Berawal dengan niat baik untuk menolong membuatnya harus berurusan dengan seorang pria asing yang tanpa Marissa ketahui akan merubah hidupnya 180 derajat. Terlebih setelah insiden satu malam itu.
Kira-kira seperti apa tanggapan pria asing yang bernama Giorgio Adam setelah mengetahui kebenaran dari insiden malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nathasya90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTENGKARAN LAGI
Di dalam kamar, tepatnya di atas kasur. Setelah makan malam bersama, kedua insan yang sedang kasmaran itu kembali terlibat perdebatan tentang pekerjaan Marissa.
Giorgio yang tetap kekeh menginginkan agar wanita itu segera resign dari RG Company sedang Marissa menolak dan tetap ingin bekerja di sana. Selain susah mendapat pekerjaan, gaji dan bonusnya juga lebih banyak dibanding gaji wanita itu saat bekerja di klub.
Namun alasan lain wanita itu tetap ingin bekerja adalah karena ia ingin memiliki tabungan yang cukup untuk bisa membiayai diri dan anaknya kelak jika kemungkinan terburuk yakni Giorgio tak menginginkan anak yang dikandungnya.
"Honey, bukankah hal ini sudah sering kita bicarakan, hem!" cicit wanita itu.
"Ya … dan pada akhirnya kau tidak pernah sekalipun mendengarkan ku, right!" seru Giorgio mencebik saat mendengar ucapan wanita itu.
"Come on, Baby. Aku hanya ingin belajar mandiri dan tidak selalu bergantung padamu. Only that," bujuknya pada pria itu.
"Ayolah, ganti topik yang lain. Misalnya kau menanyakan bagaimana perasaanku bisa bekerja di sana atau apakah aku nyaman bekerja di sana … ya, pertanyaan seperti itu yang ingin aku dengar darimu. Aku ingin kau antusias juga dengan apa yang sedang aku lakukan," imbuhnya.
Wanita itu tahu jika topik ini tidak segera disudahi, ujungnya mereka pasti akan bertengkar kembali, dan ia tidak menginginkan hal itu. Maka dari itu, sudah sejak tadi jari-jari lentiknya bermain di atas dada bidang Giorgio hingga pria itu melenguh saat hasratnya terpancing.
"Aaahhh …." satu desahan lolos dari mulut pria itu saat jari Marissa mulai bermain di sekitar area boxer pria itu.
"Honey, aku sedang serius saat ini," ucap pria itu dengan menatap wajah tak bersalah wanita itu dengan tajam.
"Kenapa, hem? Apakah kau tidak menginginkanku saat ini!" seru wanita itu yang kini mulai meningkatkan efektivitas tangannya dengan mulai meraba sesuatu dibalik boxer pria itu.
"Aku tahu niatmu, Baby. Tapi baiklah, untuk malam ini akan ku abaikan. Let's get started," balas pria itu kemudian menaiki tubuh wanitanya.
Marissa tersenyum senang karena niatnya yang ingin membuat pria itu bergairah ternyata berhasil. Terbukti dengan posisi wanita itu kini berada di bawah kungkungan pria itu.
Mereka bercinta semalaman dan tak terhitung sudah berapa kali mereka mendapat pelepasannya hingga pukul tiga dini hari barulah kegiatan panas mereka selesai. Keduanya tertidur di bawah selimut yang sama dengan tubuh yang masih sama-sama polos tanpa sehelai benang pun.
*
*
Jarum jam sudah menunjukkan pukul enam pagi , sinar matahari menerobos masuk melalui celah-celah jendela kamar. Semilir angin berhembus pelan membawa embun pagi pembawa nikmat kehidupan. Tampak di sudut kamar di depan meja rias, sesosok bidadari cantik tengah bersiap menjalani aktivitasnya hari ini.
"Gio!!" pekik wanita itu terkejut saat sebuah tangan tiba-tiba melingkar di pinggangnya.
"Ikutlah bersamaku hari ini, Baby. Aku harus ke Denmark sore ini dan akan pulang tiga Minggu lagi," bisik pria tampan itu di telinga Marissa .
Marissa yang mendengarnya pun langsung berbalik kemudian menatap wajah pria tampan di depannya.
"Kau akan pergi? Kenapa begitu mendadak?" tanyanya dengan raut wajah sedih.
"Aku juga baru tahu semalam setelah makan malam, karena itulah aku memintamu resign dari kantor mu namun ada tangan nakal yang membuyarkan konsentrasiku hingga membuatku lupa ingin mengatakan apa padamu," jelas Giorgio
"Kamu mau ikut kan?!" sambung pria itu bertanya dengan tatapan penuh harap.
Marissa menunduk ke bawah karena bingung dengan jawaban apa yang harus ia berikan pada pria itu. Wanita itu enggan menatap mata pria yang mampu menghancurkan pertahanan wanita itu selama beberapa bulan terakhir ini.
"Angkat wajahmu dan lihat mataku, Baby. Kamu mau 'kan ikut bersamaku ke Denmark? Setelah pekerjaanku selesai, kita akan jalan-jalan di sana. Di Denmark lumayan banyak tujuan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi nantinya. Bagaimana!" seru pria itu dengan memperlihatkan senyum mengembangnya.
"Oh God … apa yang harus aku katakan padanya, bahkan hanya dengan menatap wajahnya saja mampu meluluhkan hatiku," batin Marissa .
"Aku sangat ingin sebenarnya tapi …." ucap wanita itu lirih.
Senyum yang tadinya tersungging di bibir pria itu tiba-tiba menghilang saat mendengar kata tapi dari mulut wanitanya.
"Tapi? Tapi apa?" tanya Giorgio marah sembari mengendorkan pelukan di pinggang Marissa .
"Kau tahu bukan, jika aku baru saja bekerja kurang dari sebulan dan itu artinya aku belum memiliki hak untuk cuti, apalagi untuk waktu yang lama sekitar tiga minggu, itu hal yang mustahil, Gio!" seru wanita itu memaparkan.
"YA, TENTU SAJA TIDAK BISA JIKA KAU BEKERJA DI PERUSAHAAN PRIA ANEH ITU! TAPI TIDAK JIKA KAU BEKERJA DENGANKU!" sergah pria itu menekankan di setiap kata dengan jelas.
Kemudian meninggalkan wanita itu dan masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengatakan sepatah kata pun setelahnya.
Bahkan saat pria itu keluar dari kamar mandi dan masuk ke dalam walk in closet pun tetap tak menggubris wanita itu dan hanya mengambil kemudian memakai pakaian yang diberikan wanita itu tanpa mengucapkan terima kasih seperti biasa.
"Thank you, Baby," sindir wanita itu pelan saat Giorgio berlalu dari hadapannya tanpa memberikan ciuman sebagai tanda terima kasihnya seperti biasa.
BRAKK!!
"Oh my gosh …," wanita itu kaget dengan reflek salah satu tangan memegang dada seraya mengatur detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak sangat kencang karena mendengar gebrakan pintu kamar yang keras.
Selesai berdandan, Marissa menyiapkan keperluan barang barang yang akan dibawa pria itu selama tiga minggu berada di Denmark ke dalam koper besar hitam milik pria itu.
Wanita itu menatap koper yang sudah ia letakkan di dekat pintu kamar agar maid atau asisten prianya itu bisa langsung mengambilnya.
Setelah itu, ia menyusul turun ke lantai satu dan berharap pria itu menunggunya untuk sarapan bersama seperti biasa. Namun kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi wanita itu.
"Kemana, Gio?" gumam Marissa saat tidak mendapati prianya di ruang makan.
Salah satu maid melihat Marissa tengah mencari sesuatu.
"Maaf, Nona. Apakah, Nona Marissa mencari tuan Muda?" tanya wanita paruh baya itu dengan sopan.
"Ya.. apakah, Bibi melihatnya?" balas Marissa dan bertanya.
"Tuan Muda berada di dalam kantornya, Nona. Dan kata, tuan tadi …." ucapan maid itu terhenti saat akan melanjutkan perkataannya.
"Apa yang dikatakan, Gio? Jangan takut, aku tidak akan marah. Bicaralah," imbuh wanita itu membujuk.
"Tadi tuan minta sarapan pagi ini di antar ke dalam ruang kerjanya, Non," jawab maid itu dengan berat hati.
Marissa menghela napasnya sesaat sebelum akhirnya menyuruh maid itu kembali bekerja. Akhirnya dengan lemas wanita itu berjalan menuju salah satu kursi yang biasa diduduki saat makan bersama dengan Giorgio.
Wanita itu duduk dan makan dengan wajah murung. Padahal wanita itu berharap bisa menghabiskan waktu bersama pria yang dicintainya itu sebelum berangkat ke Denmark sore nanti.
*
*
Setelah sarapan pagi. Marissa kembali ke dalam kamar. Di dalam kamar, tampak wanita hamil itu mondar mandir seraya memijat kepalanya yang tidak sakit. Ia sedang mencari ide bagaimana cara merayu bayi besarnya itu.
Tiba-tiba ide brilian terlintas dibenak wanita cantik itu. Senyum tersungging di sudut bibir wanita itu.
"Iya, Nona, ada yang bisa, Bibi bantu?" jawab salah satu maid yang sedang standby di dapur.
Ya, Marissa menelepon maid untuk mencari tahu keberadaan pria itu.
"Bi, apakah, Gio masih di dalam ruang kerjanya?" tanya wanita itu.
"Ya, Nona. Sejak tadi, tuan belum keluar dari ruangannya," jawab maid dengan cepat.
"Hem … baiklah, terima kasih infonya, Bi," Marissa memutuskan sambungan telepon setelah mengucapkan terima kasih.
"Ok my big baby, come to Mama …." ujar wanita itu dengan senyum smirknya kemudian berjalan menuju walk in closet.
Marissa turun ke bawah lalu berjalan menuju ke taman belakang, tepatnya ke kolam renang. Wanita itu berjalan dengan senyum yang mengembang di wajah cantiknya itu.
"Nona Marissa!" seru salah satu maid yang melihat wanita majikannya itu berjalan dengan santai menuju kolam renang hanya dengan memakai baju renang yang terlihat sangat seksi dengan potongan leher V yang berwarna putih hitam.
Baju renang model One Piece itu memperlihatkan hampir seluruh bagian depan dan belakang tubuhnya kecuali bagian perut.
Ya, Marissa sengaja memilih model itu karena dapat menutupi perutnya. Dan beruntung potongan bagian perut pun berwarna hitam sehingga mampu menutupi perutnya yang mulai membesar.
Wanita itu lalu menghentikan langkahnya saat salah satu maid melihat wanita itu dengan tatapan yang entah kaget atau apalah, ia pun tak tahu dan tak mau tahu juga.
"Apakah aku sudah terlihat menggairahkan?" tanya random wanita itu saat melihat tatapan heran maid itu.
Walau dilanda kebingungan, maid itu tetap menjawab pertanyaan nona nya dengan mengangguk saat sang nona rumah bertanya dengan pertanyaan nyeleneh dan terkesan ambigu.
"Tolong buatkan jus jeruk dan bawakan juga beberapa potong buah ke kolam renang sekarang," pinta wanita itu lalu meninggalkan pelayan tua itu yang masih bergeming menatap Marissa yang mulai menjauh.
"Apakah mereka akan bercinta lagi di area taman? Jika iya, aku harus melarang Pedrosa masuk ke dalam area mansion utama," gumam wanita itu bermonolog.
Setelah menyuruh semua pelayan termasuk Pedrosa agar tidak berkeliaran di dalam area mansion utama. Wanita tua itu lantas mengantarkan pesanan Marissa yakni jus jeruk dan beberapa slice buah yang ditata cantik diatas piring putih lebar.
"Nona! Ini mau diletakkan dimana?" panggil pelayan tua itu sedikit berteriak saat melihat Marissa yang tengah berenang.
Marissa yang mendengar dirinya dipanggil, secara otomatis berhenti dan beralih menatap ke arah sumber suara.
"Simpan di atas meja saja, Bi," jawab wanita seraya menunjuk sebuah meja yang tak jauh dari pinggir kolam.
Maid itu lalu mengangguk dan menyimpan pesanan Marissa di atas meja sesuai dengan perintah sang nona kemudian bergegas pergi dari area kolam renang untuk kembali masuk ke dalam mansion untuk kembali menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda.
Saat akan menuju dapur, pelayan tua itu tak sengaja berpapasan dengan Giorgio yang baru saja keluar dari ruang kerjanya tampak maid tersebut dengan cepat menunduk dan berhenti saat melihat sang tuan berjalan ke arahnya.
"Bi ...." panggil Giorgio saat melihat maid yang baru datang dari arah pintu taman belakang.
"Ya, Tuan," sahutnya masih dengan posisi kepala menunduk ke bawah.
"Apa, Marissa sudah sarapan?" tanya pria itu.
"Sudah, Tuan. Nona Marissa sudah sarapan dan saat ini beliau berada di taman belakang," jawab maid itu dengan cepat.
"Taman belakang? Apa yang dia lakukan?" tanya pria itu lagi seraya mengalihkan pandangannya menuju pintu belakang.
"Iya, Tuan. Nona Marissa sedang berenang," sahut maid itu lagi.
"Hem.. baiklah, kembali ke tempatmu," kata Giorgio kemudian berjalan menuju taman belakang dan meninggalkan kan maid tadi yang masih bergeming di tempatnya berdiri.
Saat membuka pintu, mata Giorgio cukup dikejutkan dengan model baju renang yang digunakan Marissa . Wanita itu sungguh sangat mempesona dengan baju renang yang sexy yang digunakan pagi ini.
Satu alis pria itu terangkat saat melihat penampilan wanitanya.
"Apa dia sengaja melakukannya? Apa dia sedang merayuku saat ini agar tidak marah padanya lagi?" gumam Giorgio pelan seraya berjalan menuju ke kolam renang.
"Ya … aku yakin dia pasti mencoba menggodaku, coba saja kalau bisa, aku pastikan kau yang akan tergoda padaku lebih dulu, Baby," pikir pria itu.
Pupilnya melebar tatkala melihat tubuh Marissa dengan jelas saat akan naik ke atas permukaan. Wanita itu lalu berjalan menuju kursi rotan panjang yang berada tidak jauh dari area kolam renang.
Wanita itu lalu duduk dengan santai dengan menselonjorkan kaki mulus yang terlihat jenjang. Belum lagi saat tadi ia berjalan, bokongnya yang sintal seakan bergoyang ke kiri dan ke kanan seirama dengan derap langkah wanita itu.
Melihat Marissa dengan penampilan hot dan menggairahkan seperti itu tentu saja membuat milik pria tampan itu tegak sempurna saat melihat pemandangan indah yang ada di depan matanya saat ini.
TERIMA KASIH DAN SUKSES SELALU BUAT KITA SEMUA 🫶🏼