Mereka menyebutku misterius, setelah aku bertemu dengan sosok misterius yang berada di hutan misterius.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nico Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SpinOff 02: Pengenalan hutan
Sebenarnya ini hanya cerita ketika Nenek Seruni mengajakku untuk belajar tentang tanaman di hutan ini. Waktu dimana Nenek Seruni masih bisa berjalan menggunakan sihir, dan ia bisa muncul dimana saja, bahkan tiba-tiba ia bisa didepanku.
Sehari ketika aku datang ke Hutan ini, aku mencari jalan untuk keluar dan kembali ke Desa Sunyi. Aku merasa bersalah kepada kedua orang tuaku karena tidak pulang.
Namun ternyata tidak semudah itu, aku harus mengenal dan mengerti hutan ini terlebih dahulu untuk keluar dari sini. Karena itu Nenek Seruni mengajariku tentang tanaman di hari pertama.
Terasa nostalgia sekali, menceritakan hal ini. Pasalnya Nenek Seruni sekarang masih tertidur lelap.
Rumah nenek Seruni adalah sebuah rumah yang terbentuk dari pohon besar, jika ku lihat dari kejauhan. Aku tidak pernah mempunyai keinginan untuk memasukinya, aneh sekali padahal bisanya aku selalu penasaran akan hal baru. Mungkin karena hutan ini terlalu menakjubkan untuk ku abaikan, jadi aku lebih memilih tidur di hutan meskipun Nenek selalu menawariku ke rumahnya.
Nenek keluar dari rumah..
Dengan semangat, aku mengikuti langkahnya, bersemangat untuk belajar lebih banyak tentang keajaiban hutan ini.
"Taman ini adalah tempat di mana berbagai tanaman magis tumbuh," kata Nenek Seruni sambil tersenyum lembut. "Setiap tanaman di sini memiliki kegunaan dan keajaibannya sendiri. Aku akan mengajarkanmu tentang beberapa di antaranya hari ini."
Kami berjalan di antara deretan tanaman yang terlihat asing bagiku. Nenek Seruni berhenti di depan sebatang pohon kecil dengan daun yang berkilauan seperti permata.
"Inilah Pohon Cahaya Malam," jelasnya. "Daunnya akan bersinar lembut saat malam tiba, memberikan cahaya alami yang indah dan membantu kita melihat dalam gelap."
Aku memandang daun-daun pohon itu dengan takjub, membayangkan bagaimana mereka akan bersinar di kegelapan malam. "Wow, indah sekali, Nek!"
Nenek Seruni tersenyum dan melanjutkan perjalanan kami. Kami tiba di sebuah semak-semak yang dipenuhi bunga berwarna biru terang dengan kelopak yang halus.
"Ini adalah Bunga Sumber Hidup," katanya sambil memetik satu bunga. "Bunga ini memiliki kemampuan untuk menyaring udara dan membersihkannya dari racun. Tanaman ini sangat penting bagi keseimbangan hutan kita."
Aku menyentuh kelopak bunga itu dengan lembut, merasakan teksturnya yang halus. "peran mereka sangat penting kan Nek?"
Tidak seperti bunga cahaya malam, bunga penyaring udara ini lebih banyak ditemukan disini, akhirnya aku tahu fungsinya.
"Benar sekali, Kansha," jawab Nenek Seruni. "Setiap tanaman di sini memiliki perannya masing-masing. Seperti tanaman obat yang akan kita lihat berikutnya."
Kami berjalan sedikit lebih jauh hingga tiba di sebuah area yang dipenuhi dengan berbagai tanaman dengan daun dan bunga yang berbeda-beda. Nenek Seruni memetik sehelai daun dari tanaman hijau yang tampak kuat.
"Ini adalah Daun Penyembuh," katanya. "Tanaman ini bisa digunakan untuk mengobati luka dan penyakit. Cukup hancurkan daunnya dan oleskan pada luka, maka akan segera sembuh."
Aku mengangguk dengan penuh semangat, menyimpan semua informasi itu dalam ingatanku. "Nek, apakah ada tanaman yang bisa dimakan di sini?"
Nenek Seruni tersenyum lebar. "Tentu saja ada, Kansha. Mari kita lihat Buah Manis Eldoria."
Kami melangkah ke sebuah pohon dengan buah berwarna merah cerah yang menggantung di cabangnya. Nenek Seruni memetik satu buah dan memberikannya padaku.
"Buah ini tidak hanya lezat, tetapi juga penuh dengan nutrisi yang baik untuk tubuhmu," jelasnya.
Aku menggigit buah itu dan merasakan rasa manis yang segar memenuhi mulutku. "Woaa.. Enak sekali, Nek!"
Aku tidak pernah memakan buah seenak ini sebelumnya, bentuknya mirip dengan pisang, namun ini tidak perlu dikupas.
Nenek Seruni tertawa lembut melihat kegembiraanku. Kami terus berjalan, menjelajahi berbagai tanaman lain yang ada di taman. Ada tanaman yang dapat digunakan untuk membuat ramuan penyembuh, tanaman yang bisa membersihkan air, dan bahkan tanaman yang bisa memberikan energi.
Setiap kali Nenek Seruni menjelaskan tentang tanaman-tanaman itu, aku merasa semakin kagum dengan keajaiban hutan Eldoria.
Aku melompat-lompat kegirangan di antara tanaman-tanaman itu.
"Nenek, apakah semua tanaman ini bisa hidup tanpa satu sama lain?" tanyaku penasaran.
Nenek Seruni menggeleng. "Tidak, Kansha. Mereka semua saling bergantung satu sama lain. Setiap tanaman memiliki perannya dalam menjaga keseimbangan hutan. Tanpa satu tanaman, ekosistem ini akan terganggu."
Aku mengangguk, sedih sekali ketika mendengar hal itu. Begitu pentingnya menjaga keseimbangan disini.
Kami terus berjalan, dan tiba di sebuah kolam kecil yang dikelilingi oleh tanaman dengan bunga berwarna-warni.
"Ini adalah Kolam Penerang," kata Nenek Seruni. "Bunga-bunga di sekitar kolam ini bisa memberikan cahaya lembut di malam hari, mirip seperti Pohon Cahaya Malam. Mereka juga memiliki aroma yang menenangkan."
Aku mendekati kolam dan menghirup aroma bunga-bunga itu. Rasanya sangat menenangkan dan membuatku merasa damai. "Hutan ini benar-benar luar biasa, Nek. Aku merasa beruntung bisa berada di sini."
Aku tersenyum lebar, merasa semangat untuk belajar lebih banyak lagi. Hari itu, aku belajar banyak hal baru tentang hutan Eldoria. Aku merasa semakin terhubung dengan alam dan semakin menghargai keajaiban yang ada di sekitar kami.
Aku berharap bisa membawa hutan ini kembali ke desaku. Itu pasti, dan harus.
2 iklan za sayang
semangat...