NovelToon NovelToon
Di Antara Dua Dunia

Di Antara Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa / Kekasih miserius
Popularitas:575
Nilai: 5
Nama Author: Papa Koala

Ethan, cowok pendiam yang lebih suka ngabisin waktu sendirian dan menikmati ketenangan, gak pernah nyangka hidupnya bakal berubah total saat dia ketemu sama Zoe, cewek super extrovert yang ceria dan gemar banget nongkrong. Perbedaan mereka jelas banget Ethan lebih suka baca buku sambil ngopi di kafe, sementara Zoe selalu jadi pusat perhatian di tiap pesta dan acara sosial.

Awalnya, Ethan merasa risih sama Zoe yang selalu rame dan gak pernah kehabisan bahan obrolan. Tapi, lama-lama dia mulai ngeh kalau di balik keceriaan Zoe, ada sesuatu yang dia sembunyikan. Begitu juga Zoe, yang makin penasaran sama sifat tertutup Ethan, ngerasa ada sesuatu yang bikin dia ingin deketin Ethan lebih lagi dan ngenal siapa dia sebenarnya.

Mereka akhirnya sadar kalau, meskipun beda banget, mereka bisa saling ngelengkapin. Pertanyaannya, bisa gak Ethan keluar dari "tempurung"-nya buat Zoe? Dan, siap gak Zoe untuk ngelambat dikit dan ngertiin Ethan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Papa Koala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikmati Pagi yang Baru

Keesokan paginya, Ethan terbangun lebih awal dari biasanya. Cahaya matahari pagi yang hangat masuk menembus tirai jendela, mengusik rasa kantuknya. Suara burung-burung yang berkicau dan gemuruh ombak yang lembut membuat pagi itu terasa damai. Vila mereka berada di tempat yang sangat strategis, di mana suara alam terasa seperti musik latar sempurna untuk memulai hari.

Ethan bangkit dari tempat tidurnya dan melangkah keluar ke teras. Di sana, dia melihat Zoe sudah duduk di kursi rotan, memandangi pemandangan laut sambil menyeruput kopi. Zoe tampak sangat santai, rambutnya sedikit acak-acakan, namun senyumnya begitu hangat. Pagi itu, dia tampak berbeda. Lebih tenang, tanpa hiruk-pikuk dan energi yang biasanya selalu dia bawa.

Ethan tersenyum tipis, berjalan menghampirinya sambil masih mengucek matanya. “Pagi, Zo. Kok udah bangun aja? Biasanya kamu kan suka molor.”

Zoe menoleh dan tertawa kecil. “Ah, nggak juga. Kadang-kadang aku suka bangun pagi juga kok, Eth. Terus lagi, aku nggak mau kelewatan momen sunrise di tempat sekeren ini.”

Ethan duduk di kursi di sebelahnya dan memandangi laut yang tenang. "Kamu bener. Ini keren banget, kayak momen yang cuma ada di film-film."

Zoe menyerahkan secangkir kopi kepada Ethan. “Nih, aku bikinin kopi. Biar kamu bisa benar-benar bangun. Kita perlu energi buat hari ini.”

Ethan menerima kopi itu dan menyeruputnya pelan. “Thanks, Zo. Jadi, hari ini kita mau ngapain? Udah ada rencana seru lagi?”

Zoe tersenyum penuh rahasia. “Ada, dong. Tapi aku nggak mau ngasih tau sekarang. Surprise!”

Ethan mengerutkan kening, setengah khawatir. "Surprise? Zoe-style surprise itu biasanya melibatkan sesuatu yang bikin jantung mau copot."

Zoe tertawa keras, menggeleng sambil meminum kopinya. “Kali ini nggak kok. Aku janji, ini bakal lebih chill daripada snorkeling kemarin.”

Ethan terdiam, sedikit lega, walaupun dia tahu kalau Zoe selalu punya cara untuk membuat sesuatu yang ‘chill’ tetap terasa intens. Dia memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut, membiarkan Zoe merencanakan kejutan hari itu.

Setelah beberapa menit, Zoe melanjutkan dengan nada yang lebih serius. "Eth, kemarin aku mikir banyak tentang apa yang kita omongin malam itu."

Ethan menatapnya sambil mengerutkan dahi. "Yang mana? Tentang meditasi cicak atau soal hidup setelah liburan?"

Zoe tersenyum kecil. "Yang soal hidup setelah liburan, dong. Aku sadar kalau liburan ini udah bikin aku mikir ulang tentang banyak hal."

Ethan penasaran. "Mikir apa emang?"

Zoe menyesap kopinya lagi sebelum menjawab. "Aku sadar, Eth. Aku nggak mau hidupku cuma jadi rutinitas membosankan setelah ini. Bali udah ngasih aku perspektif baru, dan aku nggak mau balik ke rutinitas lama tanpa bawa perubahan apa-apa."

Ethan terdiam, meresapi kata-kata Zoe. Dia tahu apa yang Zoe maksud. Bali memang memiliki cara tersendiri untuk membuka mata mereka terhadap kehidupan yang lebih luas, lebih bebas, dan lebih penuh petualangan. Tapi, pada saat yang sama, Ethan juga merasa bahwa perubahan itu tidak selalu mudah.

“Jadi, kamu mau ngapain setelah ini?” tanya Ethan akhirnya.

Zoe memandangi laut, ekspresinya serius. “Aku belum tau pasti. Tapi aku pengen ngambil lebih banyak risiko. Hidup itu terlalu singkat buat stuck di tempat yang sama terus.”

Ethan mengangguk, memahami perasaan Zoe. “Ya, aku juga ngerasa kayak gitu. Tapi kadang aku masih mikir, gimana caranya kita bisa bawa perubahan itu ke kehidupan sehari-hari tanpa kehilangan pegangan.”

Zoe tersenyum dan menatap Ethan. “Itu dia, Eth. Aku rasa kuncinya bukan soal ngelupain semuanya dan pergi, tapi gimana caranya kita bisa bikin hidup kita lebih seru, bahkan di tengah rutinitas.”

Ethan tertawa kecil. “Kamu bikin ini kedengeran lebih mudah dari kenyataannya, Zo.”

Zoe mengangkat bahu. “Nggak ada yang bilang itu bakal mudah. Tapi kalau kita nggak coba, ya nggak bakal tau, kan?”

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kehangatan matahari yang mulai naik sedikit lebih tinggi. Ethan memikirkan percakapan ini. Bagi Zoe, hidup seperti sebuah petualangan yang harus dijalani sepenuh hati. Sedangkan bagi Ethan, kehidupan adalah sesuatu yang harus dipahami dan dijalani dengan hati-hati. Namun, satu hal yang mereka sepakati, mereka tidak ingin hidup dalam rutinitas yang membosankan.

"Jadi," Zoe menoleh kembali ke Ethan dengan senyum lebar. "Gimana kalau kita mulai hari ini dengan sesuatu yang baru?"

Ethan mengangkat alis. "Maksudnya? Ini bagian dari surprise kamu?"

Zoe mengangguk penuh semangat. "Iya! Aku nemu tempat yang keren banget. Kita bisa jalan-jalan ke pasar lokal, coba makanan aneh-aneh, dan mungkin kita ketemu orang-orang baru yang menarik."

Ethan memandangi Zoe dengan curiga. "Pasar lokal? Kamu yakin nggak bakal ada hal-hal aneh yang terjadi?"

Zoe menatapnya dengan senyum licik. "Aku nggak janji, tapi justru itu yang bikin seru!"

Mereka berdua akhirnya bangkit dari tempat duduk mereka dan mulai bersiap untuk pergi. Zoe terlihat antusias mengenakan pakaian yang kasual namun penuh warna, sementara Ethan memilih kaos sederhana dan celana pendek.

Setelah beberapa menit, mereka berdua berjalan keluar dari vila dan menuju pasar lokal yang terletak tidak terlalu jauh dari tempat mereka menginap. Pasar itu terlihat hidup dengan warna-warni kerajinan tangan, buah-buahan segar, dan aroma makanan yang menggugah selera.

"Ethan, coba lihat! Ini kayaknya makanan khas sini deh," Zoe menunjuk ke sebuah gerobak penjual yang menjual semacam makanan berbentuk bulat kecil-kecil. “Aku lupa namanya, tapi katanya enak.”

Ethan mengamati dengan penuh perhatian. "Hmm... kayaknya sih aman. Kamu mau coba?"

Zoe langsung mengangguk antusias. "Jelas! Ayo kita pesan satu porsi."

Penjual itu tersenyum ramah dan segera menyiapkan pesanan mereka. Setelah menerima porsi makanan itu, Zoe langsung mencoba satu gigitan. Mata Zoe tiba-tiba melebar, dan dia terlihat kaget.

"Zo? Gimana? Aman, kan?" tanya Ethan, khawatir.

Zoe menelan makanan itu dan tertawa. "Enak banget, Eth! Cuma pedesnya luar biasa. Kamu harus coba!"

Ethan tertawa kecil sebelum mengambil satu gigitan. Begitu makanan itu menyentuh lidahnya, dia langsung merasakan ledakan rasa yang luar biasa pedas. Matanya berair, dan dia mulai terbatuk.

"Ya ampun, Zoe! Ini pedes banget!" seru Ethan sambil mencoba menenangkan lidahnya.

Zoe tertawa terbahak-bahak. "Aku udah bilang, Eth. Makanan di sini punya kejutan sendiri!"

Setelah beberapa gigitan dan perjuangan melawan rasa pedas, mereka melanjutkan penjelajahan di pasar. Ethan dan Zoe berinteraksi dengan beberapa pedagang lokal, mencicipi berbagai jenis makanan dan minuman, serta melihat-lihat berbagai kerajinan tangan yang dijual.

Di tengah pasar, mereka menemukan sebuah toko kecil yang menjual kain tradisional. Zoe langsung tertarik dan mulai memilih-milih. "Eth, kamu harus lihat ini! Kainnya keren banget. Mungkin aku beli buat oleh-oleh."

Ethan memperhatikan Zoe yang begitu bersemangat, merasa takjub dengan betapa mudahnya Zoe menikmati hal-hal sederhana seperti ini. Di sisi lain, Ethan sendiri merasa senang bisa ikut merasakan pengalaman ini. Walaupun dia biasanya lebih nyaman dengan kesederhanaan dan keteraturan, bersama Zoe, semuanya terasa lebih hidup.

Setelah berjam-jam berjalan-jalan dan mencicipi berbagai makanan, mereka akhirnya kembali ke vila dengan kantong belanjaan penuh dan perut kenyang.

"Ethan, ini hari yang seru banget, kan?" Zoe bertanya sambil tersenyum lebar.

Ethan mengangguk. "Iya, Zo. Aku seneng banget kita bisa ngabisin hari kayak gini. Kamu selalu tau cara bikin hari-hari jadi nggak ngebosenin."

Zoe menepuk pundak Ethan. "Itu karena kamu temen perjalanan yang asik, Eth. Kita emang tim yang keren."

Mereka berdua tertawa kecil, menyadari betapa uniknya hubungan mereka. Dan meskipun hari itu hanya dihabiskan dengan hal-hal sederhana, momen-momen seperti inilah yang membuat semuanya terasa berharga.

1
Hunter Cupu
urhyrhyr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!