Aku Revina.
Aku adalah orang yang tidak pernah menyangka jika perjalanan cinta ku akan berjalan seperti ini.
Aku kira, cinta itu hanya menyenangkan saja, ternyata cinta juga ada sedih nya. Di dalam cinta ada marah nya, ada kecewanya, ada kebohongan nya, bahkan ada pengkhianatan yang amat sangat menyakitkan.
Kenapa tidak pernah ada orang yang menceritakan sisi buruk dari rasa cinta ?
Kenapa mereka hanya menceritakan sisi bahagianya saja ?
Jika tau akan serumit ini, aku tidak akan pernah coba-coba untuk main-main dengan rasa cinta,sampai pada akhirnya aku akan siap menerima segala konsekuensinya.
Aku sudah terlanjur masuk kedalam sebuah perangkap yang hanya akan menenggelamkan ku di dalam kekelaman nya. Aku harus mencari jalan sendiri, mencari jalan terang untuk terbebas dari rasa cinta ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Endrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Kita sampai di depan gerbang sekolah. Tanpa pamit dan berbasa-basi aku turun dari mobil David dengan mood yang sudah kacau di buatnya.
Ketika mobil David pergi, aku meliihat Tristan, Kanza, Stevi dan Dara di depan gerbang sedang berdiri menontoni ku.
Aku membenarkan tas ku dulu dan langsung berjalan menghampiri mereka.
“Lo di anter David ?” Tanya Stevi.
“Iya. Kesel banget gue. Mamah yang minta David buat nganter gue, katanya sih simulasi jadi Kakak” ucap ku beralasan.
Lalu ke empat teman aku itu tertawa dan menggoda ku.
“Ciieee, simulasi jadi Kakak. Gimana sih rasanya punya Kakak pas lo udah gede? Aneh ga?’ Tanya Kanza.
“Eh ini masih simulasi ya, belum tentu nanti gue pengen di anter jemput ama si David” ucap ku seolah aku benci sekali kepadanya.
“Tapi bener loh. Lo beruntung banget punya Kakak yang ganteng,mao, gagah, perhatian kaya David. Gue jadi pengen deh” ucap Stevi dengan tatapan menatap jejak jalanan yang sudah di lewati David.
“Pengen apa ? Pengen punya kakak ketemu gede kaya dia?” Tanya Dara.
“Pengen jadi kakak ipar lo” ucap Stevi dengan malu-malu.
Lalu kamu semua memasang wajah jijik melihat dia yang sudah mulai berkhayal seperti itu.
“Iihhh ngarep lo!” Cibir ku sambil memicingkan mata menatapnya tajam.
“Udah yok masuk kelas udah hampir bel masuk” pinta ku.
Aku menatap Tristan yang dari tadi hanya diam. Kenapa aku seperti merasa jika dia pendiam pagi itu,dan tidak heboh seperti biasanya.
Jam istirahat kami sudah tiba. Aku dan ke empat teman ku makan di kantin dengan spot duduk favorite kami.
Di saat kami sedang berbincang seru sekali. Perhatian ku tiba-tiba teralihkan ketika melihat Tristan yang sibuk sekali memainkan ponselnya.
“Lo ngapain sih? Dari tadi sibuk mulu” tanya ku dengan kesal.
Teman-teman ku akhirnya bisa menyadari itu dan semua mata menatap Tristan.
“Kenapa lo ? Lagi chatingan sama siapa hayoh?” Ledek Dara.
“Ngga ini..”
“Apa??” Tanya Dara dengan wajah yang masih saja meledek nya.
“Gue lagi chatingan sama adik kelas namanya Celine”
Ekspresi wajah kami seketika terkejut dan tidak percaya dengan apa yang di katakan Tristan.
“Celine yang kemarin juara umum itu?” Tanya Kanza memastikan.
“Iyaaa” jawab Tristan dengan nada malas.
“Kok bisaa? Ko lo ga cerita sama kita?” Protes Stevi.
“Ya ini gue lagi cerita”
“Maksudnya dari awal. Kapan emang nya lo deket ama dia?” Lanjut Stevi.
“Baru kemarin. Itupun karena awalnya dia chat gue duluan”
“Chat apa ?” Sekarang giliran aku yang bertanya.
“Dia kan di tunjuk sekolah buat ikut olimpiade sains antar sekolah,dan dia tau kalo dulu gue pernah juara wakru ikutan acara gitu. Ya terus gitu,dia nanya-nanya seputar tes nya”
“Waaww keren sih kalo suatu saan nanti lo bisa jadian sama dia apalagi sampe nikah. Anak lo IQ nya pasti setara robert einstein”
Semua tertawa mendengar ucapan Dara.
“Apaan,orang cuma chat biasa doang” tangkis Tristan seperti biasa.
“Iya awalnya kan biasa,lama-lama kan jadi luar biasa juga. Bener ga?” Tanya Kanza meminta dukungan.
Aku menganggukan kepala ku dengan semangat sambil tersenyum kikuk kepadanya.
“Celine kan lumayan cantik ya,ramah lagi. Cocok pasti sama lu,apa mau gue jebak lagi?”
“Eehhh jangan coba-coba lo ya. Kalo sampe lo jebak-jebak lagi kek gitu,gue pastiin hidup lo gakan tenang Dar”
“Ye kenapa ? Gue kan cuma mau bantuin”
Semua orang tertawa melihat Dara dan Tristan kembali berkelahi.
“Udah biarin aja. Biar Tristan usaha sendiri. Ini kan baru juga dia mulai deket sama cewe tanpa kita comblang-comblangin. Kita liat progressnya dia kaya gimana,apa dia cowo gentle atau bukan” ucap ku menenangkan Dara dan menyelamatkan Tristan dari jebakan Dara.
“Iya bener juga lu. Awas ya lu banyak basa-basi” ancam Dara sambil menunjuk nya.
Tristan tak menjawab,dia hanya memutar bola matanya dan kembali sibuk dengan ponselnya.
Setelah seharian sekolah di lalui seperti biasa,tibalah waktunya kita semua pulang. Kanza dan Stevi pulang lebih dulu karena mereka ada urusan penting,sementara Dara dan aku ikut menumpang ke mobil Tristan.
Baru saja aku mau masuk ke dalam mobil Tristan,aku melihat mobil David masuk ke gerbang sekolah dan berhenti tepat di depan mobil Tristan,seolah mobil Tristan tidak akan bisa kabur dari hadangan nya.
David keluar dari mobil dan melepas kaca mata hitam nya. David sangat tampan,sangaaattt begitu tampan,dan dia menjadi pusat perhatian semua siswa siswi yang baru keluar dari gedung sekolah.
“Ngapain disini?” Tanya ku ketika dia sudah berdiri di hadapan ku.
“Mau jemput”
“Jemput ? Siapa yang minta jemput ? Aku.. gue pulang bareng Tristan” ucap ku hampir saja lupa jika ada Tristan dan Dara yang sedang menyaksikan ku dan David bertemu.
“Ga ada. Kamu pulang bareng aku”
“Enak aja. Ga usah ngatur-ngatur ya! Gue udah biasa pulang bareng Tristan,dan sekarang mending lo pulang”
“Aku di minta Mama kamu buat antar jemput kan? Ga mungkin aku ga jemput kamu”
“Ga usah ga perlu. Biar nanti gue yang ngomong sama nyokap kalo gue bareng Tristan”
Tiba-tiba Tristan datang dan berdiri tepat di hadapan David menghalangi ku.
“Lo kenapa sih? Apa bedanya dia pulang bareng gue atau bareng lo?” Tanya Tristan dengan nada emosi.
Aku tau dari dulu Tristan sangat membenci David. Bahkan dari awal Stevi dan David dekat, Tristan adalah orang pertama yang menentang huvungan mereka.
“Lo siapa ? Ngapain lo ikut campur?”
“Ya jelas ikut campur lah,gue sahabat nya Revi,gue yang selalu anter Revi pulang,kenapa lo harus ngatur Revi pulang bareng siapa?”
“Gue di minta nyokapnya ya,dan lo diem aja,lo ga ada di suruh sama nyokapnya dia”
“Kalo Revi ga mau gimana ?”
“Kalo gitu dia juga ga akan pulang sama lo” ucap David dengan melangkah begitu dekat sekali kehadapan Tristan seolah menantang.
“Oh iya kenapa ?” Sahut Tristan dengan ikut melangkah begitu dekat sekali mereka seolah siap menghadapi David.
Situasi sudah semakin memanas,aku berganti posisi melangkah kedepan David dan Tristan dan berusaha memberikan mereka jarak.
“Stop..stopp”
“Lo belum jadi Kakaknya Revu kan ? Ga usah banyak ngatur dulu deh lo”
“Kalo gue udah jadi Kakaknya dia jangan harap lo bisa ketemu sama dia lagi!”
“Kenapa ? Lo mau penjarain dia? Mau pasung dia?”
“Lo.. ” David terlihat sudah semakin geram dan terus saja berusaha menerobos pertahanan ku dengan terus maju.
“Apa lo? Lo fikir gua takut sama lo” lawan Tristan dengan mendorong bahu David.
“Tristan!!” Teriak ku.
Namun sepertinya dua manusia ini tidak dapat di hentikan. Bahkan orang-orang yang ada di sekitar aku pun tidak mampu untuk menolong karena mungkin mereka takut.
“Dasar pengecut!” Ucap Tristan sudah benar-benar memancing amarah David.
Lalu David berhasil menghindari ku dan meninju keras pipi Tristan. Tristan sempat tersungkur namun David menarik kerah bajunya dan hampir kembali meninju Tristan jika saja dia tidak menangkis nya. Dan sekarang giliran Tristan yang melawan,dia berhasil menendang perut David dan menghajar wajah David tepat di pelipis kanan nya.
Aku berusaha melerai mereka sebisa ku,dan berusaha masuk di antara mereka tidak peduli jika aku terkena hantaman sekeras apapun,kalau itu bisa membuat mereka berhenti aku akan rela terkena pukul.
“STOPPP!!!” Teriak ku setelah berhasil melerai mereka dan melentangkan kedua tangan ku di dada mereka.
Aku berhasil membuat mereka berhenti. Tapi tatapan mereka satu sama lain masih memperlihatkan jika sebenarnya mereka belum puas.