Sinopsis: Terlena oleh Zina
Alvian dan Mesya, dua mahasiswa yang jatuh cinta di kampus, menjalani hubungan yang penuh dengan kebahagiaan dan romantisme. Namun, kesibukan dan ketidakpercayaan mulai merusak hubungan mereka, memunculkan konflik dan cemburu. Setelah berbagai pertengkaran dan introspeksi diri, mereka memutuskan untuk berpisah guna memperbaiki kualitas diri masing-masing. Meski berpisah, mereka menghargai pelajaran berharga dari hubungan tersebut dan melanjutkan hidup dengan lebih bijaksana. apakah Mesya akan bertemu Alvian di jenjang yang lebih serius lagi ? baca kisahnya seorang juga !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mra_ author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PUTUS HUBUNGAN
Setelah menjalani proses taubat yang mendalam, Mesya dan Alvian sepakat untuk menjaga jarak demi memperbaiki kualitas diri masing-masing. Mereka sadar bahwa hubungan mereka, meskipun didasarkan pada cinta yang kuat, perlu diatur ulang untuk memastikan bahwa mereka tidak tergelincir ke dalam dosa lagi. Keputusan ini berat, namun mereka merasa ini adalah langkah yang benar untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Mereka memutuskan untuk bertemu untuk terakhir kalinya sebelum benar-benar menjaga jarak. Mereka memilih taman kampus sebagai tempat pertemuan, tempat di mana banyak kenangan indah mereka tercipta.
"Mesya, aku tahu ini keputusan yang sulit, tapi aku percaya ini yang terbaik untuk kita." Alvian menatap mesya
"Aku juga, Alvian. Aku merasa kita harus mengambil waktu untuk fokus pada diri kita sendiri dan memperkuat iman kita." mesya menatap balik Alvian
A"Aku akan merindukanmu, Mesya. Tapi aku yakin ini adalah langkah yang benar."
"Aku juga akan merindukanmu, Alvian. Tapi kita harus tetap kuat dan percaya bahwa ini adalah yang terbaik."
Mereka berdua saling menatap dengan mata berkaca-kaca, menyadari bahwa ini adalah momen terakhir mereka bersama untuk sementara waktu.
Selama beberapa menit, mereka terdiam, hanya menikmati kebersamaan yang mereka miliki. Mereka tahu bahwa setelah ini, komunikasi mereka akan terbatas dan mereka harus fokus pada perjalanan spiritual masing-masing.
"Alvian, aku ingin kamu tahu bahwa aku selalu menghargai setiap momen yang kita lalui bersama."
"Aku juga, Mesya. Kamu adalah bagian penting dari hidupku. Aku akan selalu mengingatmu dalam doa."
"Aku juga akan mendoakanmu, Alvian. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan mendekatkan diri kepada Allah."
"Amin. Semoga Allah memberikan kita kekuatan dan petunjuk."
Mereka berpelukan untuk terakhir kalinya, merasakan hangatnya cinta yang mereka miliki, namun juga menyadari bahwa mereka harus melepaskan satu sama lain demi tujuan yang lebih besar.
HARI HARI TANPA SAPA
Hari-hari setelah pertemuan terakhir mereka terasa hampa. Mesya dan Alvian menjalani rutinitas harian mereka tanpa adanya percakapan, pesan singkat, atau tatapan penuh cinta. Mereka berdua berusaha keras untuk tetap fokus pada studi dan ibadah mereka.
"Mesya, kamu terlihat sangat berbeda akhir-akhir ini. Apa yang terjadi?" ucap Rina penasaran
"Aku dan Alvian memutuskan untuk menjaga jarak. Kami merasa ini yang terbaik untuk memperbaiki diri." mesya menjelaskan
"Aku mengerti. Tapi apakah kamu baik-baik saja?" ucap Rina
"Ini berat, tapi aku tahu ini yang benar. Aku hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri."
Di sisi lain, Alvian juga merasakan kesepian yang sama. Teman-temannya melihat perubahan dalam dirinya dan mencoba untuk menghiburnya.
"Alvian, kamu kelihatan murung akhir-akhir ini. Ada apa?" ucap dio temanya Alvian
"Aku dan Mesya memutuskan untuk menjaga jarak. Kami ingin fokus pada diri sendiri dan mendekatkan diri kepada Allah." ucap Alvian
"Itu keputusan yang berat, bro. Tapi aku hormat dengan komitmen kalian."
"Terima kasih, Dio. Aku harap ini bisa membuat kami menjadi pribadi yang lebih baik."
Mesya dan Alvian mulai mencari cara untuk mengisi kekosongan yang mereka rasakan. Mereka terlibat lebih dalam dalam kegiatan kampus dan kegiatan sosial lainnya, mencoba menemukan makna dan kebahagiaan di luar hubungan mereka.
"Aku bergabung dengan klub relawan kampus. Aku merasa ini bisa membantu mengalihkan pikiranku dan sekaligus berbuat baik." ucap mesya
"Itu ide bagus, Mesya. Aku yakin kamu akan menemukan banyak hal positif dari kegiatan itu."
Sementara itu, Alvian menemukan kedamaian dalam meningkatkan ibadah dan bergabung dengan kelompok diskusi agama di kampus.
"Aku mulai ikut kajian rutin di kampus. Ini membantu aku untuk tetap fokus dan mendalami agama."
"Bagus, Alvian. Kamu memang butuh dukungan seperti itu. Aku bangga sama kamu."
Meskipun mereka berusaha untuk tetap kuat, godaan untuk kembali berkomunikasi selalu ada. Namun, mereka tetap teguh pada keputusan mereka.
"Aku sangat merindukan Alvian, tapi aku harus kuat. Ini adalah ujian bagi kita." ucap meyaa dalam hati
"Aku ingin sekali menghubungi Mesya, tapi aku harus menahan diri. Aku harus tetap fokus pada tujuan kita." ucap Alvian salam hati
Mereka berdua terus berusaha menjalani hari-hari mereka dengan penuh komitmen terhadap keputusan yang telah mereka buat.
Teman-teman mereka memberikan dukungan penuh, menyadari betapa beratnya keputusan yang telah diambil Mesya dan Alvian.
"Mesya, ingat bahwa kamu tidak sendirian. Kami semua ada di sini untuk mendukungmu." Rina selalu mendukung sahabatnya itu.
"Terima kasih, Rina. Dukungan kalian sangat berarti bagiku." Mesya tersenyum
Mesya dan Alvian menggunakan waktu ini untuk refleksi diri. Mereka merenungkan perjalanan mereka, kesalahan yang telah mereka buat, dan bagaimana mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Mereka berdua merasa bahwa perjalanan ini, meskipun berat, adalah langkah penting dalam hidup mereka.
Mesya dan Alvian perlahan mulai menemukan kedamaian dalam keputusan mereka. Mereka merasa bahwa meskipun mereka harus berpisah, ini adalah bagian dari rencana yang lebih besar untuk hidup mereka.
Mereka berdua mulai melihat cahaya di ujung terowongan, merasakan bahwa proses ini telah membuat mereka menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih bijaksana.
Mesya dan Alvian semakin rajin dalam berdoa, memohon petunjuk dan kekuatan dari Allah untuk menjalani hari-hari mereka.
"Ya Allah, berikanlah kami kekuatan untuk tetap teguh dalam iman dan membantu kami menjadi pribadi yang lebih baik." ucap meyaa
"Ya Allah, bimbinglah kami di jalan yang benar dan kuatkan hati kami dalam menghadapi cobaan ini."
ucap Alvian
Doa mereka menjadi sumber kekuatan yang tak tergantikan, memberikan mereka ketenangan dan ketabahan untuk menjalani hari-hari yang sulit.
Meskipun mereka tidak lagi berbicara, Mesya dan Alvian menemukan kebahagiaan dalam perjalanan spiritual mereka. Mereka merasakan kedekatan dengan Allah yang memberikan mereka ketenangan dan kebahagiaan yang sejati.
Mereka berdua merasakan bahwa meskipun hubungan mereka berubah, mereka tetap terhubung melalui iman dan cinta yang lebih besar.
cuma itu ceritanya terlalu singkat aja. kan mana mungkin hidup itu hanya sedikit konflik.. dan juga kegiatan dan cara berbicara terlalu biasa.. semangat melatih public speaking ya✌️
jangan lupa mampir di karyaku ya..
diriku adalah masa depanku
setetes air diujung ranting
terjebak dalam masa lalu
thanks ✌️