang tahu bahwa itu hanyalah rumput biasa yang biasanya digunakan sebagai pakan hewan. Apakah mungkin apa yang dikatakan Nyonya Besar itu benar? Rumput tersebut bahkan tergolong sangat murah. Ini benar-benar terasa aneh.
Zhuo Jia melangkah menuju ruang makan, di mana ia menemui suaminya, kepala keluarga Zhuo.
"Suamiku, aku ingin membeli semua rumput gruv yang ada di kota ini. Lihatlah hasilnya! Sangat memuaskan! Teman Liam sungguh berbakat karena bisa mengetahui tentang ini," ungkap Zhuo Jia sambil memutar tubuhnya dengan bangga. Ia sangat senang dengan perubahan yang dialaminya.
Tuan Zhuo Fan, suami Zhuo Jia, juga merasa terkesan dengan penampilan istrinya. Ia segera memberi perintah kepada para penjaga untuk mencari rumput itu. "Kalian semua mendengar apa yang dikatakan Nyonya Zhuo, bukan? Segera cari semua rumput gruv yang ada di Kota Urban!" perintahnya tegas.
Dengan cepat, semua penjaga pun membubarkan diri, melaksanakan perintah tuan mereka.
Sementara itu, Liam yang baru saja bangun terheran melihat suasana rumah yang tiba-tiba sunyi. Biasanya, ada penjaga di setiap sudut, tetapi kini hanya ada beberapa pelayan yang sibuk melayani di meja makan.
"Ibu, kemana semua penjaga? Apakah ada masalah?" tanya Liam saat ia mendekati meja makan. Ia belum menyadari bahwa ibunya terlihat sangat berbeda.
Zhuo Jia tersenyum cerah. "Liam, undanglah temanmu untuk makan malam nanti. Lihatlah! Apa kau tidak merasakan perbedaannya? Ibu terlihat lebih muda!"
Liam yang baru menyadari perubahannya juga merasa kagum. Ibu nya kini tampak sangat cantik dan auranya jauh lebih positif dibandingkan sebelumnya.
Namun, Liam mulai merasa bingung. "Tapi, Bu, teman yang mana yang harus ku undang? Kenapa aku harus mengundangnya untuk makan malam?" tanyanya, kebingungan.
"Tentu saja temanmu yang mengirim surat padaku. Berkat saran dari dia untuk menyuruhku berendam di rumput gruv, aku bisa terlihat seperti ini. Sekarang, aku tidak perlu khawatir akan keriput lagi. Para pelayan juga telah menyebarkan berita ini, dan para penjaga sudah ibu suruh untuk membeli semua rumput yang ada di Kota Urban," jelas ibunya.
Rumput gruv? Bukankah Ling sudah menghabiskan semua rumput yang tersedia di pasar? Liam tertegun mendengar hal itu.
"Tapi Bu...," ucapnya, tetapi perkataannya terputus.
"Tenanglah, kita tidak akan kekurangan uang untuk membeli semua itu," jawab Zhuo Jia dengan nada santai, seolah-olah segalanya sudah diatur dengan baik.
kalo MCnya tetep kuat, kayak gk ada halangan sama sekali,, gk asik sih