Sikap dingin pengabaian yang berlangsung begitu lama dari tunangannya membuat seorang gadis bernama Iris takut dibuang hingga dirinya bersikap kasar, keji dan obsesi atas nama cinta kepada setiap wanita yang mendekati tunangannya sampai pada akhirnya itu membawanya dan keluarganya kepada kematian.
Di saat terakhir kematiannya, akhirnya terlihat jelas tatapan dingin benci dari tunangannya dan disadarinya jika cintanya adalah sepihak dan bodoh, tapi semuanya terlambat kini hanyalah penyesalan. Dewa yang kasihan dengan Iris memberikannya kehidupan ketiga untuk penebusan dosanya dan kebahagiaannya.
Di kehidupan barunya, Iris mencari tumpukan emas dan menyebarkan rumor palsu tentang kekasih palsunya di dalam pertunangannya demi pembatalan pertunangan. Anehnya bukan pembatalan diterima, tapi malah perasaan yang pasang surut dan manis pahit terikat melalui pembuktian cinta pangeran. Akankah perasaan Iris yang ditutup kembali terbuka? Akankah Iris bahagia?
Chasing Gold And Avoid The Prince
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliza eri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Kenapa Harus Salah Paham?
Di dalam ruangan tamu yang mewah dengan desain perpaduan timur tengah dengan barat, Iris bersama dengan sang putri Shareefah serta dua orang pelayan pribadinya berdiri di sudut ruangan menjaga atasannya jika sewaktu-waktu Iris berbuat liar atau kasar kepada atasannya. Iris yang duduk di depan sang putri Shareefah terdiam sesaat, kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata "Aku sejujurnya sudah lagi tidak terlalu berambisi dengan posisi tersebut,"
"Ditambah lagi, semua yang dilakukan olehku hanya memberikan hambatan untuk dirinya yang merupakan calon pemimpin dimasa depan,"
"Aku tidak berani mengambil langkah yang lanjut di pertunangan ini, ditambah lagi saat ini muncul orang yang mungkin akan membawa masa depan kerajaan ini lebih baik jadi aku merasa hadiah yang berat ini aku berikan kepada orang yang menginginkannya,"
"Jadi, tuan putri Shareefah maukah kamu memaafkan aku atau tidak aku serahkan padamu,"
"Aku hanya ingin menebus dosaku kemari dan memenuhi janjiku," ucap Iris yang kemudian berdiri dan menunduk hormat di depan sang putri Shareefah
Iris yang dimatanya seorang gadis yang agresif ternyata begitu rapuh dan jujur menyentuh hati sang putri Shareefah. Putri Shareefah yang merasakan perasaan senasib dengan Iris dengan cepat memegang pergelangan tangan Iris dan tatapan serius.
"Jangan menyerah dan merasa jika kamu gagal,"
"Kamu tau kamu gadis yang luar biasa selalu bersikap seperti itu, kadang aku iri dengan sikap beranimu yang tidak takut nama baikmu atau keluargamu menjadi buruk karena melanggar etika seorang gadis bangsawan bersikap,"
"Aku memaafkan dirimu dan aku juga bisa menjadi temanmu," ucap sang putri Shareefah dengan lantang dan percaya diri di depan Iris
Iris yang melihat kejujuran yang dilontarkan tidak jelas membuatnya tidak paham maksud yang tiba-tiba sang putri ini. Dia jelas-jelas memang berniat mundur dan mencari uang bukan berpasrah diri. Tapi, jelas kata teman ini adalah sebuah isyarat untuk dirinya membuka jalur perdagangan untuk bisnis keluarganya di pertambangan atau pangan.
"Terima kasih atas kemurahan hatimu, tuan putri,"
"Dan saya sangat dengan senang menerima anda menjadi teman saya," ucap Iris dengan senyuman
Setelah ucapan sang putri, Iris dan tuan putri Shareefah saling berjanji akan berkirim surat. Satu hal yang berubah membantu dirinya mendapatkan keuntungan besar. Walaupun sang putri Shareefah bukan seorang calon orang yang akan menduduki takhta, tapi kasih sayang ayahnya sangat besar pada anak perempuannya ini hingga apapun yang dikatakan bisa menjadi peluang untuk seseorang yang dekat dengannya.
Setelah mengantar permata merah muda, Iris langsung kembali ke kamar tamu istana untuk membereskan barang-barangnya kembali ke rumah. Tidak ada alasan untuknya menghabiskan waktu di tempat seperti ini, karena sebentar lagi perusahaannya akan selesai dibangun jadi banyak pekerjaan yang harus di lakukan olehnya. Setelah selesai membereskan barang-barangnya, Iris dan para pelayannya yang membawa kopernya berjalan di lorong istana disana dia berpapasan dengan Lucius dan gadis suci sedang berbincang-bincang sambil tersenyum. Iris yang melihat itu tidak berbicara apa-apa hanya tersenyum dan sedikit menunduk saat berjalan. Tapi di saat yang sama Lucius yang melihat senyuman Iris langsung menggenggam pergelangan tangannya mengisyaratkan untuk berhenti sejenak.
"Iris, aku tidak memiliki niat untuk menggantikan dirimu, karena permintaan dari sang pendeta jadinya aku menemani gadis itu,"
"Tolong jangan salah paham,"
"Ummm.. Kenapa aku harus salah paham?"
Chasing Gold And Avoid The Prince
