Tarissa rela menikah dengan Nafandra demi melindungi Keanu dari keluarga Brawijaya. Selian itu dia juga ingin mengungkap kasus kematian Nessa yang kecelakaan itu dibunuh oleh keluarga suaminya.
Suatu hari Tarissa menemukan buku harian milik Nessa yang mencatat banyak sekali rahasia dan misteri yang ada di keluarga Brawijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Bab 21
Tarissa menarik Nafandra agar tidur lagi. Dia memberikan kecupan dan tidur memeluk dirinya. Wanita itu meletakan kepalanya sejajar dengan dada sang suami, sehingga bisa mendengar suara debaran jantungnya.
"Tidurlah!" titah Tarissa sambil mengusap punggung laki-laki itu.
"Mana bisa tidur lagi kalau sudah bangun seperti ini," balas Nafandra yang merapatkan tubuhnya.
Tarissa yang semula memejamkan mata kini melotot. Dia mendongak melihat ke arah suaminya. Tatapan laki-laki itu menunjukkan hasrat dan keinginannya untuk bercinta.
"Besok, ya? Sekarang tidur ini sudah larut malam," kata Tarissa mengelus rahang Nafandra dengan lembut berharap sang suami menuruti keinginannya.
Tarissa takut setelah bercinta nanti dia ketiduran dan Nafandra mengambil buku harian yang barusan disembunyikan. Wanita itu sering dibuat kelelahan dan tidak berdaya oleh suaminya.
"Aku maunya se—"
"Besok pagi double," potong Tarissa asal ucap diiringi senyum manisnya.
"Akan aku tagih dua kali," balas Nafandra yang kini mempererat pelukannya.
Setelah menyakinkan Nafandra kembali tertidur pulas, Tarissa dengan perlahan turun dari ranjang untuk memindahkan buku harian milik Nessa. Dia menyimpannya di kotak kosmetik bagian bawah bersama dengan buku milik Yuniar. Tidak lupa dia kunci kembali.
***
Keesokan harinya suasana hati Nafandra sangat bagus. Dia mengawali hal dengan sesuatu yang baik dan menyenangkan. Jika tidak ingat ada rapat dengan rekan bisnisnya, mungkin dia memilih untuk mengurung diri di kamar bersama anak dan sang istri.
Laki-laki itu turun ke lantai satu sambil merangkul pinggang istrinya dan menggendong sang anak. Mereka bertiga kelihatan keluarga bahagia.
"Bagaimana keadaan Mami?" tanya Nafandra ketika mendatangi Mami Ayu di kamarnya.
Mami Ayu langsung bergeser mendekati anak sambungnya. Dia meraih tangan Nafandra dan memegangnya dengan erat.
"Andra, tolong Mami! Mami tidak mau mati," jawab Mami Ayu sambil menangis.
"Kalau sudah waktunya mati, tidak akan ada seorang pun yang bisa mencegah," ujar Nafandra.
"Dia ... dia ... datang ingin mengajak Mami ikut dengannya," kata Mami Ayu tergagap. Melihat dia saat ini pasti orang-orang akan merasa kasihan kepadanya. Penampilan yang biasanya sangat sempurna layaknya wanita sosialita kelas atas; anggun, wangi, dan rapi, sekarang penampilannya acak-acakan, bau kecut badannya karena sejak kemarin belum mandi, padahal tubuhnya terus berkeringat.
"Dia siapa maksud Mami?" tanya Nafandra.
"Yu-Yuniar," jawab Mami Ayu tergagap dan ketakutan.
"Kenapa dia mau ajak Mami? Apa Mami sebelumnya kenal dengan ibu kandung Mas Nafandra?" tanya Tarissa yang merasa ini adalah waktu yang pas untuk mengorek informasi tentang wanita bernama Yuniar.
Nafandra dan Mami Ayu kini mengalihkan perhatian kepada Tarissa. Raut wajah keduanya berubah.
"Kenapa? Aku hanya tanya karena tidak tahu apa-apa mengenai ibu kandungnya Nafandra. Apa yang menyebabkan dia ingin mengajak Mami untuk ikut bersama dengannya?" tanya Tarissa.
"Mami adalah teman dekat mamaku," jawab Nafandra singkat, padat, dan jelas.
Bola mata Tarissa membulat. Dia baru tahu informasi ini. Jadi, semakin seru untuk dia ulik misteri di rumah ini.
Tiba-tiba pintu terbuka dengan keras. Andita berlari masuk ke dalam kamar.
"Tante maafkan aku. Aku baru tahu keadaan tadi pagi ini. Kemarin aku sedang sibuk mengurus bisnis bersama dengan teman-teman aku. Jadi, berangkat dan pergi kerja pun aku lakukan di tempat temanku itu," kata Andita yang memeluk erat Mami Ayu sambil menangis.
"Kamu tungguin Mami di rumah, tidak perlu masuk kerja," kata Nafandra.
"Tidak bisa. Aku masih punya pekerjaan yang harus aku lakukan!" tolak Andita berapi-api.
"Tenang saja. Nanti aku akan memberi tahu kepala tim kamu di kantor kalau Mami sedang sakit dan kamu," ujar Nafandra dengan tegas tidak mau dibantah.
Nafandra pergi ke kantor sekitar jam sepuluh kurang sepuluh menit karena Keanu ingin ikut bersama dengannya. Bocah itu masih ingin bermain bersama dengannya.
Ketika Tarissa asyik membaca buku harian milik Yuniar di kamarnya sambil mengawasi Keanu yang sedang bermain, handphone cadangnya berbunyi. Ada nama Bagaskara di layar.
"Halo, Baskara! Ada apa?" tanya Tarissa sambil berbisik.
"Aku berhasil menemukan beberapa kasus di kediaman Brawijaya dalam kurun waktu selama 25 tahun belakangan ini. Namun, semua kasus itu di tutup dan tidak pernah diselesaikan," jawab Bagaskara dari sebrang sana.
"Apa? Sudah selama itu!" pekik Tarissa tidak percaya kalau rumah yang dihuninya saat ini ada banyak kejadian hal yang buruk.
"Ada lima kasus besar yang menjadi sorotan aku setelah berhasil menemukan file rahasia keluarga Bramantyo," kata Bagaskara.
"Apa saja itu?" tanya Tarissa penasaran.
***