Karena kecantikannya yang eksotik, sudah banyak pria yang melamar wanita yang bernama Yolanda. Namun, mereka ditolak semua.
Mulai dari Pria Penjual bakso, seorang Kuli Bangunan bahkan seorang Guru Honorer.
Mereka semua ditolak semua lamaran pernikahannya oleh Yolanda. Ia merasa semua pria tersebut belum bisa memenuhi keinginannya.
Yolanda akan mau menikah, jika ada pria yang bisa memberi mahar sebesar satu miliar, satu mobil mewah dan satu rumah megah. Alasan Yolanda meminta mahar dibluar logika tersebut karena banyak pria yang menyia-nyiakan seorang istri bahkan di kondisi ekonomi saat ini yang serba mahal.
Ada sih, pria kaya yang melamar Yolanda, tapi pada akhirnya ia tolak karena pria kaya tersebut perhitungan. Padahal usia Yolanda sudah memasuki 25 tahun.
Apakah Yolanda menemukan pria idamannya? Ataukah akan menjadi jomblo sampai tua? Ikuti kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Berhati Baja
"Neng, aku ke ruang administrasi dulu! Yang bayar, aku!"
Gus Rahman nekat membayar uang biaya rawat inap Bu Darmi walaupun Yolanda tidak setuju.
Yolanda cemberut. 'Baik banget sih Gus Rahman padaku? Apa dia kasihan sama aku ya? Huft, saya itu juga punya uang! Nggak perlu dikasihani,' batin Yolanda yang memikirkan kebaikan Gus Rahman padanya.
Tidak lama, Gus Rahman sudah kembali bersama Yolanda kembali dan membawa cilok dan dua cup es teh segar.
"Neng, nih ada cilok sama es teh. Makan bareng dan duduk di sini gih?"
Gus Rahman tersenyum sambil memberikan sebungkus cilok yang masih mengepul.
'Hah, kok Gus Rahman tahu sih, kalau aku suka cilok? So sweet banget! Ehm, tapi aku nggak boleh menampakkan kegembiraan. Aku biasa saja. Kirain nanti aku anak kecil!' batin Yolanda sambil duduk di samping Gus Rahman yang ada di ruang tunggu.
Yolanda langsung memakan cilok dengan lahap. Sama halnya dengan Gus Rahman. Ia memakan cilok sampai kandas tak bersisa. Sesekali ia melihat ke arah Yolanda yang juga meliriknya.
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!"
"Kenapa Gus? Ciloknya nyangkut ya? Eh, bukan. Maaf."
Ketika mereka saling berpandangan, Gus Rahman tersedak karena Yolanda sangatlah cantik jika sedang makan cilok.
"Nggak. Hanya tuh, dagu jamuan masih ada saosnya. Terlihat seperti ce mong!" ledek Gus Rahman karena ia sangat gemas dengan wajah Yolanda yang cubby.
"Oh. Nih, dah aku bersihkan. By the way, Emak kok lama ditangani Dokter ya? Yolanda sangat khawatir ini!"
Setelah menghabiskan cilok pemberian Gus Rahman, Yolanda menyeruput es teh dan memikirkan Emaknya yang belum ada kabar.
"Sabar, mungkin Emak sedang ditangani secara serius oleh Dokter. Kita berdoa saja, semoga Mak Darmi cepat sembuh," ujar Gus Rahman yang menenangkan hatinya.
Yolanda mulai tidak karuan perasaannya Karen dokter belum saja keluar dari ruang UGD.
"Gus, kamu beneran mau ke Kairo pekan depan?" tanya Yolanda tiba-tiba.
Sambil menunggu Sang Dokter keluar, ia menanyakan keberangkatan Gus Rahman ke Kairo.
Gus Rahman tersenyum. "Jadi dong! Saya harap kamu jaga diri baik-baik ya Neng. Mungkin aku akan lama di sana. Dan mungkin aku tak kembali ke Indonesia karena suatu hal mungkin," jawab Gus Rahman berubah menjadi sendu.
Yolanda mendengus. "Hus, jangan bilang gitu kenapa Gus? Harusnya kalau kontrak kerja sudah selesai, ya pulang. Nanti Ibu dan abahmu kangen! Jangan berpikiran yang buruk-buruk!"
Yolanda terkejut ketika Gus Rahman tidak akan kembali ke Indonesia setelah sampai ke Kairo.
"Maksud saya, jika saya masih diberi kesehatan dan kesempatan oleh Alloh, pasti saya akan pulang. Tetapi, siapa tahu, nyawa saya di sana sudah dicabut oleh Malaikat kan nggak tahu? Makanya, kamu jaga diri baik-baik ya? Insya Alloh, aku bisa ngumpulin uang satu miliar ... untuk ...."
Gus Rahman tidak bisa meneruskan kata-katanya karena belum siapa mengatakan perasaan hatinya kepada Yolanda.
"Untuk apa Gus?" tanya Yolanda dengan tegas.
"Untuk simpanan di hari tua. Boleh dong, saya menyimpan uang satu miliar untuk tabungan!" jawab Gus Rahman yang belum bisa jujur pada hatinya sendiri.
Ceklek!
Tidak lama, setelah mereka berbincang, keluarlah Dokter dari ruang tindakan.
Dokter itu keluar dengan perasaan gugup dan mendekati Gus Rahman dan Yolanda.
"Ini keluarganya Ibu Darmi?" tanya Dokter tersebut sambil menatap tajam ke arah Yolanda.
Yolanda mengangguk. "Benar. Saya anak kandungnya! Bagaimana kondisi Emak saya Dok?" tanya Yolanda penasaran.
"Nona harus tegar. Kondisi Emak sudah sangat ngedrop. Mungkin Tuhan sudah berkehendak," kata Dokter yang sulit untuk menyampaikan.
"Dok, cepat katakan, bagaimana kondisi Emak Darmi?" Yolanda semakin khawatir dan penasaran.
Dokter itu menunduk. "Ibu Darmi sudah meninggal dunia. Ia mengalami serangan Jan tung karena kelelahan. Kami sudah semaksimal mungkin menangani beliau namun, Tuhan sudah menjemputnya. Semoga atas nama keluarga, bisa menerima berita duka ini!" ujar Dokter dengan lirih. Beliau tahu jika Yolanda belum bisa menerima semua ini.
Yolanda menatap ke atas langit-langit. Ia menitikkan air mata. "Nggak mungkin Dokter! Nggak mungkin!!! Kemarin Emak masih sehat! Yolanda belum bisa membahagiakan Emak! Yolanda belum bisa ngasih cu cu kepada Emak! Kenapa kau ambil Emak secepat ini, Tuhan! Hik hik!"
Yolanda rubuh ke lantai. Pikirannya linglung setelah mengetahui bahwa emaknya yang sangat ia cintai meninggal dunia.
Gus Rahman ikut menangis. Ia tahu, Yolanda sangat menyayangi emak satu-satunya. "Neng, Eneng harus tegar ya? Neng harus kuat! Mungkin, Emak akan lebih tenang di akhirat sana. Nggak baik, jika emak ditangisi! Berdirilah. Jangan seperti itu!"
Gus Rahman berjongkok dan menenangkan hati Yolanda yang masih belum menerima semua ini. Dokter pun juga ikut menangis atas kepergian Mak Darmi.
"Nona. Saya harap Nona Yolanda tegar! Didunia ini tidak ada yang abadi. Semunya akan kembali pada-Nya. Saya harap, Nona menjadi wanita yang kuat. Yasudah, saya pamit untuk ke ruang medis sana. Nanti perawat akan mengurusi pemulangan Ibu Darmi!"
Dokter itu pun segera pergi karena tugas masing menumpuk.
Kini tinggal Yolanda dan Gus Rahman yang masih di ruang tunggu dekat dengan ruang UGD.
"Saya akan telepon Abah untuk mengabarkan berita duka ini. Agar beliau mempersiapkan acara pemakaman Mak Darmi!"
Gus Rahman segera menelepon Kyai Rozak agar semua warga tahu jika Mak Darmi telah meninggal dunia. Setelah menelepon, Gus Rahman segera fokus mengurusi Yolanda yang masih syok.
"Neng. Yuk berdiri. Kita persiapkan untuk pulang. Saya ke ruang medis dulu. Untuk menanyakan kapan kita bisa pulang!"
Gus Rahman berlari kecil menuju ruang medis. Semangat Yolanda masih menangis dan duduk bersedih di lantai. Baginya, pulang adalah hal yang sangat menyedihkan karena ibu Darmi sudah tiada.
"Mak, maafkan Yolanda yang nggak mau nikah-nikah. Yolanda hanya merasa belum sreg saja. Mak, Yolanda janji, akan segera mencari jodoh Yolanda! Walaupun sampai ke Negeri Cina!" ujar lirih Yolanda yang bertekad untuk segera mencari jodohnya.
Ucapan Yolanda terdengar oleh Gus Rahman. Ia menggelengkan kepala. "Neng, jodoh kamu jauh banget? Kenapa harus ke Negeri China? Di kampung saja pria kaya banyak! Jika Nengnya sudah baikan, nanti tak cariin jodoh yang tepat deh. Neng mau pria yang ngasih mahar satu miliar! Boleh, ada kok teman saya yang kaya raya dan mau melamar kamu!" ujar Gus Rahman yang akan mencarikan jodoh untuknya.
Yolanda tercengang. "Kamu mau mencarikan jodoh untuk aku Gus! Walaupun teman kamu itu punya uang satu miliar! Tapi aku nggak mau!" bentak Yolanda yang tiba-tiba marah dengan Gus Rahman.
"Loh, katanya kamu ingin pria yang punya uang satu miliar. Mobil mewah dan rumah mewah. Gus bisa bantuin kamu kok? Gus itu sangat perhatian sama kamu! Yang penting, kamu bahagia!" ujar Gus dengan tegas.
Rahman ingin membuktikan bahwa ia beda dari pria lain yang memaksa untuk bisa menikah dengan Yolanda. Malah Gus Rahman ikhlas mencarikan pria keinginan Yolanda jika Yolanda mau walau sebenarnya hatinya rapuh jika melihat Yolanda menikah dengan pria lain.
Pria sejati dan kesatria akan mengalah dan rela jika wanita yang ia cintai bahagia dengan pria lain. Rasa rapuhnya ia tahan sehingga ia menjadi pria berhati baja.
kasihan yolanda..
❤❤❤❤❤
kan ada baret luka..
pasti Reynan akan menjauh..
tinggal gus rahman..
apa masih mau menerima?
akankah gus rahman masoh maubama yolanda..
❤❤❤❤❤
jatuhnya obsesi itu si reynan..
klao gus rahman kan tidak ..
ia ikhlaa aja...
❤❤❤❤
sapa yg bakal bantuin yolandaa dari cengkraman reynan
jgn dipendam..
siapa tahu yolanda mau nunggu Gus Rahman berjuang..
lanjutttt....
❤❤❤❤❤❤
jadi galau kan???
😀😀😀❤❤❤❤
akankah yolanda terima pak reynan???
bisakah gus rahman mengalahkan mereka???
lanjutttt..
❤❤❤❤
apakah yolanda tetap dgn satu milyarnya..
ataukah dia mau nungguin gus rahman aja..
❤❤❤❤❤❤
Aisyahhhhh..
siapa hayo jodoh yolandaaaa..
😀😀😀❤❤❤❤❤
yolanda akan milih siapa nantinya yaaa???
❤❤❤❤❤
apa masih baca iqra..
blm baca Qur'an?
❤❤❤❤
lak tenan..
gak.jati nrmnung tapi batalin..
😀😀❤❤❤
.
gmana yoh pak rojak..
main jogohinn anak aja
atau malah mau batalin?
penasarannn..
lanjutttt
❤❤❤❤❤❤