Married With My Ex

Pada sore harinya, Andrew dan Jenni mengantar Mama Mercy ke bandara untuk pergi ke Singapura dan melakukan pengobatan di sana. Ibu dari Jenni itu hanya akan pergi dengan didampingi seorang perawat dan Dokter Ian. Keinginan Jenni untuk ikut serta dan menemani selama pengobatan di Singapura ditolak mentah-mentah oleh ibunya itu, padahal Andrew sudah mengizinkan. Bahkan Mama Mercy mengancam tidak mau menjalani pengobatan jika Jenni masih saja bersikeras ingin ikut. Akhirnya Jenni pun mengalah dengan sangat berat hati karena yang terpenting ibunya itu bersedia menjalani pengobatan dan memiliki kesempatan untuk sembuh.

Bagaimana pun Andrew dan Jenni baru menikah kemarin, jadi Mama Mercy tidak ingin mereka terpisah untuk sementara waktu. Jenni juga sudah menjadi seorang istri yang lebih baik tetap berada di samping suaminya. Apalagi Mama Mercy juga sudah bersama dengan seorang perawat yang akan menjaganya dengan baik.

" Ma, aku ikut saja ya. Kalau mau ikut, nanti kan ada yang menemani Mama supaya tidak kesepian " bujuk Jenni di saat-saat terakhir sebelum ibunya itu pergi ke Singapura.

Mama Mercy menggelengkan kepalanya. " Tidak, Sayang. Ada perawat yang akan menemani Mama, jadi Mama tidak akan kesepian " jawab Mama Mercy.

Jenni pun mengerucutkan bibirnya karena lagi-lagi tidak berhasil membujuk Mama Mercy agar dirinya diizinkan untuk ikut.

" Jenni, dengarkan Mama. Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri dan tempat kamu yang di samping suami kamu. Kamu lebih wajib tetap bersama dengan Andrew dibandingkan Mama, lagipula Mama sudah banyak yang menjaga. Tolong kali ini menurut apa kata Mama ya, Sayang, Mama cuma ingin kamu menjadi istri yang baik. Keluarga Andrew sudah sangat baik karena membiayai pengobatan Mama yang pastinya tidak sedikit ini, jadi jangan buat mereka kecewa dengan kamu yang seperti ini " ucap Mama Mercy kembali mencoba memberikan pengertian lagi pada putrinya itu.

" Jadi istri dan menantu yang baik ya, Sayang. Jangan buat Mama malu di hadapan mereka semua karena tidak bisa mendidik kamu menjadi istri dan menantu yang baik. Hormati dan hargai suami kamu serta keluarganya. Kamu juga harus menurut apa yang dikatakan oleh suami kamu kalau itu bukanlah sebuah kejahatan. Mama percaya kamu bisa melakukan itu semua " lanjut Mama Mercy mengusap kepala Jenni.

Air mata Jenni kembali tidak terbendung ketika mendengar itu dan langsung memeluk tubuh Mama Mercy yang duduk di kursi roda. Sejak ibunya itu dinyatakan sakit, Jenni tidak pernah meninggalkannya lebih dari satu hari. Jadi kali ini tentu sangat berat karena Mama Mercy akan lama berada di Singapura.

" Sudahlah, jangan menangis lagi. Kamu bisa menjenguk Mama bersama Andrew nanti " ucap Mama Mercy mengusap punggung Jenni.

" Iya Ma " jawab Jenni yang masih menangis.

Tak lama kemudian, Andrew menghampiri dua wanita berbeda generasi itu. Pria itu baru saja kembali setelah berbicara dengan pilot dan co-pilot yang akan menerbangkan pesawat jet yang membawa ibu mertuanya itu ke negeri singa itu. Memang Mama Mercy akan pergi ke Singapura dengan menggunakan pesawat jet pribadi milik keluarga Ratajasa.

" Semuanya sudah siap dan Mama harus segera berangkat karena dokter jantung di sana sudah menunggu " ucap Andrew memberitahu Jenni dan Mama Mercy.

Ucapan Andrew itu membuat Jenni semakin menangis dan mempererat pelukannya pada Mama Mercy karena waktu mereka berpisah akan tiba. Walaupun sangat yakin jika perawat dan dokter-dokter di sana akan menjaga ibunya dengan baik, tapi sebagai seorang anak tetap saja ada rasa khawatir di hati Jenni.

" Jenni, sudah ya, lepaskan pelukannya. Mama harus segera berangkat kalau kamu Mama cepat sembuh " pinta Mama Mercy dengan sangat lembut.

Akhirnya Jenni melepaskan pelukannya pada Mama Mercy dengan wajah yang sudah penuh dengan air mata dan memerah.

" Mama baik-baik ya di sana. Jangan lupa hubungi aku setiap hari dan harus menjawab panggilan telepon dari aku nanti " ucap Jenni sembari menghapus air matanya.

" Iya Sayang, kamu jangan khawatir ya " jawab Mama Mercy tersenyum.

" Sudah, berhentilah menangis. Perpisahan ini cuma sementara dan Mama akan kembali dengan kondisi kesehatan yang lebih baik " ucap Mama Mercy lalu mengecup kening sang putri.

" Iya Ma " jawab Jenni berusaha untuk tersenyum dan tidak menangis lagi.

Walaupun hanya perpisahan sementara seperti yang Mama Mercy katakan, tapi ini sangat berat untuk Jenni. Mama Mercy adalah orang tuanya yang tersisa, jadi Jenni ingin selalu ada untuk mendampinginya.

" Andrew, Mama titip Jenni ya. Marahi saja kalau dia memang melakukan kesalahan dan tolong maklumi dia kalau belum bisa menjadi istri yang baik untuk kamu " ucap Mama Mercy pada Andrew.

" Iya Ma. Aku akan menjaga Jenni, jadi Mama tenang saja. Aku juga yakin kalau Jenni pasti akan menjadi istri yang baik " jawab Andrew tersenyum.

" Aku akan usahakan untuk segera menyusul Mama ke Singapura bersama Jenni. Sekaligus kami bisa pergi berbulan madu " ucap Andrew yang langsung mendapatkan injakan di kakinya.

Sangat sakit sebenarnya, tetapi Andrew mencoba menahannya dan bersikap biasa saja. Dia menoleh ke arah sang istri yang sedang melayangkan tatapan tajam kepada dirinya.

" Baiklah, tapi jangan terburu-buru kalau memang kamu sedang sibuk. Mama akan baik-baik saja di sana " jawab Mama Mercy.

" Jangan lupa cepat kasih Mama cucu ya. Mama akan lebih semangat untuk menjalani semua pengobatan kalau ada penyemangat baru " ucap Mama Mercy tersenyum lalu menatap Andrew dan Jenni bergantian.

" Pasti, Ma. Tidak akan lama lagi Mama akan mendapatkan kabar bahagia itu dari kami " jawab Andrew begitu bersemangat.

Lagi-lagi Andrew harus menahan sakit karena kakinya diinjak dengan penuh kekuatan untuk yang kedua kalinya oleh Jenni.

" Gila, kaki Jenni seperti kaki gajah saja " batin Andrew karena kakinya terasa sangat sakit.

Sedangkan Jenni merasa sangat kesal karena Andrew selalu mengatakan hal yang tidak pernah terpikirkan sama sekali olehnya. Dia bahkan tidak memiliki niatan untuk pergi berbulan madu ataupun membuat cucu untuk ibunya itu dengan Andrew.

Setelah itu, Mama Mercy segera masuk ke dalam pesawat jet pribadi itu bersama dengan perawat dan Dokter Ian. Andrew dan Jenni hanya bisa melambaikan tangan mereka untuk melepas kepergian Mama Mercy. Mereka berdoa dan berharap agar Mama Mercy bisa menjalani pengobatan dengan baik di sana lalu cepat kembali ke tanah air.

" Jen, kenapa kamu injak kaki aku sih? Sakit, tahu! " protes Andrew karena kakinya masih terasa berdenyut.

" Suka-suka aku " jawab Jenni ketus.

Wanita itu pun segera melenggang pergi keluar dari area bandara dan mau tidak mau Andrew harus mengejarnya karena tidak ingin istrinya itu malah pulang sendiri ke rumahnya.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘