Jodoh Dari Situs Online

Setelah kepergian Nisa, Ayah, ibu dan Arkan melanjutkan pembicaraan tentang kesayangan mereka. Mereka bersikap biasa di depan Nisa, namun di belakang Nisa mereka bertiga merasa sangat khawatir. Karena mereka tidak mengenal Erhan sama sekali.

"Ayah, ibu ingin tahu sebenarnya apa yang dimaksud Arkan tadi? tentang menyuruh Erhan datang ke Indonesia. ' tanya Ibu Aisyah yang sudah penasaran dari tadi, tapi di tahan karena masih ada Nisa.

Ayah Ibnu menarik nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan. Lalu mulai buka suara.

"Apa ibu benar-benar tidak tahu? "

Ibu Aisyah mengangguk.

"Ibu lihat tadi, cincin yang diberikan Erhan kepada Nisa? " tanya Ayah Ibnu.

Ibu Aisyah hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Cincin itu adalah cincin model tebaru yang baru satu bulan ini di keluarkan perusahaan berlian ternama di dunia. Dan walau kecil itu adalah batu berlian murni, yang harganya tidak main-main bu. " ujar ayah Ibnu menjelaskan.

Mata ibu Aisyah terbelalak dengan mulut yang menganga.

"Ah mana mungkin, yah. Lagi pula dari mana ayah tau tentang perhiasan apalagi batu berlian asli. " Ibu Aisyah mencoba menyangkal.

"Kemarin lusa waktu ayah dan Arkan mengadakan pertemuan di Kalimantan, salah seorang investor sekaligus teman ayah menunjukkan cincin berlian persis seperti milik Nisa. yang akan diberikan kepada istrinya sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka. Dan teman ayah menujukkan cara melihat berlian itu asli apa palsu. " Kata Ayah Ibnu yang menjelaskan tentang cincin.

"Dan ibu tau, harga cincin itu berapa? " tanya Ayah kemudian.

"Berapa? " tanya ibu penasaran.

"Kurang lebih satu milyar. "

Lagi-lagi mata ibu Aisyah terbelalak mendengar nominal harga yang diberitahukan sang suami.

"Yah ga mungkin... Teman Nisa itu kan cuma pegawai biasa, jadi ga mungkin. Mungkin saja ayah salah, mungkin itu hanya cincin emas putih dengan batu permata biasa yah. Yang biasa di jual di toko-toko emas biasanya itu lho. "

Ayah Ibnu menggeleng keras, "Tidak, itu berlian murni. Ayah masih ingat kode yang tercantum di cincin Nisa sama persis dengan kode di cincin teman ayah bu. Makanya tadi ayah dan Arkan bermain mata, untuk menjebak teman Nisa itu. Karena kita juga ingin tahu siapa dia sebenarnya, dan kenapa menyembunyikan identitasnya. "

Ibu Aisyah merasa lemas, mendengar fakta dari suami dan anaknya.

"Iya bu, aku dan ayah sengaja bungkam. Dan ayah memberiku kode untuk memancing Nisa. Tapi sepertinya, Nisa belum yakin dengan pria itu. Karena aku menangkap sebuah keraguan di matanya. " Arkan ikut menimpali.

"Ya kau benar Nisa tidak akan Semudah itu memutuskan sesuatu sebelum dia mendapat jalan dari Rob nya. Aku telah menyuruh nya menjalankan Istikharah, agar mendapat petunjuk tentang dia dan Erhan. " Kata ibu sendu.

"Sudah, jangan di pikirkan lagi bu. Biarkan semua mengalir apa adanya sesuai petunjuk Allah. Nisa adalah wanita baik-baik, in syaa Allah jodohnya pasti seorang pria baik. Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anak kita. 'kata Ayah Ibnu, menenangkan istrinya itu.

" Sekarang ayo kita tidur dulu, ini sudah larut malam. Kamu juga Arkan, istirahatlah. " Ayah Ibnu kemudian membawa istrinya itu ke kamar dan mengajaknya istirahat.

*******************

Turki.

Erhan yang sedang perjalanan pulang tak henti-hentinya menyunggingkan senyumannya. Dia memikirkan apa yang dikatakan Nisa tadi, kalau dia sedang membicarakan tentang dirinya dengan keluarga.

"Aku penasaran, bagaimana pendapat mereka tentang aku. Aku tau Nisa orang yang tidak bisa bohong, dia pasti membicarakan tentangku dengan jujur kepada orang tuanya, dan untungnya aku memberikan kesan baik kepadanya saat pertemuan kami " batin Erhan.

"Kenapa Nisa tidak mau menceritakannya tadi, aku kan jadi penasaran. " gumamnya.

"Apa yang kau tunggu Nisa. "

Mobil Erhan masuk ke dalam kediaman sang ibu, Dia masuk dengan senyuman yang tak lekang dari bibirnya.

"Bahagia banget anak ibu, ada apa?" Sapa ibu yang melihat anaknya itu datang dan Sangat bahagia.

Erhan lalu mecium pipi sang mama., dengan senyuman lebarnya.

"Entahlah ma, aku merasa bahagia saja. Tadi habis telponan dengan Nisa pulang kerja. "

"Ohhh... pantes. Kenapa ga telpon malam saja? "

"Nisa pasti sudah tidur kalau malam ma, perbedaan waktu kami itu 4-5 jam, aku tidak mau mengganggu istirahat nya. "

"Bagus, pengertian sekali anak mama ini. Bersiaplah, mama sudah masakin makan malam untukmu."

"Iya ma." Erhan melenggan menuju kamarnya. Namun langkah kakinya terhenti saat mendengar perkataan sang mama.

"Oh iya Erhan, akhir pekan, bibi Amira dan sepupumu Tasya akan berkunjung. " kata mama Aylin.

"Ada apa," tanya Erhan malas.

"Entahlah. Mama sendiri tidak tahu Mungkin bibimu masih ingin menjodohkanmu dengan anaknya itu. " kata mama Aylin.

Erhan yang mendengar itu menggosok rambutnya kasar.

"Apaan sih, kita ini masih saudara. Lagian aku tidak tertarik dengan Tasya, gadis centil itu. Entah berapa pria yang sudah tidur dengannya. Masa aku dikasih bekas orang. Ogah ah ma. "

"Hus, kamu itu. Jangan bicara sembarangan nak. Apa kami punya bukti bicara seeprti itu? "

"Erhan punya banyak bukti ma, karena Erhan sering melihat Tasya keluar masuk hotel dengan om-om. Entah itu sugar daddynya atau apalah. Aku tidak tahu. Tapi kalau bibi Amira memaksaku, aku akan menunjukkan bukti kebejatan anaknya itu dengan terpaksa. Enak saja aju mau di kasih barang sisa orang lain. Mending yang masih bersegel ma, dan aku mengejarnya." kata Erhan sambil melangkah menuju kamarnya.

Mama Aylin menghembuskan nafasnya kasar, Sebenarnya dia juga tidak menyukai anak dari saudara nya itu, yang terlalu terang-terangan menggoda Erhan. Dan mama Aylin juga tau, Erhan tidak suka di kejar, tapi dia lebih suka mengejar. Erhan lebih suka tantangan. Karena harga diri seorang wanita itu akan terlihat mahal jika dia, jika dia jual mahal dan sulit di dapatkan.

Di meja makan, Erhan dan mamanya sedang menikmati makan malamnya dengan tenang. di selingi beberapa percakapan santai.

"Bagaimana dengan Nisa, nak? apa ada kabar baik? " Tanya mama Aylin antusias.

Erhan menggeleng. "Belum ma, Tadi Nisa bilang sedang membicarakan ku kepada keluarganya. "

"Lalu bagaimana pendapat keluarganya? "

"Nisa masih belum memberitahu ma, entahlah. "

"Sabar ya... mungkin Nisa juga masih butuh waktu. Jangan terlalu memaksanya, nanti dia takut dan lari darimu. " Nasehat mama Aylin.

"Iya ma. "

Anak dan Ibu itu melanjutkan makannya. Setelah selesai makan Erhan minta ijin kembali ke kamar, karena ada sedikit pekerjaan yang harus dia selesaikan.

Di kamarnya, Erhan membuka laptopnya yang terpampang wajah Nisa dan dirinya yang menggunakan gaun pengantin sebagai wallpaper. Erhan selalu tersenyum melihat foto itu.

"Mungkin ini adalah langkah awal kita menjalin sebuah hubungan Nisa. " Gumam Erhan, menyentuh foto dirinya dan Nisa. Kemudian menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah pekerjaanny selesai dia melihat waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Erhan mengambil ponselnya, dan mencobs mengirim pesan kepada Nisa.

✉️ "Semoga malam ini kau memimpikan aku. "

Pesan sudah centang dua namun belum di balas. Tak lama terdengar sebuah notifikasi pesan masuk. Erhan langsung membaca pesannya

📩 "Aku panjatkan doa di sepertiga malamku, semoga aku mendapatkan petunjuk. "

Erhan mengembangkan senyumannya setelah membaca pesan yang masuk dari Nisa. Dia bahagia karena Nisa mau memanjatkan doa di sepertiga malam. Mungkin saat itu juga namanya akan terucap dari bibir Nisa dan di lambungkan ke syas langit. Namun Erhan juga merasa takut, apabila dalam petunjukkNya nanti tidak terlihat wajahnya.

Sungguh Erhan dalam keadaan dilema, antara bahagia dan takut. Hingga akhirnya dia mengambil air wudhu, dan memanjatkan doa dan harapan yang sama dengan Nisa. Agar segera mendapatakan petunjuk jalan yang harus mereka tempuh.

Bersambung