Jalan hidup ini bagaikan roda. Kadang di atas kadang di bawah. itulah yang terjadi pada seorang wanita yang tidak muda lagi.
Namun demi buah hatinya ia berusaha bertahan. yang dipikirkan bagaimana supaya anaknya bisa sekolah dan bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husnel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hinaan dan Cacian
Acara pesta pernikahan anaknya sudah di ketahui orang sekitar rumahnya. Tapi di ambang batal. Tetangga Mei tak segan bergunjing di depannya.
Nabil bahkan tinggal sementara di kost nya Tria dan Cindy. Ia takut untuk pulang. Karena tak sanggup mendapatkan cibiran orang-orang.
Karena rencananya nikah di rumah Nabil dan langsung pesta. sedangkan pihak Ben akan di adakan peresmian di gedung.
Dua Minggu lagi pestanya, dan rumah sudah mulai di hias Tapi kabar hilangnya Ben membuat Mei dan Hendra terpukul melihat anaknya yang malu untuk pulang.
Meraka sudah membujuknya." Kak. pulang yuk. Nggak baik kakak melarikan diri dari Masalah. Toh kita kan belum jelas kabarnya. Kita doakan bersama moga saja Ben selamat." Bujuk Mei pada putrinya.
"Bund. Kakak disini dulu ya.. Kalau di rumah pasti kakak Ingat Abang. Kalau di sini Teteh yang hibur kakak. Lagian kita bisa kerjakan tugas bareng." Tolak Nabil memohon.
Hendra tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu kabar tentang Ben. Setiap hari Hendra menanyakan kabar tentang Ben. Tapi sampai sekarang belum ada juga kabarnya.
"Udahlah.. Bund. Biar Kakak tenang di sini dulu." Hendra pun keluar dari kost an kedua sahabatnya.
"Tolong Jaga Nabil ya nak. Jangan biar Nabil sendiri. Bunda takut nanti kenapa-napa." Harap Mei pada keduanya.
"Bunda tenang saja ya. Mei sudah kami anggap saudara. Nggak mungkin kami biarkan adik kami kenapa-napa." Jawab Tria dan di anggukan Cindy.
Mei pun berdiri setelah melihat anaknya aman. "Kabari Bunda kalau Kakak butuh apa-apa. Mulai besok biar Bunda yang masakan kalian."
"He..he.. Dengan senang hati bund." Jawab Cindy senang. Mei tersenyum.
Di perjalan pulang Mei hanya diam saja. Hendra tak tega melihat istrinya yang sangat terpukul sekali. Jika ia punya daya dan kemampuan. Rasanya ingin terbang mencari menantunya.
****
Di Bali. Dia hari kemudian Ben Kaget melihat kabar di televisi. Ia lupa belum memberi kabar pada keluarganya. Kalau dirinya selamat.
Karena sibuk mengurus ini itu. sebab mendaratkan kapal yang bukan lokasinya atau pengalihan jalur demi keselamatan,tentu Ia dan orang yang bertanggung jawab dengan kapal ini, makanya mereka sibuk untuk mengurusnya, terutama penumpangnya.
"Halo. Nak..apakah benar kamu.?" Tanya Pak Andre bahagia.
"Benar Yah. Kami memang sempat hilang kontak karena badai. Jadi kami akhirnya pindah haluan. Sekarang Ben di Bali yah. Tolong kabarkan Nabil dan mertua Yah. Insyaallah besok Ben akan pulang pakai pesawat. Sekarang Ben masih mengurus pekerjaan Ben Yah. Tolong yah."
"Ya nak. mendengar kabar kamu saja. Kami sudah tenang. Ah leganya. Hati-hati ya nak." Pak Andre pun mengabari Besannya.
Pak Hendra pun bahagia menerima kabar Ben yang selamat. Dan besok akan pulang. " Bund. Nak Ben selamat. Sekarang ada di Bali. besok katanya akan pulang dengan pesawat. Kita kabarin Kakak ya Bund." Seru Hendra pada istrinya yang sedang ada dia sekolah.
"Benar kah Yah. Alhamdulillah.." Mei sujud syukur kepada Allah mendengar berita ini.
Hendra pun memeluk istrinya karena bahagia. Sudah beberapa hari ini. mereka dirundung sedih. Tak satupun orang yang memberinya kekuatan selain keluarganya sendiri.
Para tetangganya bukan menghibur malah menjauh bahkan menghina mereka. Mereka seolah menjauh dan jijik takut kena sial seperti yang dialami anaknya. tulah sebabnya Nabil takut pulang. dirinya dianggap pembawa sial.
Sehari kabar Ben hilang. Waktu itu ia belum tahu. karena pulang kuliah tiba-tiba saja ada ibu-ibu yang biasa tukang gosip menghinanya sebagai anak pembawa sial.
Flash back
"Nih. Anak yang tak tahu di untung. Di kasih jodoh yang kaya dan melan. Eh malah milih laki-laki kere. Sekarang lainya tenggelam di makan ombak. Rasain.. " Ejek ibu tersebut.
Nabil tertegun. Hampir saja ia jatuh karena syok mendengar kabar tersebut. Ia segera mengejar bundanya yang tertunduk dengan ayahnya di ruang keluarga.
Ketiganya berpelukan saling memberikan kekuatan. Semenjak itulah Nabil lebih memilih tinggal di kostnya Sahabatnya untuk sementara waktu.
*****
Jangan lupa like dan komentarnya