NovelToon NovelToon
REGANTARA

REGANTARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aquilaliza

~ REGANTARA, season 2 dari novel Dendam Atlana. Novel REGANTARA membahas banyak hal tentang Regan dan kehidupannya yang tak banyak diketahui Atlana ~....

Ditinggalkan begitu saja oleh Atlana tentu saja membuat Regan sangat kacau. Setahun lebih dia mencari gadisnya, namun nihil. Semua usahanya tak berbuah hasil. Tapi, takdir masih berpihak kepadanya. Setelah sekian lama, Regan menemukan titik terang keberadaan Atlana.

Disaat Regan merasakan bahagia, berbanding terbalik dengan Atlana yang menolak kehadiran Regan untuk kedua kalinya dihidupnya. Namun, penolakan Atlana bukan masalah. Regan memiliki banyak cara untuk membawa kembali Atlana dalam hidupnya, termasuk dengan cara memaksa.

Akan kah Regan berhasil? Atau malah dia akan kehilangan Atlana sekali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Atlana Di Markas

Regan menarik kasar dasi yang melingkar di lehernya. Jas yang dikenakannya sudah teronggok di jok mobil yang berada tepat di sebelahnya. Seharusnya hari ini dia bisa menikmati harinya bersama Atlana, walaupun mungkin gadisnya itu akan terus-terusan menolaknya.

Namun, karena perusahaan sang papa mengalami masalah, membuat nya harus menghabiskan waktu seharian di perusahaan dan harus kembali saat hari sudah cukup senja seperti ini.

Regan melajukan mobilnya menuju markas. Dia akan ke tempat itu untuk menemui teman-temannya.

"Seharian gak keliatan. Kusut banget tu muka," celetuk Jovan saat Regan memasuki markas.

"Nih, minum dulu. Gue tau lo pasti butuh minum." Yudha menyodorkan segelas air putih di depan Regan. Membuat cowok itu menatapnya dingin.

"Wine gue."

Yudha berdecak. Namun, ia tetap membawa kembali gelas air itu, lalu menggantinya dengan gelas kosong dan juga sebotol wine. "Nih, minum gih! Kusut benget muka lo."

Regan meraih botol tersebut lalu menuangkan isinya kedalam gelas kosong yang dibawa Yudha. Hanya sekali minum, Regan menghabiskan isi gelas tersebut.

Tepat saat Regan meletakkan kembali gelasnya, Erteza masuk lalu di susul Leo dibelakangnya.

"Buseet! Merah-merah apaan tuh di leher lo, Yo?" tanya Jovan sambil terkekeh.

"Biasa. Abis di gigit nyamuk seksi," jawab Leo— juga sambil terkekeh.

Jawaban Leo mengundang tawa Jovan dan Yudha, sementara Erteza hanya terkekeh pelan. Regan tak merespon apapun. Dia hanya fokus mengisi lagi gelasnya yang kosong lalu meneguk nya hingga tandas.

"Lo udah baca chat gue, Gan?"

Regan langsung menatap Erteza. Chat? Seharian ini di fokus pada pekerjaannya, tidak sedikit pun dia peduli pada handphonenya yang tergeletak di meja. Handphonenya juga dia bisukan hingga tidak terdengar notifikasi apapun.

Regan meraih handphonenya yang tersimpan di saku celana. Ada beberapa panggilan dari Atlana dan juga chat dari gadis itu. Tapi, chatnya sudah terhapus.

Regan cukup penasaran kenapa Atlana menelpon dan mengirim chat padanya. Tapi, chat yang Erteza katakan cukup membuatnya ingin tahu juga. Segera ia membaca chat yang Erteza kirimkan.

"Gue tadi balik bareng Atlana setelah anterin Ghea. Atlana minta diturunin disana."

"Buat apa?"

"Gue buru-buru, gak sempat gue selidiki kenapa dia disana."

Regan terdiam. Dia kembali menuangkan minuman ke gelasnya lalu meneguk nya hingga tak tersisa.

Dia lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tangga. Dia butuh mandi agar tubuhnya lebih segar. Setelah ini, dia akan menemui Atlana.

Setelah kepergian Regan— Jovan, Yudha, juga Erteza mendengarkan Leo yang tengah berbicara. Lelaki itu bersemangat menceritakan gadis yang bersamanya hari ini.

Ketiga sahabatnya terkekeh, bahkan sampai geleng-geleng kepala mendengar kelakuan salah satu sahabat mereka. Memang si Leo lah yang paling playboy diantara mereka berlima.

Ketukan heels yang beradu dengan lantai membuat keempat cowok itu serentak terdiam dan berbalik menatap ke sumber suara. Decakan malas langsung keluar dari bibir masing-masing setelah melihat siapa yang datang.

"Malapetaka datang lagi," gumam Yudha. Semua langsung menahan tawa mendengar gumaman itu. Jelas saja sikap mereka yang seolah hendak menertawakan itu membuat Nita tersinggung. Dia merengut kesal menatap teman-teman Regan.

"Regan di atas kan?" tanyanya dengan suara ketus.

"Gak. Regan lagi mancing," jawab Leo.

Nita semakin kesal mendengarnya. "Lo bisa jawab yang benar, gak sih? Nyebelin tau nggak?"

"Gak tau."

"Gue bisa aduin lo ke kakeknya Regan."

"Aduin aja. Emang itu keahlian lo kan?" Sarkas Jovan.

"Belum apa-apa juga udah kayak gini. Gak tau lagi gimana hidup Regan kalau beneran nikah sama lo. Pasti tertekan banget. Udah manja, nyusahin lagi."

"Yudha! Mulut lo!"

Yudha hanya mengedikkan bahunya acuh. Memang apa yang ia katakan benar. Nita ini sangat sombong dan merasa paling memiliki Regan.

Baginya, Atlana saja yang dicintai ugal-ugalan sama Regan saja tidak sesombong itu, kenapa gadis yang sedikit pun gak dilirik Regan bisa begitu angkuh? Dia terlalu merasa diatas angin karena di dukung kakek Regan.

"Lo semua jahat tau gak?" Nita menatap benci pada mereka. "Gue bilangin Regan kalau kalian gak baik sama gue." Nita langsung meninggalkan mereka dan menuju lantai atas.

Keempat cowok itu hanya bisa menggelengkan kepala. Nita ini terlalu berani atau bodoh? Sudah sering kali diseret Regan karena masuk kamar tanpa izin, masih saja dia mengulangi hal yang sama.

Mengabaikan Nita dan apa yang akan terjadi pada cewek itu nanti, keempat cowok itu malah kembali melanjutkan mendengar cerita Leo. Jovan dan Yudha yang paling serius menyimak. Sedangkan Erteza, dia sibuk memeriksa berkas yang baru saja dikirim pamannya, sambil mencuri dengar apa yang ketiga sahabatnya bicarakan.

"Ekhm!"

Ruangan itu langsung hening mendengar deheman tersebut. Baik Erteza, Leo, Yudha, maupun Jovan terdiam menatap ke sumber suara sambil menahan nafas.

Bagaimana tidak menahan nafas? Di hadapan mereka ada Atlana. Gadis itu datang ke markas di waktu yang salah, dimana ada Nita juga di markas itu. Mereka takut akan ada kesalahpahaman nantinya.

"Kenapa muka lo berempat jadi tegang gitu?"

"Eh, Atlana. Tumben kesini." Leo berbasa basi sambil berharap dalam hati kalau Atlana hanya kebetulan lewat dan mampir.

"Gue mau ketemu Regan."

Loe, Jovan, dan Yudha langsung meneguk ludah mereka. Erteza jauh lebih tenang dari sebelumnya. Dia tidak menunjukkan reaksi seperti tadi lagi.

"Kenapa? Ada sesuatu?" Ketiga cowok itu dengan cepat menggeleng. "Kenapa lo pada aneh?"

"Regan di lantai atas. Naik aja. Kamar paling kanan."

Leo, Jovan, dan Yudha langsung mendelik ke arah Erteza. Kenapa mulut Erteza tidak bisa di rem? Kalau Atlana ke atas, sudah pasti gadis itu akan bertemu Nita. Semuanya pasti kacau.

Atlana mengangguk, lalu meninggalkan keempat cowok itu dan menaiki tangga menuju lantai atas. Atlana berdecak kagum dalam hati. Dia tidak menyangka, markas yang dulu pernah ia datangi kini banyak berubah.

"Lo apa-apaan sih, Za? Gimana kalau Atlana ketemu si Nita?" kesal Leo.

"Bukan kalau lagi, Yo. Udah pasti ketemu si malapetaka," sahut Yudha.

"Iya. Nita aja belum turun kok dari tadi. Udah pasti ketemu lah," timpal Jovan.

"Ini kesempatan buat Regan. Kalau Atlana pergi dan marah, berarti dia masih punya rasa sama Regan. Kalau gak, siap-siap aja buat rasain kegilaan Regan lagi," jawab Erteza tenang, yang seketika membuat ketiga sahabatnya paham.

Di lantai atas, Atlana tiba di depan kamar Regan. Dia diam sejenak, menimang kembali keputusannya. Dia begitu penasaran, apakah Yuni memang benar-benar memiliki hubungan dengan kakek Adri atau tidak. Karena itu dia memutuskan tidak akan balik sebelum mendapat jawabannya.

Atlana menarik nafasnya lalu menghembuskannya. Tangannya perlahan terulur mengetuk pintu. Namun, tidak ada jawaban dari dalam hingga ketukan ketiga ia lakukan.

Atlana kembali terdiam, lalu mencoba untuk mengetuk sekali lagi. Dan ternyata hasilnya masih sama. Tidak ada jawaban. Atlana pun memberanikan dirinya untuk membuka pintu kamar yang ternyata tidak dikunci.

Ceklek

Deg!

Atlana terdiam mematung. Dadanya terasa sesak dan rasa sakit tiba-tiba menusuk relung hatinya melihat pemandangan di depannya.

Di sana, di atas ranjang, seorang cewek tertidur dengan selimut yang menutup hingga dadanya, menampilkan bahunya yang tak tertutup apapun. Di lantai juga terdapat sepasang heels dan juga sebuah kardigan yang teronggok begitu saja.

Pandangan Atlana semakin memanas saat melihat kemeja dan juga dasi yang terlempar asal di atas sofa yang ada di kamar tersebut.

Entah apa yang terjadi, Atlana tidak ingin menebaknya. Namun, pikiran liar terus menghantui otaknya. Ucapan Regan yang mengancamnya dengan meniduri cewek pun terus terlintas. Dan tanpa terasa, air matanya menetes. Tapi, Atlana dengan cepat menghapusnya.

Ceklek

Mata Atlana langsung teralihkan ke arah sebuah pintu yang dibuka, yang tak lama menampilkan Regan keluar dari sana.

Mata tajam Regan langsung terarah pada Atlana yang berdiri di dekat pintu. Lalu pandangannya tertuju pada gadis yang tertidur di atas kasurnya.

"Sialan!" umpat Regan pelan. Ia dengan cepat mengambil langkah mendekat ke arah Atlana. Tapi, Atlana berjalan mundur dan memilih berdiri di luar kamar.

"Nana—"

"Gue mau ngomong sama lo. Gue tunggu di bawah." Atlana lekas berbalik dan berjalan cepat menjauh dari kamar Regan.

Rekasi Atlana membuat Regan sekali lagi mengumpat keras. Dia berbalik, dan berjalan cepat mendekati ranjang. Emosinya memuncak. Nita harus di beri pelajaran.

Tapi, belum sempat ia menyeret turun gadis itu dari ranjangnya, dia memilih untuk mengendalikan emosinya.

Dia sadar, dia belum mengenakan apapun selain handuk yang melilit pinggangnya. Hanya Atlana yang boleh melihatnya dalam keadaan seperti ini. Siapa pun tidak boleh.

Dengan cepat Regan mengenakan pakaiannya. Setelah itu, dia tanpa perasaan menarik kasar Nita yang benar-benar tertidur hingga terjatuh dari ranjang.

"Lo cari mati, hah?!" Desis Regan penuh ancaman. Tangannya menarik rambut Nita dengan kasar. Cewek itu sudah membuat gadisnya salah paham. Jadi, dia harus bertanggung jawab.

"Re-Regan...."

Dugh!

Regan membenturkan kepala Nita ke sudut ranjang. Membuat cewek itu merintih kesakitan.

Regan mengeraskan rahangnya. Jika saja tidak ada Atlana dibawah, bisa ia pastikan Nita menerima hukuman yang lebih parah dari sekarang.

"Keluar!"

Nita mendongak, lalu mengusap air matanya. Kepalanya terasa berdenyut setelah terbentur sisi ranjang.

"Regan, aku minta maaf. Aku—"

"Keluar gue bilang!!"

Nita mengangguk cepat. Dengan tergesa dia meraih heels dan kardingannya, lalu berdiri dan berjalan keluar kamar.

1
Syznkra_zeailin10
oh ya gak masalah Thor yang penting di beri penjelasan saya sudah bisa memahami dan memakluminya semangat terus sampai cerita ini tamat yaa☺️💪
Aquilaliza: makasih Kak... 🙏😊
total 1 replies
Athar Rizqi Al Ghifari
bagus
Anaya Nabila
kenapa gak jujur aja sih atlana
Syznkra_zeailin10
semakin membuat hati ku terpotek" kak thor sangat penasaran seperti nya banyak sekali misteri dan rintangan yang bakalan di lewati Regan dan atlana .. ayok kak jangan lama up nya aku selalu menunggu mu dengan setia 💪💪💪
Syznkra_zeailin10
Karya mu begitu menarik perhatianku author baik ku😻💪💪 semangat terus jangan lupa update setiap hari
Syznkra_zeailin10: sama" kak tapi update nya jangan lama ya ,😇
Aquilaliza: Makasih kak 😊
total 2 replies
Ita Purnama
Novel yang bagus 👍🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!