Juna Suami Pengganti

Arjuna Danubrata, ia lahir dari seorang putri tunggal pemilik kerajaan bisnis. ibu dan ayahnya telah meninggal dalam insiden kebakaran.

Kakek Juna dari pihak ibunya yang bernama Risyad Danubrata adalah satu-satunya keluarga yang Juna miliki.

Dulu pernikahan ibu dan ayah Juna tidak direstui oleh sang kakek sehingga ibunya pergi meninggalkan rumah dan juga semua kemewahan demi ayah Juna. mereka hidup sederhana bisa membeli sebuah rumah. tapi naas rumah itu terbakar dan hanya Juna yang selamat karena di tolong oleh para warga.

Sejak saat itu Kakeknya menjadi wali asuh Juna hingga Juna berusia remaja dan tahu semua kisah pilu ibunya. ia lalu memilih menggelandang karena benci dengan kakeknya.

Bagi Juna sejarah seolah berulang, ia menikahi Angela wanita mapan dan kaya dari keluarga pebisnis. meski pernikahan itu di latar belakangi karena ketidak sengajaan, tapi kini Juna dan Angela hidup bersama dan saling mencintai. sayang sekali Juna belum bisa memberikan yang terbaik pada Angela.

Juna tidak ingin kehilangan Angela seperti ia kehilangan ibunya. mendengar cacian mertuanya terkadang Juna ingin memanfaatkan nama besar kakeknya tapi ia urung melakukannya. Juna masih benci dan sakit hati pada kakeknya.

"Kau sedang berpikir apa?" tanya Angela.

Juna duduk diam di depan cermin rias. Angela sedang mengeringkan rambutnya.

"Memikirkan mu" kata Juna sembari memeluk pinggang Angela dan menyandarkan kepalanya di dada Angela.

Angela mengusap kepala Juna. di usianya yang tergolong masih muda tapi Juna harus berpikir sekeras ini.

Angela sebenarnya ingin bertanya tentang keluarga Juna tapi sepertinya waktunya tidak tepat. Angela ingin tahu apakah Juna masih memiliki orang tua atau saudara. ia hampir tidak pernah bercerita sama sekali tentang latar belakangnya.

Juna berbaring di ranjang ia menengadah menatap langit-langit kamar. Angela ikut berbaring memeluk Juna. ia tahu kecemasan yang sedang Juna pikirkan.

"Ayo tidur" kata Juna.

Angela mengangguk masih menatap Juna, pria itu memberinya ciuman dan kecupan ringan berkali-kali lalu memeluk pinggang Angela.

***

"Ayolah Angela kita berteman sudah lama sekali bukan? kalau terima saja tawaran ku"

Siang ini Angela dan Bram bertemu di kantor Angela.

Bram menawarkan sejumlah solusi pada Angela tentang di pecatnya Juna dari perusahaan papa Angela.

Ia meminjamkan uang untuk modal usaha Juna. sebagai teman Bram memang menyukai Angela sejak dulu tapi ia tahu jika Angela tidak main-main dengan pernikahannya bersama Juna.

"Tapi Juna tidak akan menerima bantuan mu Bram"

"Kenapa harus bilang kalau dari ku? kau bisa katakan jika itu uang mu"

"Tapi...."

"Ayolah Angela, suami mu itu masih muda sekali dan aku rasa dia juga pekerja keras hanya ia belum memiliki kesempatan saja"

Angela terdiam, modal yang akan Bram berikan sekitar lima miliar untuk membuat usaha baru,

"Baiklah, tapi kau jangan bicara apapun pada papa" Angela akhirnya menyetujui bantuan modal dari Bram.

"Tentu aku akan diam"

Malamnya Angela pulang bekerja seperti biasanya, di lihatnya Juna sedang duduk di ruang tengah memainkan ponselnya. Angela duduk di samping Juna menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Hai sayang kau lelah?" tanya Juna sembari mengecup pipi Angela.

Juna membelai rambut Angela, ia menatap wajah cantik itu. Juna kagum pada istrinya, meski sudah malam begini tapi penampilannya masih sama seperti tadi pagi. Angela juga selalu wangi.

Juna menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Angela. nyaman sekali rasanya berlama-lama menghirup aroma wangi Angela.

Angela mengusap rambut Juna,

"Sudah makan malam?" tanya Angela.

"Hmmm"

"Ayo kita ke kamar" kata Angela.

Juna mengangkat wajahnya menatap Angela dengan mata berbinar. ia pikir akan mendapat jatah dari Angela.

"Apa kita akan melakukannya lagi?" tanya Juna.

"Tidak, aku ingin bicara penting dengan mu"

Wajah tampan Juna sedikit kecewa, ia berjalan mengikuti Angela. keduanya duduk berhadapan. Juna seperti seorang anak remaja yang akan di marahi ibunya karena nilai ulangannya jelek.

"Ini cek untuk modal usaha, aku tahu kau ingin buka caffe bukan? jadi pakai uang itu"

Juna meraih selembar cek bernominal fantastis itu.

"Apa kau menghabiskan tabungan mu untuk ku?" tanya Juna.

Angela mengangguk, ia tidak mungkin bilang cek itu dari Bram.

"Aku akan kembalikan uang ini nanti padamu" kata Juna.

Angela mengangguk, ia sedang membayangkan jika Juna tahu modal usaha itu dari Bram pasti Juna akan marah besar.