Hinaan Dari Keluarga Suami Ku

"Doni !!!" Bude Sira langsung marah mendengar perkataan dari Doni itu . Namun semua nya sudah terlambat, talak sudah jatuh .

Mirna langsung tersenyum puas , akhirnya , yang di tunggu - tunggu selama ini tercapai . Dirinya yang sangat membenci wanita miskin itu tidak akan lagi melihat wanita itu .

"Kamu keterlaluan Don ! Dia istri kamu , dan dia lagi hamil anak kamu " ucap bude Sira .

"Aku enggak peduli bude ! Dia sekarang bukan istri ku lagi ! Dan mulai sekarang dia harus pergi ! "

"Dia masih hamil ! Dan kamu enggak bisa menjatuhkan talak Don !"

"Enggak ! Aku bisa . Aku enggak peduli . Mau dia hamil atau tidak itu sama aja ! Pokok nya aku sudah menjatuhkan talak. "

"Don--"

"Hei sudah ! Kenapa kau yang repot-repot sih ? Doni anak ku, dia sudah memutuskan kehendak nya . Jadi kamu Sira jangan ikut campur.  " Ucap Mirna dengan sinis , tidak ada embel-embel kakak, padahal dirinya itu bersaudara kandung dengan Sira .

Bude Sira menghela nafas nya kasar , dongkol sekali dirinya dengan Mirna ini . Mirna itu orang tua apa bukan ? Bagaimana bisa anak nya seperti itu bukannya di nasehatin tapi malah di dukung .

"Kamu itu kelewatan Mirna . Doni itu masih emosi . Kamu nasehatin bukan kamu dukung seperti itu.  "

Mirna berdecih mendengar nya. "suka - suka anak ku lah , kenapa kamu yang sibuk banget sih ! Kalau kamu memang merasa iba , kamu bawa tuh wanita miskin itu ke rumah mu kamu tampung kalau perlu.  Sekalian saja kamu nikahi tuh anak mu Tiar sama wanita miskin itu " cetus Mirna .

Sira tampak kesal sekali dengan Mirna , ingin membalas perkataan adik nya itu, tapi Tiar melarang nya.  Pemuda itu meminta agar ibu nya diam saja , dan membawa Nisa segera pergi dari sana.  Karena khawatir dengan kondisi kehamilan Nisa .

"Nis ,ikut bude ya. "

Nisa mendongak menatap bude nya . "Tapi bude --"

"Sudah tidak ada yang mengharap kan kamu lagi di sini ! Sana pergi " usir Kemuning .

Nisa diam saja , pasrah saat tubuh nya di rengkuh oleh Desi dan bude Sira , lalu di bawa ke rumah wanita itu .

•

Setelah Doni mengatakan hal itu , Nisa langsung di bawa oleh Desi , bude Sira dan juga Tiar menuju ke rumah bude Sira .

Wanita itu tidak akan di sana lagi . Nanti Desi yang akan ke rumah bibik nya Mirna untuk membereskan semua barang-barang milik Nisa .

Sudah tidak ada tanggung jawab dari Doni lagi , saat pria itu mengatakan talak untuk Nisa .

Percuma bude Sira mengatakan jika talak yang di jatuhkan oleh Doni tidak sah , karena Nisa masih mengandung anak pria itu .

Tapi Doni sudah melepas tanggung jawab nya . Pria itu dengan gamblang tidak mau memperdulikan Nisa lagi.

Nisa masih menangis duduk di kursi rotan milik bude Sira , di samping nya ada bude Sira yang berusaha menenangkan wanita hamil itu .

"Sudahlah Nis , jangan menangis lagi . Doni itu tidak pantas di tangisi . Kasihan anak yang ada di dalam kandungan kamu . Sudah lah , kamu jangan mikirin apa-apa lagi . Cukup kamu mikirin anak kamu saja Nis.  " Ucap bude Sira, bukan dirinya ingin menghasut Nisa , namun apa yang di katakan oleh bude Sira itu benar adanya bukan . Doni itu tidak pantas untuk di tangisi. Pria itu terlalu kejam   .

Nisa masih sesenggukan , dirinya memang berniat pisah dari Doni , tapi di dalam hati nya sana terasa sakit saat pria itu mengatakan talak pada nya . Nisa tidak pernah menyangka jika pernikahan nya akan berakhir secepat ini .

"Bude , apa yang Nisa akan katakan sama ibuk dan bapak nanti" ucap Nisa .

Bude Sira mengelus kepala yang tertutup hijab itu dengan lembut .  Ya tadi Desi sudah mengenakan hijab pada Nisa . Gadis itu dengan cekatan mengambil hijab milik nya dan memakai kan nya langsung pada Nisa .

"Kamu tenang ya , nanti bude yang akan menemani kamu, bude yang akan menjelaskan semua nya tentang kejadian ini.  " Ucap bude Sira.

Nisa mengangguk kan kepala nya , walaupun di dalam hatinya merasa tidak enak . Dirinya tidak mau membebani orang lain dalam permasalahan nya.

"Bude , kalau enggak hari ini biarkan aku pulang ke rumah orang tua ku bude . "

"Nis ,jangan , besok aja . Besok aku dan ibuk yang akan mengantarkan kamu ke rumah ibuk dan bapak mu " ucap Tiar , dirinya mana terima jika Nisa pulang sendirian ke ruang orang tua nya.  Pria itu tidak mau terjadi sesuatu pada Nisa.

Nisa menggeleng kan kepala nya . "Enggak apa-apa mas . Aku juga masih punya uang buat ongkos pulang.  Nanti aku bisa naik ojek ."

"Nis , jarak nya jauh banget.  Bude enggak akan rela kalau kamu pulang sendirian . Lagi pula kamu sedang hamil Nis . Kamu perempuan.  Kejahatan pasti selalu mengintai.  " Ucap bude Sira yang tidak setuju juga.

Nisa menghela nafas nya kasar , sungguh dirinya tidak enak sekali.  Dirinya merasa sungkan dengan keluarga bude Sira.  Apa lagi jika dirinya menginap di rumah wanita itu .

"Nis, ini juga udah mau siang . Kalau kamu nekad pulang , nanti kita sampe ke desa ibuk bapak mu itu malam Nis . Kalau besok kita berangkat pagi-pagi buta , kita bakalan sampe ke sana sore.  " Ucap bude Sira.

Memang sangat jauh, dan oleh karena itu bude Sira melarang Nisa pulang sendirian .

"Tapi bude , Nisa enggak enak kalau harus merepotkan bude lagi ".

"Nis , kamu sama sekali enggak ngerepotin bude kok.  Ini tanggung jawab bude.  Doni keponakan bude , Nis . Kalau ibuk nya enggak mau mengantarkan kamu pulang, biar bude yang ambil tanggung jawab nya.  Bude enggak bakalan tega lihat kamu pulang sendirian . Apa lagi kamu hamil Nis.  Kamu perempuan . "

"Bude bakalan merasa bersalah banget kalau terjadi sesuatu sama kamu di jalan nanti . Bude mungkin bakalan menyalahkan diri bude sendiri . Karena udah biarin kamu pulang sendirian ."

Air mata Nisa langsung mengucur dengan deras mendengar perkataan dari bude Sira . Sungguh wanita itu baik sekali.

Wanita itu malah memperlakukan Nisa dengan baik.  Berbeda sekali dengan Mirna yang notabene nya mertua nya .

Andaikan Mirna sebaik bude Sira , mungkin Nisa merasa sangat bersyukur sekali .

Namun takdir sudah berkehendak lain, diri nya memiliki mertua yang kejam .

Apa lagi tadi saat Doni mengatakan kata talak, tidak sedikitpun wanita paruh baya itu menasehati putra nya , malah bude Sira lah yang mati-matian menasehati Doni .

Nisa memeluk tubuh wanita paruh baya itu , dan langsung menangis . "Ya Allah bude . Entah dengan apa Nisa nanti membalas kebaikan keluarga bude ."

Bude Sira tidak kalah sedih nya , esok dirinya akan mengantarkan Nisa , itu berarti dirinya tidak akan bertemu dengan wanita baik itu lagi .

Sedih , namun dirinya harus ikhlas, dirinya tidak mungkin tega melihat Nisa hidup selalu menderita seperti kemarin . .

Tiar , pemuda itu yang melihat semua nya , langsung melengos ke samping . Hati nya berdenyut nyeri .