NovelToon NovelToon
Apel : Sebuah Kecantikan Dari Kesederhanaan

Apel : Sebuah Kecantikan Dari Kesederhanaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Terlarang / Beda Usia / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: AppleRyu

Ryu dan Ringa pernah berjanji untuk menikah di masa depan. Namun, hubungan mereka terhalang karena dianggap tabu oleh orangtua Ringa?

Ryu yang selalu mencintai apel dan Ringa yang selalu mencintai apa yang dicintai Ryu.

Perjalanan kisah cinta mereka menembus ruang dan waktu, untuk menggapai keinginan mereka berdua demi mewujudkan mimpi yang pernah mereka bangun bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AppleRyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 : Perdebatan

Keesokan paginya, aku tahu aku harus menghadapi Hana untuk meminta penjelasan atas semua ini. Aku memutuskan untuk menemuinya dan berbicara langsung.

Ketika aku tiba di apartemen Hana yang kemarin dia berikan alamatnya, dia terlihat terkejut melihatku. "Ryu? Kamu datang?"

Aku mengangguk dengan tegas. "Kita perlu bicara, Hana. Tentang semua yang terjadi dan semua yang kamu katakan."

Hana menatapku dengan mata penuh rasa bersalah, tetapi juga ada jejak kepuasan di sana. "Apa yang ingin kamu bicarakan, Ryu?"

Aku menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diriku. "Kenapa kamu mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang aku kepada Laura? Kenapa kamu ingin menghancurkan hubungan kami?"

Hana mengalihkan pandangannya, terlihat gelisah. "Aku tidak tahu, Ryu. Mungkin karena aku merasa kehilangan dan putus asa. Aku tidak ingin melihatmu bahagia saat aku sendiri menderita."

Aku menggelengkan kepala, merasa marah dan kecewa. "Hana, itu bukan alasan untuk merusak hidup orang lain. Kamu tidak bisa terus mengganggu hidupku dan membuat fitnah."

Hana tidak menunjukkan penyesalan. Sebaliknya, dia memaki-maki dan menyalahkanku atas segala yang terjadi dalam hidupnya. "Ini semua salahmu, Ryu! Kamu selalu mengingat Ringa, dan karena itu hidupku hancur. Kamu yang membuat aku seperti ini!"

Aku terkejut dengan intensitas kemarahannya. "Hana, itu tidak benar. Aku tidak pernah bermaksud menyakitimu. Aku selalu mencoba untuk jujur dengan perasaanku."

"Jujur? Kamu tidak pernah jujur! Kamu selalu memikirkan Ringa, bahkan ketika kita bersama. Kamu yang membuat hidupku berantakan!" Hana berteriak, suaranya penuh dengan kemarahan dan kepahitan.

Aku mencoba menenangkan diri, tapi kata-katanya terus menusuk. "Hana, aku minta maaf jika perasaanku padamu tidak cukup. Tapi itu bukan alasan untuk membuat fitnah dan menyakiti orang lain. Kamu harus bertanggung jawab atas tindakanmu."

Hana tertawa sinis, air mata mengalir di wajahnya. "Tanggung jawab? Kamu bicara tentang tanggung jawab? Kamu yang harusnya bertanggung jawab atas semua ini!"

Aku mencoba menahan amarahku, tapi setiap kata yang keluar dari mulut Hana hanya menambah bara api dalam hatiku. “Hana, ini bukan tentang tanggung jawabku. Ini tentang pilihan-pilihan yang kita buat. Kamu tidak bisa menyalahkanku untuk setiap hal buruk yang terjadi padamu.”

Hana menyipitkan mata, penuh dengan kebencian. “Pilihan? Pilihan apa yang aku punya? Kamu yang menghancurkan semuanya, Ryu. Kamu yang selalu membandingkan aku dengan Ringa, membuatku merasa tidak pernah cukup!”

Aku menggelengkan kepala, merasa frustasi. “Hana, aku tidak pernah membandingkanmu dengan Ringa. Aku hanya mencoba menjalani hidupku sebaik mungkin. Kenapa kamu tidak bisa melihat itu?”

Hana tertawa, suara tawanya penuh dengan keputusasaan. “Karena kamu tidak pernah benar-benar mencintaiku! Kamu selalu mencintai Ringa. Aku hanya pelarian bagimu, seseorang untuk mengisi kekosongan dalam hatimu yang ditinggalkan oleh Ringa!”

Aku merasakan sakit di dadaku mendengar kata-kata Hana. “Itu tidak benar, Hana. Aku mencoba mencintaimu, memberikan yang terbaik dari diriku. Tapi kamu tidak bisa terus menyalahkanku untuk segala sesuatu yang salah dalam hidupmu.”

“Kamu pengecut, Ryu! Kamu tidak pernah berani menghadapi kenyataan. Kamu selalu lari dari masalah, menghindar dari tanggung jawab!” Hana berteriak, suaranya gemetar oleh emosi.

Aku merasakan amarahku mulai mendidih. “Dan apa yang kamu lakukan, Hana? Kamu terus-menerus menyebar kebohongan dan fitnah tentangku. Kamu merusak hidupku dan orang-orang di sekitarku. Itu bukan cara untuk menghadapi masalah!”

“Setidaknya aku berbuat sesuatu! Kamu hanya diam, membiarkan segala sesuatunya berjalan begitu saja, berharap semuanya akan baik-baik saja. Itu bukan cara untuk hidup, Ryu!” Hana membalas, suaranya penuh dengan kepahitan.

Aku menghela napas, mencoba menenangkan diri. “Hana, kita tidak bisa terus seperti ini. Kita harus berhenti saling menyalahkan dan mulai mencari cara untuk maju. Ini tidak sehat bagi kita berdua.”

Hana menatapku dengan mata berapi-api. “Maju? Bagaimana aku bisa maju ketika kamu terus menghantuiku dengan bayangan Ringa? Kamu tidak pernah benar-benar pergi dari masa lalu, Ryu. Kamu terjebak di sana, dan aku ikut terseret.”

“Aku mencoba, Hana. Aku mencoba untuk maju, tapi kamu tidak memberiku kesempatan. Kamu terus mengganggu hidupku, membuat segalanya lebih sulit.” Aku merasa frustrasi, tidak tahu bagaimana cara membuatnya mengerti.

“Karena aku tidak tahu bagaimana lagi cara untuk membuatmu melihat aku! Aku tidak ingin menjadi bayangan Ringa, aku ingin menjadi seseorang yang kamu cintai!” Hana menangis, air mata mengalir deras di wajahnya.

Aku merasakan rasa sakit melihat Hana seperti ini, tapi aku tahu bahwa kami tidak bisa terus seperti ini. “Hana, aku tidak bisa memberimu apa yang kamu inginkan. Aku tidak bisa memaksakan perasaan yang tidak ada.”

Hana menggelengkan kepala, wajahnya penuh dengan keputusasaan. “Kamu pengecut, Ryu. Kamu tidak pernah berani menghadapi kenyataan. Kamu tidak layak mendapatkan cinta seseorang.”

Kata-katanya menusuk seperti belati, membuatku merasa tersayat. “Dan kamu pikir dengan menyakiti orang lain, kamu akan merasa lebih baik? Itu bukan cinta, Hana. Itu egois.”

“Kamu tidak tahu apa-apa tentang cinta, Ryu. Kamu hanya tahu bagaimana caranya melarikan diri. Kamu tidak pernah benar-benar peduli pada siapa pun selain dirimu sendiri!” Hana berteriak, suaranya penuh dengan kepahitan.

Aku menggelengkan kepala, merasa putus asa. “Hana, ini tidak ada gunanya. Kita hanya saling menyakiti. Kita harus berhenti.”

“Berhenti? Kamu ingin aku berhenti setelah semua yang kamu lakukan padaku? Tidak, Ryu. Aku tidak akan berhenti sampai kamu merasakan apa yang aku rasakan.” Hana berkata dengan suara yang penuh dengan tekad.

Aku merasakan kelelahan yang mendalam. “Hana, apa yang kamu inginkan dariku? Apa yang harus aku lakukan agar kamu berhenti?”

Hana tertawa sinis. “Kamu ingin tahu apa yang aku inginkan? Aku ingin kamu merasakan penderitaan yang sama seperti yang aku rasakan. Aku ingin kamu merasa hancur, tidak berdaya, seperti aku.”

Aku merasa putus asa. “Hana, itu tidak akan menyelesaikan apa-apa. Itu hanya akan membuat semuanya lebih buruk. Kita harus menemukan cara untuk maju.”

“Kamu tidak mengerti, Ryu. Kamu tidak pernah mengerti.” Hana berkata dengan suara penuh dengan kebencian.

Perdebatan kami berlanjut hingga matahari berada tepat di atas kepala, setiap kata yang diucapkan semakin memperuncing perasaan luka di antara kami. Akhirnya, aku merasa tidak ada lagi yang bisa dikatakan. Keletihan emosional menyelimuti tubuhku, membuatku sadar bahwa tidak ada penyelesaian yang bisa dicapai hari itu.

Aku memandang Hana untuk terakhir kalinya, matanya masih berkilat dengan kemarahan dan kesedihan. “Hana, aku benar-benar berharap kita bisa menemukan jalan keluar dari semua ini. Tapi untuk saat ini, aku mohon jangan ganggu hidupku lagi.”

Hana tidak merespons, hanya menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa aku baca. Aku berbalik dan berjalan menjauh, langkah-langkahku terasa berat. Setiap langkah yang kuambil menjauhkan diriku dari Hana, meninggalkan perasaan bersalah dan keputusasaan yang mendalam di hatiku.

Aku kembali ke rumah, merasa hampa. Pikiran tentang perdebatan dengan Hana terus berputar di kepalaku, membuatku sulit untuk beristirahat. Aku duduk di tepi tempat tidur, menatap langit-langit, berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana semuanya bisa berakhir seperti ini? Bagaimana aku bisa memperbaikinya?

Jika Ringa ada disini, mungkin dia bisa menjadi penghibur perasaanku yang berkecamuk. Ringa, aku merindukanmu.

1
ᴋɪᷡɴᷟɢ
Cerita ini kompleks, jujur unexpect banget ternyata Inggit ada hubungannya dengan bapaknya Ringa. Dunia memang sesempit itu, gue penasaran bgt sama lanjutannya, buat Author walaupun ceritanya sepi, sampai disini gue akuin ini cerita bener-bener masterpiece, gue gak nyangka dan diluar nalar banget.. bikin cliffhanger yang bagus di setiap episodenya, gila author nya diluar nalar cooook
Mitsuha
Itu kebun apelnya Abang Ryu sama Ringa, maen ngomong kita aja
Mitsuha
Novelnya bagus bangeeeet🫶🏻🫶🏻🫶🏻
流大伊佐山豊
Cepet banget, update thooor update
流大伊佐山豊
Laura idup lagi?
流大伊佐山豊
Apel
流大伊佐山豊
Gila sih, apasih lawak woy lawak.. meninggal? tiba2 bangeeeeeeeeeet
流大伊佐山豊
Hana b*b*
流大伊佐山豊
Ryu nih masih naif, apakah dia akan jadi Xu Zhu?
流大伊佐山豊
Anzaaaaaay Ryu dan Ringa ga siiii 😂😂
流大伊佐山豊
Ryu dan Hana ga sih 😂
流大伊佐山豊
Lah emang bener kata si Hana, Ryu ini bener-bener gak bisa lepas dari Ringa.. tapi Hana juga ya elah Hana Hana
流大伊佐山豊
Stress nih cewe
流大伊佐山豊
Kocak banget Hana, astagaaa
流大伊佐山豊
Niat banget si Laura
流大伊佐山豊
Laura.. Beautiful name
流大伊佐山豊
Asli keluarganya Ringa kelewatan
ona
hana redflag banget woy /Right Bah!/
ona
eh hana bjir banget /Panic/
流大伊佐山豊
Orangtuanya Ringa kolot ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!