Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cidera
"Astaghfirullah! Al, kamu kenapa sayang??"
Mama Hany sangat terkejut saat melihat kamar pasien berantakan oleh pecahan kaca dari gelas yang Al lemparkan tadi.
"Zea, menerimaku Ma. Tapi kondisi ku tak pantas untuk dirinya. " Al Jovano berkata sambil terisak.
"Sayang. Dengar Mama, kamu pasti sembuh, Mama Papa akan bawa kami kemanapun asal kamu sembuh. Kamu jangan merasa rendah." Ucap Mama Hany lalu meraih tangan Al Jovano agar lebih tenang.
"Aku tak ingin Zea menerimaku karena belas kasian. Aku tak butuh itu Ma! Aku tak ingin jadi beban! " Ucap Al Jovano.
"Stttt, Sayang jangan bilang begitu nak. Sampai kapanpun kamu bukan beban, Mama yakin Zea tulus mencintaimu. " Kata Mama Hany sambil mengelus kepala Al Jovano.
Al Jovano menggelengkan kepalanya, Al Jovano tak akan rela wanita yang di cintainya jadi babu mengurus hidupnya yang cacat.
"Al mundur saja Ma. Al Jovano ingin kembali kuliah ke Korea, jika sudah boleh keluar dari rumah sakit ini." Putus Al Jovano, Dia tak ingin Zea menangis karena kondisinya saat ini.
"Sayang? Kamu yakin? " Mama Hany terkejut dengan keputusan Al Jovano.
"Aku mungkin di minta fokus kuliah dulu dengan kondisiku saat ini. " Putus Al Jovano sambil mengusap sudut air matanya.
"Nak, mengambil keputusan tergesa-gesa itu tidak baik loh, kamu tenangkan dulu dirimu ya." Ucap Mama Hany lalu bangkit dan membereskan pecahan kaca yang berserakan di lantai itu.
Al Jovano menatap ponselnya lalu meraihnya, Al melihat story whatsapp Zea di kamarnya, gadis itu, untuk pertama kalinya seorang Zea yang cuek membuat story tentang perasaanya.
Gambar cincin berlian di jari manisnya, bersanding Cicin KW pemberiannya dulu saat pertama kali melamar dengan paksa, Al jovano tak menyangka wanita keras kepala itu masih memakainya.
"Mengapa jatuh cinta bisa sesakit ini. "
"Aku gagal membentengi hati ini dari pesona cintamu."
"Kamu berhasil mempermainkan perasaanku."
"Dan Bodohnya aku masih tetap mencintai meski sesakit ini. "
"Apa ini caramu membalas ku!"
"Apa Ini caramu mempermainkan hatiku? "
"Bodohnya aku tetap ingin setia meski tersakiti."
"Apa Iya begini jadinya jika telah jatuh cinta?"
"Masih terus mengharap meski sudah tidak di harapkan."
"Aku berharap kamu hanya lelah, kamu hanya butuh waktu sendiri."
"Aku berharap hati kamu masih sama. "
"Entah ini hanya caraku bertahan saat rapuh atau apa. "
"Namun seperti hatiku yang bisa kau tembus. "
"Aku berharap juga kesempatan bersama masih terbuka. "
"Mungkin tak akan percaya, namun nyatanya perasaan ini semakin dalam."
"Al I Love you insya Allah because Allah. "
"Aku yakin Sang pencipta hati mengirim kamu untuk mengisi bekunya hati ini.
Al Jovano tak menyangka Zea ternyata begitu mencintainya juga, Al Jovano merasa hatinya menghangat namun perasaan minder di dalam dirinya kembali muncul dan menutupi perasaanya lagi.
"Jika mencintai paling tinggi itu merelakan, Aku mungkin rela mundur jika bersamaku hanya akan membuat dirimu menderita karena keadaanku." Batin Al Jovano lalu meletakkan ponselnya kembali dan memejamkan matanya.
Mama Hany hanya bisa menarik nafas dalam, sedih melihat Al Jovano saat ini, begitu rapuh luar dan dalam, Mama Hany tak menyangka jika anaknya bisa serapuh ini saat berhubungan dengan cinta.
"Mama Keluar bentar Sayang, Istirahat ya. " Ucap Mama lalu keluar dari ruangan Al Jovano untuk membuang serpihan kaca yang pecah tadi karena amukan Al Jovano.
***
Di stable kuda.
Zea terus berlari mengelilingi lapangan bersama Sanja, Zea ingin melampiaskan kekecewaan dan amarahnya pada takdir dengan menunggangi Sanja.
Zea terus berlari dan melompat meski keringat dan tubuhnya sudah lelah, Zea tak ingin lelah hatinya hilang jika perlu amnesia saja hingga dirinya lupa tentang perasaan yang menuhi hatinya.
Zea terus berlari dengan perasaan yang berkecamuk dan terus memetik kan pecut itu pada Sanja agar tetap berlari mengikuti lelah hatinya.
"Aaaaaaaaaaaaa!!!! " Zea terus berlari dan melompat amat sangat tinggi hingga tubuhnya terpantal dan jatuh menimpa palang besi lompatan.
Semua Groom berlari saat melihat tubuh Zea terlempar dan jatuh nyaris terinjak oleh Sanja, Zea tak peduli ternyata sakit dari nyeri di kakinya itu masih lebih sakit perasaan kecewanya.
Kebetulan Abyan juga ada di sana, dia ikut panik dan hendak menggendong Zea yang lemas dan menahan kesakitannya.
Zea menangis bukan kakinya yang dia tangisi, namun kebodohan perasaanya yang masih saja sakit dan kecewa atas sikap Al Jovano padanya.
"Zee, Astaga, kamu kenapa masih seperti ini. " Kata Abyan lalu mengulurkan tangan yang pada Zea, namun di tepis oleh Zea.
"Stop! jangan sentuh! " Zea bangkit dan mencoba berdiri namun luar biasa sakitnya kakinya tak bisa di tekuk.
"Ahssss. Mang Ibenk. Ambil tandu! " Ucap Zea lirih.
"Iya Mbak." Mang Ibenk berlari dan kembali lagi dengan tandu di tangannya.
Zea bergeser, lalu memposisikan diri dengan menahan rasa sakit di kakinya itu untuk bergeser ke tandu.
Zea meminta Ibenk untuk membawanya ke rumah sakit tempat Al Jovano di rawat, namun mang Ibenk tak bisa membawa mobil, jadi terpaksa Abyan yang membawa Zea ke rumah sakit.
"Zee, kamu patah hati? " Tanya Abyan saat Zea sudah berada di mobilnya.
"Bukan urusanmu. " Jawab Zea lirih.
"Mbak Zea kok tumben sih sampai kaya gini?" Tanya Tata karyawati office stable nya.
"Ckkk, Ta kamu cerewet aku potong gajimu." Kesal Zea lalu menutup matanya.
"Maaf." Tata lalu diam, sepertinya maslaah yang di alami bosnya ini amat sangat serius sehingga sikapnya jadi dingin dan kasar.
Zea pun sampai di rumah sakit dan di tangani oleh dokter di temani oleh Tata dan Abyan di luar ruang tindakan.
Zea merenung anggap saja cederanya saat ini hikmah, jika cara ini bisa membuat Al Jovano bisa merasa sama kondisinya. Zea ingin tak ada lagi alasan lain yang membuat Al Jovano mundur darinya.
"Bagaimana Dok? " Tanya Zea saat di periksa oleh dokternya.
"Dalam kasus mbak Zea, ini mengalami retak tulang siku." Jelas Dokter sambil mengobati Zea.
"Astaga, Terus berapa lama Dok pulihnya? " Tanya Zea tak menyangka jika cideranya lumayan parah, tadinya dirinya ingin sedikit memanfaatkan keadaan namun ternyata dirinya tak perlu berbohong dan berpura-pura.
"Begini Mbak Zea untuk penyembuhan retak tulang siku membutuhkan waktu minimal 3–6 minggu menggunakan gips atau belat."
"Setelah itu, banyak orang bisa kembali beraktivitas normal dalam waktu sekitar 4 bulan, namun penyembuhan total bisa memakan waktu 1 tahun atau lebih." Terang Dokter membuat Zea menarik nafas dalam.
"Nanti jika sudah saatnya pindah ruang saya minta di ruangan yang sama dengan Al Jovano Dok." Ucap Zea yang hanya di jawab anggukan kepala sang dokter sembari menyuntikkan obat bius, selanjutnya di lakukan tindakan untuk Zea.
***
Yuk Vote dan dukungannya, jangan lupa ya. Please.
Baca wajib like, komen dan subscribe ya... 🙏🙏🙏