MUSUHKU MENJADI SUAMIKU

Sepulang dari kampus, Keyra sudah menunggu Albian di tempat mereka janjian untuk bertemu.

"Lama banget sih dia!" keluh Keyra seraya melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Netranya berulang kali memandang jauh ke depan, barangkali mobil yang dikendarai oleh Albian telah muncul.

Tiba-tiba sebuah mobil asing berhenti tepat di samping Keyra. Dengan cepat Keyra menghindari mobil tersebut.

Lalu seorang pria keluar dari dalam mobil tersebut. "Kei! Ini aku Seno!" seru pria yang pagi tadi beetemu dengannya.

Keyra menghela nafas lega kala mendengar suara Seno. Lalu dia berjalan mendekati Seno. "Ada apa Sen?"

Seketika Seno tersenyum mendengar sapaan Keyra padanya. "Apa itu panggilan sayangmu buatku, Kei?" tanyanya dengan raut bahagia.

Eh, apa lagi ini? Kenapa tiba-tiba jadi panggilan sayang? Tanya Keyra di dalam batin.

"Kei, kenapa bengong? Ayo, masuklah dulu ke dalam mobil. Ada banyak hal yang ingin sku ceritakan padamu."

"Maaf Sen, bukan aku mau menolak. Tapi aku sudah janjian dengan orang lain."

Sontak raut wajah Seno berubah murung. "Apa orang tersebut pria?"

Keyra membalas dengan mengangguk pelan. "I- iya", jawabnya ragu.

"Pria mana yang membiarkan wanita imut sepertimu menunggu lama di sini? Itu artinya dia bukan pria yang baik."

"Em, kamu salah paham Sen. Aku yang meminta untuk menunggu di sini."

Seno tertegun mendengar penuturan Keyra. Pria itu sangat beruntung, karena membuat seorang Keyra menunggunya. Batin Seno.

Sementara Keyra tampak bingung melihat kebisuan Seno. "Sen, Sen!" panggil Keyra seraya melambaikan tangannya di depan wajah Seno.

"Eh, maaf Kei. Sebenarnya aku ingin menemanimu di sini. Tapi baru saja mama memintaku membeli obatnya yang telah habis. Jadi aku harus buru-buru pergi."

"Tidak apa-apa Sen. Kamu pergilah membeli obat untuk mamamu, itu jauh lebih penting."

Namun Seno tampak ragu untuk pergi. "Bagaimana kalau aku telpon mamaku dan mengatakan teman baikku sedang butuh pertolongan?"

"Tidak perlu Sen!" tolak Keyra kembali. "Aku sudah biasa menunggu di sini. Dan menurutku tempat ini cukup aman", lanjutnya dengan tersenyum. Namun hembusan angin yang tiba-tiba bertiup membuat Keyra sedikit merinding. Eh, kok aku tiba-tiba takut ya? Batin Keyra, namun langsung dia tepis.

"Oke, kalau gitu. Tapi kalau terjadi sesuatu kamu langsung hubungi aku!" ucap Seno dengan raut serius. "Jangan lupa save nomorku!" lanjutnya saat mendengar panggilannya telah terhubung ke ponsel Keyra.

"Oke", jawab Keyra seraya membuka ponselnya.

"Bye, Kei!" ucap Seno kala dirinya telah duduk di bangku kemudi.

"Bye!" balas Keyra dengan melambaikan tangannya.

Saat mobil Seno mulai menjauh, Keyra gegas menghubungi Albian. Hatinya sedikit tidak tenang kala menyadari, sedari tadi hanya dua mobil yang lewat dari jalan itu.

"Kemana sih dia?" gumam Keyra berdecak kesal. "Kenapa susah sekali di telpon?" lanjutnya dengan perasaan gelisah.

Ting.

Tiba-tiba sebuah notifikasi pesan masuk. Keyra gegas melihat isi pesan tersebut. "Nomor siapa ini?" gumamnya seraya membuka sebuah foto kiriman orang yang tidak dia kenal itu. Seketika netra Keyra terbelalak kala melihat foto Chika dan Albian yang tengah duduk berdua. "Emang dasar makhluk jadi-jadian! Dia enak-enakan di sana, aku dibiarkannya nunggu sendirian di tempat sepi ini!" keluh Keyra dengan penuh amarah.

Baru saja Keyra menyelesaikan ucapannya, tiga orang pria datang mendekatinya. Semoga cuma lewat doang. Ucapnya di dalam batin.

"Hai, cantik kok sendirian aja?"

"Mau abang temani nggak?" timpal teman yang berdiri di sisi kirinya.

"Tidak! Terimakasih bang, saya lagi nungguin teman kok. Dia lagi pergi ke toilet sebentar", jawab Keyra asal.

"Toilet kan jauh dari sini. Biar nggak bosan, gimana kalau abang temani dulu?"

"Beneran nggak perlu bang! Paling juga bentar lagi dia datang."

"Ayolah cantik! Nggak ada yang lihat kok!" goda pria yang lebih dominan. Sementara dua teman pria itu tertawa melihat Keyra yang terus beringsut mundur.

Dalam sekejap Keyra telah berlari kencang menjauhi ketiga pria itu.

"Jangan lari cantik!" seru pria berambut gondrong.. Lalu mereka bertiga ikut berlari dan mengejar Keyra.

"Dapat!" kata pria yang memiliki tato di lengannya seraya tertawa bangga.

"Lepaskan!" pinta Keyra dengan meronta. Lalu dia berteriak minta tolong.

Ketiga pria itu pun sama-sama tertawa melihat Keyra ketakutan.

"Jangan habisin tenagamu dengan berteriak. Lebih baik kamu temani kita bertiga saja."

Aku tiba-tiba menyesal telah menolak tawaran Seno tadi. Batin Keyra menangis. Dia mulai kebingungan dan kehilangan akal.

"Lagi mikirin apa sih cantik?" tanya pria yang sedang memegang Keyra.

"Aku punya saldo yang lumayan banyak dalam ATM. Dan aku rasa itu cukup untuk memenuhi kebutuhan kalian. Bagaimana kalau kalian melepaskanku dan aku akan memberikan semua uangku pada kalian?" tawar Keyra mencoba mengulur waktu.

Sontak ketiga pria itu saling memandang. Kemudian mereka tiba-tiba tertawa bersama.

"Hahaha... Abang tidak kekurangan uang. Bila perlu, abang bisa.menambah saldomu itu!" tukas pria gondrong.

Bugh...

Tiba-tiba sebuah pukulan melayang di wajah pria gondrong.

Sontak Keyra menjauh dari ketiga pria tersebut. "Terimakasih sudah menolongku", ucap Keyra dengan membungkuk. Lalu dia mendongak kala menatap seseorang yang telah membantunya itu. "Seno!" seru Keyra tak percaya.

"Bersembunyi di belakang!" titah Seno.

Tiga pria pengganggu itu pun maju bersama-sama dan bersiap untuk menyerang Seno.

"Cih, mau jadi sok pahlawan rupanya!" ketus pria bertato.

"Ayo, kita selesaikan dengan cepat!" ajak pria gondrong seraya melangkah maju dan langsung melayangkan pukulannya. Dua pria lain pun ikut membantu.

Seno gegas mengelak dengan cepat. Namun saat ada kesempatan, dia langsung membalas serangan tiga pria, hingga aksi saling serang pun tidak dapar dihindari.

Sementara Keyra telah menjauh dari perkelahian tersebut. Dia gegas menghubungi pihak berwajib untuk meminta bantuan. "Semoga Seno baik-baik saja", gumamnya setelah dia mengakhiri panggilan telepon. Namun tiba-tiba netranya menyipit, kala melihat tiga pria itu menyerang Seno membabi buta. "Aww,, itu pasti sakit sekali!" ucapnya.

Ting.

Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponsel Keyra. Dia pun bergegas membuka ponselnya. Namun setelah tahu siapa pengirimnya, Keyra langsung menghapus pesan tersebut tanpa melihat isinya. "Apa dia pikir aku akan cemburu melihat foto jeleknya itu?" kesal Keyra. Lalu dia mencoba untuk menghubungi Albian kembali. "Arrrggg!" pekik Keyra kala Albian tidak kunjung mengangkat teleponnya.

Sontak Seno dan tiga pria itu berhenti. Lalu mereka menatap ke arah Keyra.

"Ada apa Kei?" tanya Seno kuatir.

Alih-alih menjawab pertanyaan Seno, Keyra malah terperangah melihat mereka berhenti berkelahi. "Eh, bukan apa-apa! Tapi kalian tidak akan berantem lagi kan?"

Bugh...

Sebuah pukulan melayang tepat di kepala Seno, hingga membuatnya jatuh tersungkur.