S1 dan S2
Levita Mutiara yang dikenal sebagai dokter ajaib dari abad 21 mampu menyembuhkan segala macam penyakit. Dengan tangan ajaibnya dia mampu menarik orang dari kematiannya.
Karena kecelakaan mobil yang menimpanya, dia bertransmigrasi ke tubuh seorang cucu perdana mentri yang diasingkan karena bodoh dan dianggap sampah, bernama Bai Xingxing.
Apakah Levita mampu menjalani kehidupannya sebagai Bai Xingxing dan membalaskan dendamnya pada orang-orang yang telah menindasnya selama ini?
Di sisi lain, karena bakatnya dalam pengobatan, membuat banyak orang kagum padanya hingga berhasil mencuri perhatian Kaisar Iblis!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lady_ma97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15 : Pil Penambah Darah
Bai Xingxing yang memang memiliki rasa kepedulian yang tinggi, tidak bisa tidak membantu saat ada orang yang terluka di hadapannya.
Dia menghampiri Putra Mahkota yang sudah terlihat sekarat namun dadanya masih terlihat naik turun dengan pelan. Pria itu benar-benar terluka parah!
Bai Xingxing mengamati wajah pria itu yang sudah sangat pucat. "Lukanya cukup dalam dan darahnya hampir terkuras habis."
Bai Xingxing menyentuh pergelangan tangan pria itu dan merasakan denyut nadinya yang sangat lemah.
"Aku harus segera mengambil tindakan sebelum dia bertemu Raja Yama!"
(Raja Yama ; Dewa Akhirat dalam agama hindu)
Bai Xingxing mengeluarkan kotak obat yang berisi antiseptik, kain kasa, dan jarum dan benang jahit dari ruang Fangjian. Dia mulai menekan di area luka sayatan. Setelah itu, dia membersihkan darah di lukanya dengan kapas dan memberinya antiseptik. Dia menutup luka-luka yang tidak dalam dengan kain kasa, sementara untuk luka yang lebih dalam dia menjahitnya dengan hati-hati.
"Sebenarnya aku bisa saja memberinya pil penyembuh dan pria ini akan sembuh dalam sekejab tanpa bekas luka. Hanya saja, untuk saat ini, aku tidak ingin menarik perhatian banyak orang. Meskipun sebelumnya aku telah menggunakan salah satu teknik jarum legendaris, namun itu karena keadaan yang mendesak. Pasti hal itu telah menggemparkan banyak orang. Berita sangat cepat menyebar." Gumam Bai Xingxing.
Dia menyentuh dagunya, "Aku harus menyelesaikan urusanku dengan keluarga Bai terlebih dahulu, sebelum menunjukkan kemampuan medisku pada semua orang. Untuk saat ini aku hanya bisa mengandalkan ilmu medis biasa."
"Namun, aku tetap harus memberi pria ini pil penambah darah. Jika tidak, akan membutuhkan waktu lama untuk pria ini sadar. Sementara aku harus segera kembali ke penginapan. Tidak mungkin aku meninggalkan pria ini sendirian dengan kondisi tidak sadarkan diri."
Bai Xingxing yang sudah selesai mengobati Putra Mahkota segera membereskan barang-barangnya dan kembali menyimpan semuanya ke ruang Fangjian. Lalu, dia mengeluarkan sebutir pil berwarna merah. Setelah itu, dia memasukkan pil penambah darah itu ke dalam mulut pria itu.
Setelah beberapa saat, pria itu tiba-tiba tersadar dan membuka matanya perlahan.
Putra Mahkota mencoba untuk menegakkan tubuhnya yang bersandar pada batang pohon sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Urghhh.. Di mana aku?" Gumamnya.
"Kau sudah sadar?" Tanya Bai Xingxing.
Putra Mahkota tiba-tiba menoleh saat mendengar seseoarang berbicara. "Kau siapa?"
"Bukan siapa-siapa. Hanya orang yang kebetulan lewat dan melihatmu terluka." Jawab Bai Xingxing acuh tak acuh.
Putra Mahkota menatap Bai Xingxing terkejut. Kemudian dia sadar dan mengamati luka-luka di tubuhnya yang sudah diobati.
"Apa Nona yang sudah mengobatiku?" Tanya Putra Mahkota.
Bai Xingxing memutar matanya malas. "Apa kau melihat orang lain di sini selain aku?"
Jika bukan aku lalu siapa? Sudah bagus aku tidak membiarkanmu mati di sini!
Putra Mahkota itu langsung paham. "Terima kasih karena Nona sudah menyelamatkan nyawaku. Aku pasti akan membalas kebaikan Nona."
"Tidak perlu. Aku hanya kebetulan lewat dan ingin membantumu." Balasnya sambil melambaikan tangan.
Bai Xingxing menatap pria itu dengan pandangan bingung dan penasaran. Dia merasa aneh, bukankah Putra Mahkota seorang ahli bela diri yang hebat? Kenapa dia bisa terluka separah itu? Apa yang terjadi padanya?
Siapa yang berani melukainya?
Karena penasaran, mau tidak mau Bai Xingxing bertanya, "Kau Putra Mahkota, bukan? Kenapa kau bisa terluka dan sendirian di tempat ini? Bukankah seharusnya kau bersama pengawalmu?"
Putra Mahkota tersenyum kecut mendengar pertanyaan Bai Xingxing.
"Kau benar, awalnya aku memang bersama banyak pengawal. Namun, saat di tengah jalan, kami dihadang sekelompok pembunuh bayaran. Semua orang yang kubawa dibantai habis oleh mereka. Aku berusaha melawan, namun karena aku hanya sendiri dan mereka membawa banyak orang ahli bela diri, aku hanya bisa menyelematkan diri alih-alih melawan. Aku tidak bisa mempertaruhkan nyawaku." Jelas pria itu.
Benar juga. Pria ini adalah calon penerus Kaisar, jika terjadi hal buruk padanya, pasti akan ada pemberontakan diantara para Pangeran untuk memperebutkan tahta.
"Pembunuh bayaran?" Tanya Bai Xingxing.
Putra Mahkota mengangguk dan menjelaskan, "Mereka adalah pembunuh bayaran yang bernama Pemburu Malam. Kelompok pembunuh itu memiliki banyak ahli bela diri yang kuat. Mereka bersedia membunuh siapa pun selama mereka dibayar dengan banyak uang. Dan biasanya, mereka hanya akan membunuh di malam hari."
Bai Xingxing mengerutkan keningnya.
Pemburu Malam? Membunuh hanya di malam hari? Mereka itu sebenarnya pembunuh atau binatang nokturnal, kenapa hanya keluar di malam hari?
"Jadi, ada seseorang yang membayar kelompok pembunuh itu untuk membunuhmu?" Tanya Bai Xingxing.
Putra Mahkota mengendikkan bahunya, "Mungkin saja."
Bai Xingxing tiba-tiba ingat jika dia harus segera kembali ke penginapan. Pelayannya mungkin sudah cemas menunggunya.
"Aku harus segera pergi." Ucap Bai Xingxing.
Putra Mahkota menatap wajah Bai Xingxing yang memakai penutup wajah. Dia melihat ada tahi lalat kecil di bawah mata kirinya.
"Apa kita akan bertemu lagi Nona?"
Bai Xingxing berdiri dan berkata, "Entahlah. Mungkin saja."
Mungkin kita akan bertemu saat aku datang ke Istana untuk mengobati adikmu.
Bai Xingxing segera melangkah pergi meninggalkan pria itu.
Putra Mahkota masih terus menatap Bai Xingxing sampai gadis itu tidak terlihat.
"Aku harap kita akan bertemu kembali Nona. Ah sial, kenapa aku tidak bertanya namanya!" Putra Mahkota merutuki kebodohannya.
Dia segera bangkit dari tanah dan merasakan jika tubuhnya sudah membaik. Meskipun masih ada luka luar, namun dia bisa meraskan jika luka dalamnya sudah sembuh.
"Gadis yang luar biasa. Dia bisa menyembuhkan luka dalamku dalam sekejab. Jika tabib Istana yang mengobatiku, mungkin butuh waktu beberapa hari sampai aku bisa bangun dari tempat tidur." Gumamnya.
"Apa gadis itu seorang tabib? Tapi kenapa aku tidak pernah mendengar tentangnya. Dengan kemampuan medisnya, dia pasti akan menjadi ahli medis yang hebat!" Tambahnya.
Di sisi lain, Bai Xingxing yang sudah kembali ke penginapan mendapati pelayannya menunggu di depan penginapan sambil mondar mandir. Gurat kecemasan terlihat jelas di wajah pelayan itu.
"Xu Luo.."
Pelayan itu menoleh dan melihat majikannya sudah kembali. "Nona, apa Nona baik-baik saja. Pelayan ini cemas karena Nona lama sekali perginya."
Bai Xingxing tersenyum, "Aku tidak apa-apa. Tadi aku bertemu seseorang yang membutuhkan pertolongan, jadi aku berhenti sebentar untuk membantunya."
Xu Luo akhirnya bisa bernafas lega melihat majikannya kembali dalam keadaan tidak kurang satu apa pun.
"Nona, mari kita masuk."
"Setelah ini, siapkan aku air panas untuk mandi. Aku ingin menyegarkan tubuhku." Pinta Bai Xingxing.
"Tapi Nona, ini sudah hampir larut malam. Nona akan sakit jika mandi malam ini." Ucap Xu Luo dengan khawatir.
Xiao Bai yang medengar Tuannya ingin mandi segera menyarankan, 'Tuan, mandilah di mata air. Tubuh Tuan akan terasa segar.'
Bai Xingxing tiba-tiba teringat dengan mata air itu. 'Baiklah Xiao Bai. Tunggu aku di sana.'
"Setelah aku pikir, kau benar juga. Kalau begitu aku akan langsung tidur saja." Ucap Bai Xingxing pada pelayannya.
Xu Luo mengangguk puas.
Mereka segera kembali ke kamar mereka.
calon nyonya kalian mungkin maybe