NovelToon NovelToon
Selepas Gulita

Selepas Gulita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: idrianiiin

Akan selalu ada cahaya selepas kegelapan menyapa. Duka memang sudah menjadi kawan akrab manusia. Tak usah terlalu berfokus pada gelapnya, cukup lihat secercah cahaya yang bersinar di depan netra.

Hidup tak selalu mudah, tidak juga selamanya susah. Keduanya hadir secara bergantian, berputar, dan akan berhenti saat takdir memerintahkan.

Percayalah, selepas gulita datang akan ada setitik harapan dan sumber penerangan. Allah sudah menjanjikan, bersama kesulitan ada kemudahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idrianiiin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 17

...بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم...

..."Keluarga itu segalanya, harta di dunia yang tidak ada tandingannya."...

...—🖤—...

SENYUM Zayyan tak pernah luntur sedikit pun, terlebih saat pulang sudah disambut oleh sang istri yang sedari tadi dirindukan.

"Asinan bogor untuk Tuan Putri, dan sate kambing muda untuk Ibunda Ratu," katanya seraya menyerahkan pesanan pada Zalfa dan juga Harini.

"Sok manis banget kamu. Lagi caper yah sama istri," protes Harini lantas berlalu untuk mengeksekusi sate kambing muda yang menggoda selera.

Zayyan memindahkan Zalfa ke sofa, mengambil mangkuk serta minumnya juga. "Selamat menikmati," ujarnya begitu riang.

"Mas mau?" Zalfa menyodorkan suapan pertamanya pada sang suami. Zayyan jelas takkan menolak perlakuan manis istrinya.

"Masya Allah enak banget Mas, bisa-bisa ketagihan aku. Tiap hari minta dibeliin asinan bogor terus," komentar Zalfa begitu semangat menikmati suap demi suap makanan khas Kota Hujan tersebut.

"Lain kali, Mas yang akan buatkan. Rasanya dijamin jempolan," sahut Zayyan bangga.

"Masa?" tanyanya seraya kembali menyuapi Zayyan.

Zayyan mengangguk semangat. "Apa pun Mas bisa masak, termasuk sepiring cinta dan segelas kasih sayang."

Zalfa tertawa puas, teringat akan menu sarapan mereka kemarin pagi.

"Mas mau bersih-bersih dulu, minder lihat kamu yang udah wangi semerbak tapi Mas malah bau keringat," akunya yang Zalfa balas anggukan.

"Besok-besok Ibu order sate kambing muda lagi," ungkap Harini saat berpapasan dengan sang putra.

"Inget kolestrol, Bu. Jangan banyak tingkah deh."

Harini malah tertawa tanpa dosa, melihat kepergian Zayyan. Dia memilih untuk menemani sang menantu yang tengah menonton kajian.

"Ibu seneng banget, sekarang jadi punya temen ngobrol. Nggak kesepian lagi," oceh Harini setelah duduk di sisi sang menantu.

"Aku juga seneng, Ibu ini jago banget mencairkan suasana. Pandai berguyon juga," sahut Zalfa.

"Alhamdulillah."

"Asik banget ngobrolnya, ikutan dong," cetus Zayyan terlihat lebih fresh dan santai dengan balutan kaus serta celana pendek sebatas lutut.

"Mas nggak salah? Cepet banget mandinya," tanya Zalfa heran.

"Zayyan tuh emang begitu, mandinya secepat kilat."

"Yang penting wangi dan bersih, nggak usah lama-lama kalau di kamar mandi," sahutnya santai.

"Ibu pindah gih duduknya, Zayyan mau sunnah rasul dulu sama istri. Dzikir petang di pangkuan istri," usir Zayyan tanpa dosa.

Harini hanya bisa geleng-geleng kepala. Anaknya ini terjangkit virus bucin menahun. Dia pun mengalah dan duduk di sofa lain.

Zayyan langsung merebahkan kepalanya di pangkuan Zalfa. Dia mengambil tangan Zalfa untuk dijadikan sebagai pengganti tasbih, tak lama dari itu suaranya mengalun indah. Sedangkan Zalfa menyugar rambut Zayyan lembut, menikmati pemandangan indah yang saat ini halal untuknya.

Cukup lama mereka menikmati kebersamaan, dengan Harini yang menjadi penonton setia. Harini sangat bersyukur dan lega, melihat anak dan menantunya rukun akur dan bahagia. Semoga pernikahan sang putra selalu berada dalam lindungan Allah Ta'ala.

"Bentar lagi magrib, Yan. Mau jamaah di masjid atau di rumah?" tanya Harini.

"Di rumah, jamaah sama istri," sahutnya seraya terkekeh pelan.

Harini tertawa terbahak-bahak. "Istri kamu lagi datang bulan kalau perlu Ibu ingatkan. Sana siap-siap ke masjid."

Zayyan tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gini nih, kalau lagi sama istri, suka nggak fokus dan lupa segalanya."

Harini mendengkus kasar. "Nggak usah banyak alasan, bilang aja pikun kamu kumat."

Sekarang Zalfa yang tertawa dengan begitu puasnya. Mertua dan suaminya ini benar-benar sangat lucu, kedekatan di antara mereka membuat hati menjadi tenang.

"Haidnya suka berapa lama?" tanya Zayyan setelah bangkit dari pangkuan Zalfa.

"Satu minggu, Mas. Kenapa gitu?"

Zayyan menggeleng pelan. "Mau salat jamaah lagi sama kamu."

Harini melempar wajah putranya dengan bantal sofa. "Dia mau modus, Fa. Hati-hati aja!"

Zayyan menyimpan kembali bantal sofa yang mengenai wajah tampannya. "Ibu ini suuzan mulu sama anak sendiri."

"Udah sana siap-siap ke masjid. Jangan ngoceh terus!" titah Harini tegas.

"Siap Ibunda Ratu," sahut Zayyan memberi hormat.

"Mau ke kamar atau di sini? Mumpung Mas belum berangkat. Mas pulang ba'da isya soalnya," tutur Zayyan sebelum melangkah pergi untuk berganti pakaian.

"Di sini dulu aja, nunggu Mas pulang baru tidur," sahut Zalfa seraya tersenyum.

"Ibu titip jagung bakar, Yan. Seberang masjid ada yang mangkal, kan," tutur Harini saat sang putra sudah gagah dengan balutan koko, sarung, beserta peci, jangan lupakan juga sajadah yang tersampir di bahu lelaki itu.

"Siapp. Kamu mau jagung juga, atau yang lain?" tanyanya pada sang istri.

"Nggak usah, nanti juga, kan makan malam. Takutnya malah kekenyangan," sahutnya yang langsung diangguki Zayyan.

Ucapan salam menjadi penutup, dan Zayyan benar-benar menghilang dari pandangan.

"Stok pembalut Ibu habis, punya kamu masih ada? Sudah penuh belum? Mau diganti?"

"Lupa, Bu, aku belum beli lagi. Masih aman kayaknya, Bu."

Harini mengangguk pelan. "Ya udah Ibu beli ke mini market depan sebentar, kamu di rumah sendiri nggak papa, kan?"

"Nggak papa kok, Bu. Maaf banget ngerepotin."

"Jangan ngomong kayak gitu terus, bosen Ibu dengernya," ucapnya diakhiri sebuah kekehan.

"Ibu ambil aja, uangnya ada di kamar. Maaf bukannya nggak sopan," terang Zalfa.

Harini mengelus penuh sayang puncak kepala sang menantu. "Uang dari Zayyan kamu pegang, kalau untuk kebutuhan sehari-hari nggak usah dipikirkan. Zayyan yang kasih, untuk keperluan kita bersama. Uang yang ada di kamu, itu hak pribadi buat beli keperluan kamu."

"Kenapa gitu , Bu?"

Harini tersenyum lebar. "Keperluan perempuan itu banyak, kamu bisa pakai untuk itu. Beli sesuai dengan apa yang kamu butuhkan. Nggak usah sungkan, pakai aja uangnya. Itu hak kamu, milik kamu."

"Itu terlalu banyak kalau hanya untuk kebutuhan aku. Ibu jangan pakai uang pribadi untuk menutupi kebutuhan kita sehari-hari. Mas Zayyan, kan udah kasih nafkah buat aku. Masa aku aja yang menikmatinya," sela Zalfa.

"Sementara waktu, selama kamu belum pulih kebutuhan sehari-hari Ibu yang handel. Uangnya Zayyan kasih ke Ibu, nanti kalau kamu sudah sembuh Ibu nggak akan ikut campur lagi soal keuangan rumah tangga kalian. Uang yang kamu terima dari Zayyan, itu pegangan buat kamu," terang Harini sehati-hati mungkin. Takut sang menantu salah paham.

"Ibu akan terbuka tentang jumlah uang yang Zayyan kasih, dan dipakai untuk apa aja uang itu. Setiap minggunya Ibu akan laporan sama kamu, jangan salah paham yah, Nak. Zayyan nggak bermaksud untuk menyinggung kamu, dia hanya nggak mau membuat kamu kerepotan hanya untuk perkara sesederhana ini."

Zalfa memeluk Harini, dan terisak. "Ibu sama Mas Zayyan kenapa bisa sebaik ini sih sama aku, sampai detail sekecil ini pun kalian pikirkan. Maafin aku yah, Bu datang ke keluarga Ibu malah menyusahkan."

Harini mengelus lembut punggung sang menantu. "Anak Ibu mencintai kamu, maka Ibu pun berkewajiban untuk melakukan hal yang sama. Kamu jangan mengecilkan diri terus-menerus. Mindset kamu harus positif, supaya bisa cepat pulih. Ibu sama Zayyan akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk kesembuhan kamu, Nak."

...🖤SEE YOU NEXT CHAPTER🖤...

1
Nur Hasanah
Biasa
Nur Hasanah
Kecewa
Sriza Juniarti
karma nanti naya..bucin abis🤣🤣
Sriza Juniarti
lanjuutt..s3mangat kk, terus berkarya
love sekebon🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!