NovelToon NovelToon
Silhouette

Silhouette

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

"Aku memacari Echa, hanya karena dia mirip denganmu. Aku gak akan bisa melupakanmu Inayah. Jadi dengarkan aku, pasti... pasti aku akan memutuskan Echa apabila kamu mau kembali padaku!" Terdengar lamat-lamat pertengkaran Catur dengan mantan kekasihnya yang bernama Inayah dihalaman belakang sekolah.


Bagai dihantam ribuan batu, bagai ditusuk ribuan pisau. Sakit, nyeri, ngilu dan segala macam perasaan kecewa melemaskan semua otot tubuhnya. Echa terjatuh, tertunduk dengan berderai air mata.


"Jadi selama hampir setahun ini aku hanya sebagai pelampiasan." monolog gadis itu yang tak lain adalah Echa sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Bukan Siluet

Angin berhembus lirih diantara rimbunan daun pohon bambu. Dan waktu bergulir begitu cepat. Roda kehidupan terus berputar tanpa lelah. Sudah tiga tahun berlalu, tapi luka itu masih terasa berdenyut nyeri.

Ini hari pertama ku di kota yang baru. Aku memang pindah tinggal, tapi bukan untuk lari. Tapi aku memilih pergi, karena ingin mengembangkan diri. Berharap di tempat baru aku bisa menemukan bahagia tanpa bayang-bayang masa lalu.

Aku masih mencari pekerjaan yang mau menerima lulusan SMA seperti diriku. Berbekal kecerdasan yang aku miliki, berharap banyak, sambil bekerja aku bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Memang bisa mencari beasiswa, tapi untuk biaya hidup sehari-hari nya tentu bukan nominal yang kecil. Dan aku sudah bertekad untuk berhenti merepotkan Ibu ku. Setidaknya dengan aku mencari penghasilan sendiri, aku bisa sedikit meringankan beban Ibu ku.

Seminggu sudah aku keluar masuk perusahaan untuk menitipkan lamaran pekerjaan. Peribahasa dunia itu kejam untuk orang miskin memang benar. Meskipun ada yang menolak dengan halus, tapi aku juga menerima perlakuan buruk dari segelintir satpam di beberapa perusahaan.

"Disini tidak ada lowongan pekerjaan, apalagi menerima gadis kecil seperti kamu. Cepat pergi dari sini. Mengganggu saja," Ucap salah satu orang berseragam biru tua itu sambil melempar map ke wajahku.

(Disini settingnya masih seragam lama ya).

"Astagfirullah, tidak usah segitunya kali pak," Sambil ngomel ku langkahkan kaki ku untuk segera pergi dari situ.

"Ternyata sudah mendekati waktu dzuhur, pantas saja panas sekali rasanya ubun-ubun ku. Berkeliling dengan berjalan kaki tak membuat semangatku luntur, justru ini seperti olah raga meskipun dengan style dan waktu yang salah.

Ku putuskan untuk menepi ke Masjid sebentar, mencari tempat berteduh sambil menjalankan ibadah sholat dzuhur. Bersimpuh diatas sajadah, ku panjatkan doa. Tak pernah aku muluk-muluk meminta, hanya kesehatan untuk ku, Ibu, kakek, nenek dan adikku menjadi prioritas. Apalah arti gemerlap dunia tanpa punya badan sehat. Doa ku selanjutnya adalah supaya aku diberikan kebarokahan dalam setiap yang ku lakukan. Cukup hidup bahagia dunia dan akhirat.

Beberapa saat kemudian setelah merasa cukup istirahat. Ku putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Siapa tau, ada perusahaan yang masih butuh tenaga ku. Baru juga ingin beranjak, tetiba ada angin bertiup sangat kencang. Sampai ada selembar koran lusuh menutup wajahku.

"Masya Alloh, semoga angin pertanda berkah bukan bencana," Doa ku dalam hati.

Ku ambil koran yang tersangkut tadi, ku amati sejenak. Ada kolom lowongan pekerjaan kecil. Entah kenapa aku sangat penasaran. Ku baca perlahan, tapi ternyata aku terlambat. Di situ tertulis, ada perusahaan yang membutuhkan staff admin. Syarat minimal lulusan SMA, diprioritaskan yang sudah berpengalaman. Dan terakhir dibuka Sabtu kemarin, sedangkan sekarang hari Senin. Lagi-lagi aku harus menelan kekecewaan. Ku lipat selembar koran tersebut dan hendak aku buang ke tempat sampah. Tapi seorang kakek tiba-tiba datang entah dari mana. Beliau tersenyum hangat dan menepuk tiga kali pundak ku. Seolah terhipnotis, aku menyimak apa yang dikatakannya.

"Datang saja kesana, siapa tau menjadi rejeki mu," Ucapnya sambil berlalu.

Aku mengangguk tapi kebingungan dengan kalimatnya. Tiba-tiba kakek itu tidak kelihatan, seperti hilang.

"Astagfirullah, apa maksud kakek tadi. Apa aku diminta tetap datang melamar ke sana. Tapi kan sudah terlambat, dan lagi siapa kakek itu. Kenapa perginya cepat sekali," Gumamku kebingungan.

Karena terlalu syok dengan kejadian barusan, jadi keinginan untuk lanjutkan perjalanan aku urungkan. Aku memilih kembali pulang ke kos-kosan saja. Supaya aku bisa istirahat barang sejenak.

Malam harinya, aku lanjutkan menulis banyak surat lowongan pekerjaan. Sempat terlupa dengan ucapan kakek itu. Tapi saat aku mau beberes tas, ku lihat lagi selembar koran lusuh yang sudah terlipat ini. Ku buka perlahan dan entah dorongan dari mana, justru aku tertarik membuat surat lowongan untuk kesana. Bahkan aku abaikan kertas-kertas yang sudah berserakan. Fokus ku hanya ingin segera pagi dan pergi ke perusahaan tersebut.

Pagi menjelang, dengan semangat membara. Setelah menunaikan ibadah sholat Subuh, membuat sarapan seadanya. Aku pu bersiap pergi menuju kantor itu.

"Bismillah, semoga ucapan kakek itu benar," Ucapku

Menempuh jarak lumayan jauh, karena aku harus naik bus. Kurang lebih 2 jam perjalanan akhirnya aku berdiri di depan gerbang kantor yang cukup besar ini.

"Masih tutup ternyata, berarti aku kepagian. Tapi gak apa daripada malah terlambat datang," Monolog ku

Selang beberapa menit, satu persatu karyawan kantor itu datang. Dan mereka yang melewati ku menatap bingung. Aku hanya membalas sambil tersenyum. Ketika salah satu diantara mereka datang menghampiriku.

"Kamu kenapa berdiri di depan pintu gerbang? Sedang apa atau sedang menunggu siapa?," tanya nya ramah.

" Oh maaf kak, saya sedang ingin melamar pekerjaan," jawabku sopan.

Ku dengar ada yang menyahut, "Kayaknya lowongannya udah tutup deh, emang kamu lulusan apa?"

"Saya lulusan SMA kak tahun ini," jawabku.

"Kalau tidak salah, kemarin-kemarin banyak pelamar yang lulusan S1. Tapi semua ditolak sama si Bos. Entah kriteria apa yang dicarinya," Kata karyawan yang tadi pertama bicara dengan ku.

"Tapi itu semua tergantung si Bos Besar sih," tambah karyawan kedua.

(Disini Othor belum kasih nama, soalnya belum pada kenalan)

"Ya sudah kamu ikut kami masuk dulu, dan silahkan kamu tunggu di sofa itu sampai Bos datang ya," Kata si karyawan pertama sambil menyuguhkan segelas air mineral.

"Terima kasih kak," Jawabku tulus.

Detik berjalan terasa sangat lambat, memang benar menunggu itu sesuatu hal yang sangat menyebalkan. Tapi aku harus rela, karena demi masa depan. Entah kenapa aku punya feeling bagus di tempat ini.

Tap tap tap

Suara langkah kaki terdengar, tegap, dan berkharisma. Ku dongak kan wajahku menatap siapa gerangan yang datang. Sesosok pria setengah baya, tinggi besar, bermuka asia memasuki ruangan dalam kantor. Dan sesaat kemudian, terlihat karyawan pertama yang tadi ku temui sedang berbicara dengan beliau.

"Apakah beliau Bos di tempat ini,?" tanyaku dalam hati.

"Kamu diminta masuk ke dalam, si Bos ingin bertemu langsung," Kata si karyawan itu setelah dia keluar dari ruangan Bos.

"Iya kak terima kasih banyak," kataku.

Dengan langkah pelan sambil merapalkan doa-doa aku mencoba menenangkan debaran jantungku. Pertama kalinya dalam hidup, aku bertemu dengan orang besar.

Tok tok tok

"Selamat pagi tuan," ucapku di depan pintu.

"Selamat pagi, duduk!" perintahnya.

Makin bergetar seluruh badanku mendengar suaranya yang berat dan tegas. Tapi aku harus bisa bersikap tenang.

"Apa tujuan kamu melamar pekerjaan di waktu yang telah terlambat," Ucapnya.

"Saya baru datang dari desa tuan, dan sudah beberapa hari ini melamar pekerjaan tapi belum juga dapat. Sampai saya menemukan kolom lowongan pekerjaan diselembar koran lusuh kemarin sore," jawabku jujur apa adanya.

"Siapa yang menulis surat lowongan pekerjaan ini?" lanjutnya bertanya.

"Saya tulis tangan sendiri tuan," jawabku pelan. Aku merasa bingung, kenapa malah tulisan yang dipertanyakan.

"Dari sekian banyak pelamar yang kemarin datang. Saya selalu melihat bentuk tulisannya, karena menurut saya dari tulisan karakter seseorang bisa terbaca," penjelasannya.

Terjawab sudah pertanyaanku, heran juga kok bukan bertanya kamu bisa apa, kamu minta gaji berapa, tapi malah tentang tulisan.

"Dan setelah membaca biografi kamu, saya tertarik. Untuk itu kamu diterima kerja, mulai besok langsung datang dan jangan terlambat." Katanya sambil tersenyum.

Sontak saja aku terharu, merasa sangat bersyukur. Dan teringat ucapan kakek kemarin.

"Terima kasih banyak tuan, saya akan bekerja sebaik mungkin." Sambil berdiri ku jabat tangan orang yang sebentar lagi menjadi Bos ku bekerja. Setelahnya aku ijin keluar ruangan.

"Bagaimana apakah kamu diterima?" Kata dua orang karyawan tadi.

"Alhamdulillah, mulai besok aku boleh langsung bekerja." Jawabku penuh rasa syukur.

"Alhamdulillah, ikut senang dengarnya. Eh ngomong-ngomong kita belum berkenalan dari tadi, namaku Yati," Kata karyawan pertama sambil menjabat tanganku.

"Aku Rosa," giliran karyawan kedua menyebutkan namanya.

"Aku Echa kak, salam kenal semua dan mohon bimbingannya ya," jawabku

"Hmm, hari ini aku pamit pulang dulu ya kakak semua. Besok aku datang lagi, semoga kita bisa menjadi rekan kerja yang cocok." Kataku sambil pamit pulang.

Alhamdulillah Ya Alloh, tak hentinya aku berucap syukur. Akhirnya hari ini, aku akan membuktikan pada dunia. Bahwa anak seorang janda miskin pun bisa bekerja di perusahaan besar. Dengan bekerja keras dan doa seorang Ibu, aku ingin semua orang yang telah menghina dan merendahkan dapat melihat dengan jelas. Aku bukan siluet, yang bisa kalian remehkan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Alhamdulillah,

Yeay udah update lagi. Buat teman-teman yang sudah membaca cerita ini. Boleh tidak, kalau budayakan tinggalkan jejak. Tidak susah kok, tinggal klik tombol like nya, tulis komentar kalian. Kritikan pun jika itu untuk membangun karya ini lebih baik, Othor terima kok.

Terima kasih.

By : Erchapram

1
Erchapram
cie cie /Smile/
Erchapram
makasih ya
Mahyum
cie ,,,,kak Catur lagi PDKT ma Echa....
Mahyum
semangat terus kak,,,💪💪💪 ceritanya bagus👍
Erchapram: Terima kasih kak
total 1 replies
Erchapram
Makasih banyak sudah mampir.
Celeste Banegas
Semua karakternya terasa hidup dan bikin saya kesemsem! Sukses kedepannya, author✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!