Delanta Elman seorang pembisnis yang tidak peduli dengan pernikahan. Baginya kehidupan pernikahan begitu memuakkan dengan masa lalunya yang kelam. Delanta pernah menikah akan tetapi dia memilih menceraikan istrinya di sebabkan istri selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Delanta menganggap bahwa wanita tidak berguna dalam hidupnya.
Sebuah peristiwa terjadi dan tidak terduga...
Penasaran, mari kita saksikan 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aloha_Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Santai
\#Jika menyukai like dan comment ya\#
Alena menikmati seharian hanya di kamar saja, Delan pun bingung dengan keseharian Alena pada hari itu. Delan pun masuk dan bertanya pada Alena.
"Sayang, kamu tidak kuliah umum kali ini," tanya Delan.
"Aku malas sayang, jadi lebih memilih *online*," ucap Alena menunjukkan videonya saat itu.
"Dasar pemalas, memangnya kamu di rumah ngapain saja sebenarnya," tanya Delan.
"Di rumah aku serba dilayani, saat ke rumah nenek om Pacar saja semua melayani ku, bahkan nenek tertawa dengan sikap ku, kata nenek dia merasa memiliki cucu perempuan," ucap Alena menceritakan.
"Lalu nenek memiliki keinginan apalagi," tanya Delan.
"Nenek bilang segera nikahi aku, katanya biar menemani nenek di rumahnya, karena ok Pacar sangat jarang pulang ke rumah, jadi nenek merasa kesepian," ucap Alena.
"Memangnya kamu paling suka bermalas-malasan begitu," tanya Delan.
"Ehm, tidak juga tapi lebih suka hidup santai, karena trauma masa lalu itu, keluarga ku membatasi pergaulan om Pacar, yaa jadilah aku disebut sama abang-abang ku ratu Pemalas," ucap Alena.
"Oh jadi penyebutan ratu Pemalas itu dari keluarga kamu sendiri," tanya Delan.
"Iyalah om Pacar, masa' dari orang lain, tunggu sebentar om Pacar pernah bertanya sama siapa? bagaimana bisa tahu panggilan ku di rumah ratu Pemalas," tanya Alena.
"Rahasia," ucap Alena.
Alena pun mengejar om Pacar sampai keluar kamar. Saat keduanya berlari hampir saja Alena terjatuh dan di pegang oleh Delan. Keduanya saling memandang satu sama lain. Delan jadi salah tingkah melihat sosok Alena dari dekat. Jantung nya berdegup sangat kencang.
Alena pun mendekati telinganya ke jantung om Pacar, dia pun tersenyum dan menjulurkan lidahnya. Delan hanya tersenyum dengan sikap Alena. Saat keduanya masih ingin bercanda dering ponsel Delan berbunyi.
Saat Delan bersantai di depan leptop nya datang Alena duduk di pengakuan nya.
"Sayang, kenapa kamu duduk di paha ku?" ucap Delan sambil fokus pada tugasnya.
"Om Pacar menyukai kah gadis pemalas seperti aku," tanya Alena sambil melihat ponselnya.
"Kamu memang pantas di ratu kan sayang, kamu memiliki keahlian bahkan desain mu pernah di tampilkan meskipun merk nya belum terkenal, tapi masyarakat menyukainya," ucap Delan.
"Aku berharap seperti itu, tunggu sayang aku ambil desain ku dulu," ucap Alena.
Alena pun berdiri, mendengar kata sayang keluar dari mulut Alena membuat Delan terkejut dan menarik tangan Alena.
"Sayang, bisa ulangi lagi," tanya Delan.
"Ucapan yang mana sih sayang?" tanya Delan.
"Tidak ada ulangan," ucap Alena pergi dengan menjulurkan lidahnya.
Delan hanya tersenyum melihat tingkah sang kekasih.
Di tempat berbeda.
Hubungan El dengan Eva dalam radius serius tingkat akut bahkan ketika El datang saat dia berbicara dengan karyawan lain Eva menghindari kontak mata.
Hal itu membuat El menyeret Eva menuju ruangan kantornya. Karyawan lain pun akan tetapi mereka harus fokus dengan pekerjaan mereka masing-masing.
"Lepaskan tanganku," ucap Eva dengan keras.
"Baik aku lepas, tapi jawab pertanyaan ku, kenapa kamu bersikap tidak biasanya? sudah beberapa hari sejak kejadian itu kamu mengacuhkan ku, bahkan tidak melihat wajahku sama sekali, katakan sesuatu," ucap El.
Eva hanya terdiam dengan tatapan sedih. Akan tetapi wajahnya dia tundukkan sehingga tidak dilihat oleh El. El masih mengomel sebanyak mungkin sedangkan Eva membuka laptop dan mengerjakan tugas nya.
Hal itu membuat El geram dengan sikap Eva. Dia pun menutup laptop secara tiba-tiba. Dan memegang pundak Eva.
"Tolong Eva jangan bersikap begini, aku tidak bisa melihat wajahmu jika mengacuhkan diri ku, setidaknya saat kamu ingin meninggalkan tempat ini ramah kepadaku, " ucap El memohon.
"Eva aku tahu perasaan mu, tapi hal itu sulit bagi ku, aku tak ingin kamu menyesal memiliki kekasih seperti ku," ucap El.
"Kamu tahu Eva, kekasih ku yang kemarin sebenarnya kami masih berhubungan baik, akan tetapi karena ego ku yang tinggi, makanya aku tidak menerima permintaan maaf dari nya, akan tetapi rasa sayang untuk nya masih ada, jadi aku belum bisa membuka diri untuk wanita lainnya," ucap El.
Eva hanya terdiam merunduk, saat keduanya sedang fokus. Tiba-tiba Nando mengetok pintu kantor dan mengatakan bahwa papa Eva masuk rumah sakit karena kecelakaan.
Eva pun spontan langsung pergi, El pun mengikuti nya.
"Nando titip resto ya, saya menemani Eva dulu," ucap El.
"Siap tuan El," ucap Nando.
El pun menemani Eva untuk ke rumah sakit, meksipun awalnya Eva enggan merepotkan. Akan tetapi Eva terpaksa karena harus cepat.
Tidak lama mereka pun sampai di rumah sakit dan bertanya pada resepsionis. El hampir saja tidak terkejar dengan larinya Eva.
"Aduh ini cewek, berlari nya cepat banget sih?" batin El
Tiba di bangsal, Eva diceritakan oleh anak buah papa nya. Eva pun geram dengan sikap musuh papa nya yang seenaknya menganggu papa nya. El melihat emosi yang ada pada Eva, hal itu membuat El terkejut sekaligus kaget.
"Nona Eva mau kemana?" tanya anak buah papanya.
"Mai buat perhitungan," ucap Eva dengan emosi memuncak.
"Tapi sebelum papa nona pingsan, katanya tidak boleh nona ikut campur,jadi menurut saya nona kabulkan saja permintaan tuan Sanders," ucap anak buahnya.
"Baiklah," ucap Eva mulai mereda emosinya.
Eva pun melihat El, dia pun berbicara dengan El.
"Bos El, kembali lah ke tempat kerja, saya sudah disini, terima kasih sudah mengantarkan saya kesini ," ucap Eva.
"Eva, apakah tidak boleh saya menunggu disini?" tanya El.
"Tidak perlu nanti papa salah paham, saya tidak ingin terjadi kedua kali kebohongan itu, jadi saya minta bos El kembali ke restoran saja," ucap Eva.
"Baiklah jika itu kemauan mu, jika memerlukan sesuatu katakan pada saya," ucap El.
"Terima kasih tawarannya, beberapa hari saya tidak bekerja, jadi saya minta maaf ya bos El," ucap Eva.
"Baiklah saya permisi kembali ke resto," ucap El mengulangi kalimat tersebut.
Eva hanya mengangguk saja, El pun pergi meskipun dia berharap Eva memanggil nya.
"Bos El," teriak Eva.
El pun menoleh.
"Ini ponsel anda terlupa tadi," ucap Eva memberikan.
"Oh baiklah kalau begitu saya permisi dulu," ucap El.
"Iya, terima kasih bos El," ucap Eva.
El pun pergi dengan wajah tertunduk. Entah kenapa hatinya sakit ketika melihat Eva kesal atas musibah yang menimpa papa nya. Akan tetapi Eva malah tidak mau menerima bantuan nya. Hal ini membuat El terluka dengan sikap Eva.
🤍 Bersambung 🤍
"*Tidak ada yang sempurna di muka bumi ini, setidaknya jangan suka menyakiti orang lain," author _ Aloha-Zahra*.
🌹 untukmu thor