Alvaro dan Liona telah menikah selama 4 tahun,Alvaro mempunyai kekurangan yaitu mengalami sperma encer.Liona selalu mencoba bertahan hidup bersama Alvaro karena suaminya itu memperlakukannya bagaikan ratu,Liona juga mempunyai toko butik yang telah dia buka selama 2 tahun,dan Liona adalah seorang perancang busana,Liona juga mempunyai sahabat bernama Sara,dan Alvaro suami Liona mempunyai seorang adik perempuan yang sangat cantik namanya Elvira dan telah menikah dengan seorang pria bernama candra.hubungan Elvira dan Liona sangat baik,bagaikan saudara kandung. suatu ketika Liona bertemu dengan teman masa lalunya yang bernama Cakra,dan Cakra ini adalah teman dekat Liona semasa kuliah dulu yang menyukai Liona,namun Cakra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Liona sampai mereka lulus kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Pertemuan Liona Dan Cakra
Sara melambaikan tangannya saat melihat Liona memasuki pintu kafe. Sara sangat kagum pada Liona,walaupun usia sahabatnya itu sudah 34 tahun,namun masih kelihatan seperti usia 25 tahun. Dandanan Liona yang sederhana namun elegan,cara pakaian yang serasi membuat penampilan Liona selalu kelihatan muda dan cantik,mungkin karena Liona seorang perancang busana,sangat pandai dalam mengubah penampilan yang sederhana tapi kelihatan elegan.
"Maaf,aku telat" ujar Liona.
"Aku juga baru datang kok" sahut Sara,yang kagum pada penampilan Liona. Mereka duduk berhadapan,di atas meja terlihat minuman yang telah dipesan duluan oleh Sara yang datang lebih awal.
"Apa Alvaro tidak marah kamu keluar rumah?"tanya Sara.
"Tidak,dia hanya bilang jangan pulang terlalu malam" sahut Liona. Suasana malam di cafe itu tampak indah,para pengunjung yang mulai berdatangan kini semakin ramai,lampu lampu kafe yang terpasang sangat indah. Sara dan Liona memandang sekeliling mereka yang kebanyakan anak muda yang usianya sekitar 20 tahun.
"Apa kita masih pantas berada di kafe ini?" tanya Liona sambil memandang sekelilingnya.
"Loh,memangnya kenapa?" Sara yang tidak mengerti dengan pertanyaan sahabatnya itu heran.
"Sara,usia kita kan sudah 34 tahun,coba kamu lihat rata rata yang datang masih muda" ujar Liona sambil memainkan matanya memberi kode kepada Sara untuk melihat para pengunjung yang datang. Mata Sara ikut memandang sekelilingnya,lalu tertawa sambil menatap Liona.
"Hahaha...Liona,lihat ada juga yang datang bapak bapak loh" ujar Sara,sambil memberi kode kepada Liona untuk melihat tiga orang pria yang sepertinya usianya tidak beda jauh dengan mereka. Akhirnya Liona ikut tertawa bersama Sara,kafe itu memang tempat idola mereka dulu sering berkumpul dengan teman kuliah mereka yang lain,jadi kafe itu sudah cukup lama. Namun,masih tetap di datangi banyak pengunjung karena letaknya yang strategis,indah,nyaman,dan bersih untuk sebagai tempat kumpul bersama.
"Apa teman kuliah kita juga sering datang ke sini ya?" tanya Sara.
"Mungkin saja Sara,kita kan tidak tahu kegiatan mereka" sahut Liona. Kedua sahabat itu saling mengenang masa lalu mereka saat kuliah dulu. Sara juga membahas pria yang pernah menyukai Liona saat kuliah yaitu Cakra.
"Apa kalian tidak kontekan lagi?" tanya Sara yang membahas Cakra,pria yang pernah menyukai Liona sewaktu kuliah dulu.
"Semenjak menikah,aku kan sudah ganti nomor,dan nomor baruku ini hanya aku berikan sama kamu kan?" sahut Liona.
"Iya sih" jawab Sara lagi. Suasana malam di kafe itu semakin ramai oleh para pengunjung. Sara dan Liona masih terus membahas kenangan mereka semasa kuliah dulu. Tiba tiba,seorang pria mendatangi tempat duduk Sara dan Liona.
"Hai,kalian Sara dan Liona kan?" tanya pria itu,Sara dan Liona menoleh ke arah pria itu dan kedua sahabat itu terkejut karena masih mengenali pria itu yang ternyata teman kuliah mereka dulu.
"Hai,kamu Cakra kan?" Sara tidak percaya bisa bertemu dengan Cakra di kafe itu.
"Iya,aku tidak menyangka bisa bertemu kalian berdua di sini" Cakra menatap Sarah dan Liona dengan heran.
"Boleh aku gabung dengan kalian?" tanya Cakra yang meminta ijin untuk duduk dekat Sara dan Liona.
"Iya...,duduklah bersama kami" sahut Sara sambil tersenyum menatap Cakra yang penampilannya banyak berubah,Cakra duduk di tengah Sara dan Liona.
"Penampilanmu banyak berubah" ujar Sara,yang menatap Cakra sambil tersenyum.
"Apanya yang berubah?" tanya Cakra sambil menatap Sara dan Liona secara bergantian.
"Kamu semakin gagah,berkarisma,dan lebih keren". Puji Sara. Lalu,Cakra melirik ke arah Liona yang hanya diam duduk di kursinya.
"Bagaimana kabarmu Liona?" tanya Cakra yang menatap Liona sambil tersenyum.
"Aku baik...,lalu bagaimana denganmu?"tanya Liona kembali sambil melihat penampilan Cakra yang memang banyak berubah.
"Kok, kamu tidak tanya kabar aku sih?" Sara menyela,karena Cakra hanya menanyakan kabar Liona.
"Kamu sih tidak usah di tanya,karena pasti selalu ceria walaupun kamu punya masalah" sahut Cakra,yang tahu jika tabiat Sara.Wanita yang periang,ceria, dan jarang menunjukkan kesedihannya kepada teman temannya. Beda dengan Liona,yang berwajah melow jika menghadapi sebuah masalah,namun walaupun begitu Liona tetap unggul di bandingkan Sara,karena semasa kuliah dulu Liona selalu mendapatkan nilai terbaik bahkan pernah mendapat beasiswa melanjutkan kuliahnya ke luar negri,yaitu Paris. Dan di sanalah Liona belajar tentang merancang busana hingga mendapatkan predikat siswa terbaik, di Paris juga Liona bertemu dengan Alvaro yang menjadi suaminya sekarang.
"Haha, kamu ini" ujar Sara,sambil tertawa. Cakra mengalihkan pandangannya menatap kearah Liona,sesaat mereka(Cakra,Liona,Sara)terdiam. Dalam hati Cakra, berguman memuji kecantikan Liona yang tidak pernah berubah dari kuliah sampai sekarang,dan Sara yang menyadari jika Cakra masih menyukai Liona mencoba mencairkan suasana saat melihat Cakra dan Liona sama sama terdiam.
"Cakra,apa pekerjaanmu?" Sara penasaran,lalu Cakra menjelaskan jika dia memegang perusahaan papanya yang bergerak di bidang penjualan bahan baku.
"Wah...hebat! Lalu,apa nama perusahaanmu?" Sara menanyakan secara detail semua yang menyangkut tentang pekerjaan Cakra.
"Lalu,bahan baku seperti apa" Sara terus saja membuka komunikasi agar tidak kaku antara Liona dan Cakra.
"Contohnya kain" jawab Cakra.
Hari yang semakin larut membuat Liona sadar jika sudah saatnya untuk pulang kerumah.
"Sara,Cakra,sepertinya aku harus pulang sekarang" ujar Liona.
"Tapi,ini kan baru pukul 9.45" sahut Sara yang melihat jam di ponselnya. Liona mengatakan bahwa Alvaro menyuruhnya pulang jam 10.00,dan Liona harus mematuhi perkataan suaminya,Cakra kaget mendengar jika ternyata Liona sudah menikah,karena saat bertemu dengannya di kafe itu,Cakra lupa menanyakan status Liona. Lalu,Liona mengeluarkan sejumlah uang dari dalam dompetnya untuk membayar makanan dan minuman mereka bertiga,tapi Cakra melarangnya dan mengatakan jika dirinya yang akan membayar tagihan itu.
"Bye...semuanya". Liona melambaikan tangan kepada Sara dan Cakra,lalu naik ke mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang menuju ke rumahnya.
"Apakah Liona sudah menikah?". Cakra,mencoba menanyakan kembali kepada Sara.
"iya...tapi mereka belum di karuniai seorang anak".Sara menjelaskan secara detail tentang Liona dan Alvaro yang menikah selama 4 tahun.
"Jadi,nama suami Liona adalah Alvaro?" tanya Cakra yang penasaran dengan suami Liona,lalu Sara megambil ponselnya dan menunjukkan beberapa foto pernikahan Liona dan Alvaro di sebuah gedung.
"Liona dan suaminya bertemu di mana?" tanya Cakra yang semakin penasaran dengan sosok Alvaro yang diceritakan oleh Sara.