Bagaimana menurutmu Jika seorang ratu pelakor yang cantik dari masa depan berpindah dimensi ke tubuh menantu sampah dengan tubuh super jelek?
Dengan identitas baru yang dianggap sebagai menantu sampah dan keluarga besar yang terus menindasnya, Amira menggunakan kemampuannya dan bantuan dari dunia ajaib untuk mengubah keadaan dan membalaskan dendam perempuan yang memiliki tubuh yang ia masuki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Menang berturut-turut
Akhirnya, Dinda selesai membagi kartu, Amira membuka kartunya dan tersenyum melihat rentetan kartu yang ia dapat.
Sejak tadi, ia sebenarnya terus mendapat kartu yang baik, tetapi dia sengaja mengatur kartu itu menjadi buruk hanya untuk mengelabui orang-orang yang ada di sekitarnya.
Akhirnya, satu persatu kartu dibuka di atas meja dan yang paling terakhir adalah Amira.
Dinda tersenyum melihat Amira, sudah saatnya perempuan itu kalah lalu dia akan meminjamkan uang pada perempuan itu.
Namun, mereka sangat terkejut ketika Amira meletakkan kartunya lalu perempuan itu berkata, "Aku menang!"
Semua orang mengerutkan keningnya melihat kartu yang diletakkan Amira di atas meja.
Royal flush!!!!
'Sial!!! Bagaimana bisa perempuan ini tiba-tiba beruntung?' Dinda menggerutu dalam hati, tapi dia tidak terlalu mempermasalahkannya karena ini adalah kemenangan pertama Amira setelah 20 lebih kekalahan berturut-turut.
"Wa,, ternyata Amira sudah pandai bermain, dia sudah menang. Selamat untuk kemenangan pertamamu," semua orang yang duduk satu meja dengan Amira langsung memberi pujian pada Amira.
Amira tersenyum konyol, 'Hah,, kalian tidak tahu saja kalau sedari tadi aku sengaja berpura-pura kalah. Tapi mulai sekarang, tidak ada lagi yang namanya kekalahan!! Aku sebagai simpanan seorang pemilik Kasino di kehidupan sebelum ku, akan mencoremg nama baikku kalau aku kalah dalam ronde berikutnya!!!' ucap Amira dalam hati.
Perempuan itu lalu tersenyum pada semua orang, "Bagaimana kalau kita naikkan nilai taruhannya menjadi 100.000?" Tanya Amira.
Dinda dan semua orang di tempat itu langsung terkejut, namun mereka tersenyum, 'Menantu ini memang sampah,, dia sekarang menaikkan taruhannya setelah satu kemenangan. Apakah dia pikir dewa benar-benar berpihak padanya? Heh,, hanya keberuntungan sesaat.' pikir mereka dalam hati lalu segera mengiyakan tawaran Amira.
"Kalau begitu kita naikkan taruhannya menjadi rp100.000."
"Benar, taruhan rp100.000 jauh lebih baik daripada hanya rp50.000."
"Kalau begitu, semuanya sudah sepakat."
Mereka kemudian menaikkan taruhannya lalu Amira mulai mengocok kartu di tangannya.
Set set set...
Amira dengan terampil membagikan kartu itu ke semua orang yang mengelilingi meja bundar tempat mereka bermain.
'Hm,, kenapa aku merasa bahwa perempuan ini tampak terbiasa mengocok dan membagi kartu?' Dinda memperhatikan Amira yang tampak tenang meletakkan sisa kartu di tangannya.
Tetapi, Dinda tidak terlalu memperhatikannya, dia hanya mulai menyusun kartu-kartu di tangannya lalu satu per satu orang mulai meletakkan kartu di atas meja.
Dan apa yang terjadi, Amira kembali menang.
"Ya ampun!! Aku menang lagi." Amira memperlihatkan wajah kesenangannya lalu melihat pada Dinda, "Terima kasih Tante Dinda karena sudah mengajariku," ucap Amira.
Dinda hanya tersenyum, lalu semua orang membayar pada Amira dan permainan terus berlanjut.
Satu ronde, dua ronde, tiga ronde, empat ronde.... Dan seterusnya.
Amira tidak pernah lagi mengalami kekalahan, perempuan itu mengumpulkan uang dengan cepat.
"Ya ampun!! Amira belajar dengan sangat cepat, sudah berapa ronde ini dia terus."
"Ha ha ha... Lihat tumpukan uang miliknya. Itu sudah lebih dari cukup untuk membayar uang yang ia pinjam ke Dinda." Ucap para perempuan yang bermain bersama Amira, mereka berbicara dengan suara yang keras.
Dengan begitu, para ibu-ibu yang bermain di meja lain kini menoleh ke arah mereka dan melihat tumpukan uang di samping Amira.
Mata Aulia langsung menghijau melihat uang itu, setidaknya ada 3 juta uang yang dipegang oleh Amira.
"Ah,, ini pasti karena keberuntungan saja. Mungkin ronde berikutnya aku akan kalah." Ucap Amira sembari melirik ke arah Ibu mertuanya.
Aulia mengatup erat gigi giginya memperhatikan Amira.
'Sepertinya aku harus menunggu beberapa saat lagi sampai Amira kalah sebanyak 3 kali berturut-turut, lalu aku berpura-pura memiliki sebuah janji dan membawa Amira pergi dari sini. Uang yang ia dapatkan sudah lumayan banyak untuk hari ini,' Aulia memiliki rencana dalam hatinya.