"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Cama
...༻✿༺...
Arkan segera memanggil pelayan. Dari pada membiarkan Lastri dan Beby memesan makanan, lebih baik dia yang memesankan.
Arkan memesankan makanan yang paling enak untuk Lastri dan Beby. Dia sama sekali tak memperdulikan harganya.
"Arkan! Bukankah itu terlalu banyak?" tukas Lastri.
"Santai saja. Yang jelas itu cukup untuk kita bertiga," sahut Arkan.
Tak lama, hidangan pun datang. Lastri dan Beby segera menikmatinya. Mereka makan dengan lahap sekali karena rasa makanannya yang sangat enak.
Setelah makan, Arkan mengantarkan Beby dan Lastri pulang. Dia berjanji akan kembali datang dengan niat baiknya. Apalagi kalau bukan melamar Beby.
Kini Beby dan Lastri melepas kepergian Arkan. Keduanya berdiri bersebelahan.
"Setelah mengenalnya, aku semakin yakin kalau dia adalah orang yang tepat untuk jadi pendampingmu, Beb. Aku sangat merestui pernikahanmu dengan Arkan," ungkap Lastri yang merasa tergugah akan sikap baik Arkan.
"Syukurlah kalau begitu." Beby hanya menanggapi begitu. Ia juga tak berani menatap mata sang emak. Dirinya tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Lastri kalau mengetahui hubungannya dan Arkan hanyalah kontrak. Beby dan Arkan dipastikan akan bercerai suatu hari nanti.
"Ayo kita masuk! Sudah larut malam," kata Lastri. Ia melangkah masuk ke rumah lebih dulu. Di iringi oleh Beby setelahnya.
Beby langsung masuk ke kamarnya. Ia menghempaskan diri ke ranjangnya yang sudah reot itu. Bergerak sedikit saja, terdengar suara deritnya.
Beby bermain ponsel cukup lama. Ia banyak berkirim pesan dengan Eza. Sampai sebuah pesan dari Arkan masuk. Lelaki itu memberitahukannya kalau dirinya akan membawa Beby menemui keluarganya besok.
...***...
Pagi telah tiba. Beby perlahan membuka mata. Namun wajah Eza yang mungil dan tampan langsung menyambut penglihatannya.
"Selamat pagi, Cama!" ujar Eza.
Mata Beby langsung terbuka lebar. Dia tentu kaget melihat kehadiran Eza. Anak tersebut tampak mengenakan seragam SD-nya. Seperti biasa, Eza datang untuk menjemput Beby sekolah.
"Kau bilang apa? Cama?" Beby menuntut penjelasan.
"Cama! Calon Mama," ungkap Eza dengan senyuman lebar.
Mendengar itu, Beby tergelak. Alhasil Eza ikut tertawa bersamanya.
"Kau ini ada-ada saja. Lucu banget. Gemas deh!" Beby mengusap pelan puncak kepala Eza.
"Bolehkan aku memanggilmu begitu sekarang? Nanti kalau kau sama papa sudah menikah, baru aku akan memanggilmu mama," kata Eza.
"Boleh. Kalau kau memanggilku Cama, aku akan memanggilmu Canak!" cetus Beby. Reaksinya terhadap Eza tentu tidak seperti seorang ibu pada umumnya. Mengingat dia hanyalah anak remaja sekarang.
"Canak? Calon Anak?" tebak Eza.
Beby mengangguk. Dia dan Eza kembali tergelak bersama.
"Ada apa ni? Seru banget. Udah ah! Sarapan sudah siap." Lastri muncul dari balik gorden.
"Nah, ada Canek!" seru Beby sambil menunjuk ke arah Lastri. Sontak Eza tertawa lagi. Terlihat sekali kalau anak itu sedang bahagia. Ia menikmati kebersamaannya dengan Beby.
"Beb! Sudah mandi sana! Mau jadi mamanya Eza bukannya ngajarin yang bagus-bagus juga," pungkas Lastri serius.
"Oke, Mak!" Beby segera turun dari ranjang. Hal serupa juga dilakukan oleh Eza.
Beby mengambil handuk dan segera melangkah menuju kamar mandi. Tanpa diduga, Eza mengikutinya dari belakang. Beby dibuat kaget akan hal itu. Meskipun begitu, dia tergelak kecil karena merasa gemas.
Nampaknya Eza ingin terus mengikuti Beby kemana-mana.
Beby berjongkok ke hadapan Eza. "Canak tunggu Cama mandi dulu ya. Kalau mau sarapan duluan, silahkan aja ya..." ucapnya.
"Boleh peluk Cama dulu nggak?" tanya Eza.
"Tentu saja. Tapi aku belum mandi," sahut Beby.
"Biarin aja." Eza langsung memeluk Beby begitu saja.
tetap semangat
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣