NovelToon NovelToon
CINTA UNTUK NATALIA

CINTA UNTUK NATALIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Harijati

"Love doesn't always end well." Kata-kata Malefince dalam film Malefince terus terngiang di telinga Natalia Hadasa, gadis cantik 21 tahun, mengisahkan duka di hati Natalia. Mengapa cinta yang dikhianati begitu menyakitkan. Bahkan kadang menyisahkan dendam, seperti yang dialami Malefince. Seorang peri yang cantik dan baik hati tetapi menjadi jahat karena cintanya dikhianati sang kekasih. Tuhan, aku takut jatuh cinta karena aku tidak mau terluka. Bukan karena film Malefince, tetapi karena ibunya yang menderita karena dikhianati papanyak, dan banyak lagi wanita yang menderita karena cinta. Sebab cinta tidak selalu berakhir dengan baik. Begitu menurut Natalia.
Tapi apakah Natalia tetap dengan defense mechanism- nya jika cinta itu tiba-tiba datang menyentuh hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harijati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Denpasar moon

Kembali ke ruang divisinya, Natalia disambut dengan ucapan selamat dari rekan-rekan sedivisiya, tanpa ketinggalan cupika cupikki dari Maya sahabatnya.

"Terima kasih ya atas dukungannya. Mohon doanya supaya saya bisa menjalankan tugas saya dengan baik."

"Bapak pasti doakan kesuksesanmu Nat. Kamu pasti berhasil." Pak Hasan, senior yang paling tua di divisinya memberi semangat, diikuti, dukungan dari teman-teman lainnya.

Hari-hari berlalu sampai tiba hari Sabtu, hari yang ditentukan Yosef untuk Natalia berangkat ke Buleleng Bali.

Dari pagi Natalia sudah mempersiapkan semuanya dengan dibantu Bu Norma yang sedang libur mengajar karena tiap hari Sabtu sekolah tempatnya mengajar libur.

"Sudah siap semua Nat, pastikan ga ada yang ketinggalan."

Natalia menggunakan outfit celana panjang blue jean dan kemeja putih lengan pendek dan sepatu flat, rambut dikuncir ekor kuda serta riasan wajah yang hanya memakai pelembab dan bedak serta bibir yang hanya menggunakan lip glossy, membuatnya kelihatan fress.

Ponsel Natalia berdering, menampilkan nomor yang no name dan yang tidak dikenalnya. Tapi melihat foto profil asisten Presdir, Natalia pun langsung menerima mengangkat telponnya.

"Hallo...selamat pagi pak." Sapa Natalia.

" Pagi Nat, saya asisten Presdir. Bisa minta tolong sharelock alamat rumahmu, mobil perusahaan akan menjemputmu dan mengantar ke bandara."

"Baik pak, saya akan sharelock sekarang." Jawab Natalia.

"Okey saya tunggu. Thank you."

"You're welcome Pak." Sahut Natalia lalu menutup telponnya.

Tiga puluh lima menit kemudian, sebuah mercedes-benz V-Class hitam berhenti di depan rumah Natalia. Tampak keluar sopir menjemut Natalia yang sudah bersiap di depan rumahnya. Setelah sopir memasukkan travel bag koper Natalia ke dalam bagasi mobil, ia pamitan dengan Bu Norma dan membukakan pintu mobil bagian belakang untuk Natalia. Setelah pamitan dengan ibunya Natalia pun masuk mobil.

Sesaat ia kaget saat mendapati Yosef duduk di kursi belakang.

"Pagi Nat. Ayo silahkan duduk." Sapa Yosef dengan meminta Natalia duduk di sebelahnya

Dengan canggung Natalia menjawab dan duduk di sebelah Yosef. "Pagi pak. Maaf jadi merepotkan bapak." Perasaan Natalia menjadi ga enak.

" It's ok." Balas Yosef dengan senyum manisnya.

Sementara mobil berjalan Natalia langsung menyapa Jimmy yang duduk di sebelah sopir.

"Pagi pak Jimmy."

"Pagi Nat. Jangan sungkan, santai saja." Sahut Jimmy sambil senyum-senyum ia menoleh ke arah bosnya sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda Yosef."

Sebelum berangkat dari rumah Yosef, mereka berdua sempat berdebat, karena Yosef kekeh ingin menjemput Natalia di rumah Natalia. Jimmy sempat tidak setuju karena arahnya berlawanan dengan bandara dan membuang waktu. Walau akhirnya Jimmy menyerah pada kemauan bosnya. Ia tahu ini akal-akalan Yosef yang sebenarnya sekalian ingin tahu rumah gadis pujaannya dan bisa duduk berdampingan. Beruntungnya pesawat take off masih tiga jam lagi, jadi masih ada waktu untuk menjemput Natalia.

Natalia berusaha untuk tenang walau merasa canggung.

"Natalia sudah sarapan belum?" Tanya Yosef. "Cih pertanyaan klise." cibir Jimmy dalam hati.

"Sudah pak." Jawab Natalia tersenyum.

"Apakah tadi ibumu?"

" Iya, itu ibu saya." Jawab Natalia mengangguk.

"Maaf saya tadi tidak turun untuk menyapa ibumu, karena sedang terima telpon. Lain kali saya akan mampir." Senyum Yosef.

"Hem.hem!" Kembali Jimmy usil.

Dalam hati ingin rasanya Yosef nimpuk kepala temannya yang ga bisa diam. Sebenarnya dia tidak ingin mengajak Jimmy ke Bali, tetapi karena kuatir Natalia curiga dan berfikiran negatif kalau hanya mereka berdua yang pergi ke Bali.

Untuk sesaat mereka saling memandang.

Natalia segera mengalihkan pandangannya ke luar. Ia tidak mau terpesona dengan wajah bosnya yang terlihat lebih tampan saat dilihat dari dekat.

Sebaliknya, Yosef rasanya enggan untuk mengalihkan pandangannya dari wajah gadis yang ada di sampingnya. Rasanya tak puas memandang wajah ayu Natalia. Sekalipun wajah itu keliatan datar, tapi ada wibawa yang menunjukkan Natalia bukanlah gadis biasa. Ia terlihat berpendidikan dan berkelas, sekalipun penampilannya sederhana bersahaja. Wkwkwk.....begitu menurut Yosef yang pada dasarnya sudah jatuh cinta pada Natalia. Semua yang ada dalam diri Natalia menarik di mata Yosef.

Karena jarak Surabaya- Denpasar tidak sampai satu jam, maka Yosef mengambil penerbangan reguler.

Di pesawat Garuda Airlanes, kembali duduk berdua dengan Natalia. Sedangkan Jimmy mengalah, duduk dengan penumpang lainnya. Ia benar-benar dijadikan obat nyamuk sekaligus pelengkap penderita dalam proyek pdkt bosnya. Tapi ia ga merasa rugi-rugi amat karena bisa menikmati liburan gratis ke Bali, belum lagi bonus yang akan ia dapat karena mendukung dan memberi ide-ide cemerlangnya demi kesuksesan proyek pdkt sahabatnya. Walau kadang jiwa jomblonya meronta. Jimmy pernah punya kekasih waktu kuliah di Jerman, tetapi ia diputusin pacarnya saat pacarnya tahu perusahaan keluarga Jimmy bangkrut. Cih dasar cewek matre, begitu umpat Jimmy saat baru diputusin pacarnya. Tapi ia bersyukur karena tahu lebih awal kalau kekasihnya kategori cewek matre.

enam puluh satu menit perjalanan udara Surabaya Denpasar, adalah kesempatan singkat yang sangat berharga bagi Yosef untuk bisa dekat dengan Natalia.

Natalia mulai merasa bahwa bosnya menaruh hati padanya, terlihat dari gelagat bosnya yang Natalia sadari sering mencuri pandang. Natalia tidak tahu dia senang atau tidak. Mengingat dia sempat punya rasa suka pada bosnya, harusnya Natalia senang. Tapi bila ia ingat bosnya juga dekat dengan Sherly, dia menjadi anti pati.

Dengan tenang dan terkesan datar, Natalia menanggapi pertanyaan Yosep. Natalia berharap bosnya sadar kalau dia tidak tertarik dengan pria yang banyak dikagumi kaum hawa tersebut.

Dan harapan Natalia pun terkabul. Yosef merasa jika Natalia tidak tertarik dengan dirinya.

Di dalam pesawat, untuk menghindari interaksi dengan yosef, Natalia menyibukkan diri dengan membaca buku tentang geografi Buleleng.

Sedang Yosef, ia sibuk dengan pikirannya sendiri. apakah dia akan menyerah seperti sepupunya? Atau ia akan memperjuangkan cintanya?

Pukul 11.20 pesawat landing di bandara udara I Gusti Ngurah Rai Denpasar.

Natalia sungguh merasa lega akhirnya ia bisa bergerak bebas, setelah satu jam merasa kecanggungan duduk bersebelahan dengan bos.

Toyota Alphard, mobil perusahaan cabang PT Cipta Buana Corp sudah siap menjemput mereka. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Buleleng.

Di dalam mobil, Yosef memberitahu Natalia kalau mereka akan menginap semalam di Denpasar, supaya mereka bisa beristirahat, sebelum melanjutkan perjalanan ke Buleleng. Natalia hanya mengiyakan, mengikuti saja apa yang sudah diputuskan bosnya selama itu baik.

"Pak antar kami langsung ke hotel ya." Perintah Jimmy kepada sopir, yang diiyakan sopirnya.

Atas perintah Yosef, hari Jumat Jimmy sudah booking tiga kamar di hotel berbintang milik keluarga Laksono dihotel yang berjarak tak jauh dari bandara.

"Jim, sebelum check in ke hotel kita makan

siang dulu di restaurant hotel ya.

Sampai di hotel mereka turun dari mobil. Tak lupa Yosef mengajak Ketut, sopir perusahaan yang menjemput mereka untuk ikut bersama makan siang. Meski sempat menolak karena sungkan dengan orang-orang penting dari kantor pusat, akhirnya Ketut menerima ajakan mereka siang.

Sampai di restaurant, seorang waitress menyambut mereka dan mengarahkan mereka ke meja yang berisi empat kursi.

Setelah makanan dan minuman yang mereka order datang. Yosef mempersilahkan semua makan. Natalia respect terhadap bosnya yang memperlakukan pegawainya dengan baik. Yosef tidak membeda-bedakan status sosial. Ia mau menjamu sopir di restoran berbintang, bahkan duduk semeja.

"Bagaimana makanannya Nat? Menurutmu enak ga? Tanya Yosef.

"Menurut saya enak. Wajar kan karena pasti ini semua mahal harganya." Pendapat Natalia.

"Pak Ketut makan yang banyak. Jangan sungkan." Yosef beralih ke Ketut.

"Iya pak, pasti saya habiskan. Selain makanannya enak juga mumpung gratis. Hehe..." Jawab Ketut apa adanya yang disambut senyum semua yang semeja.

Sementara mereka makan, terdengar bunyi ponsel Presdir.

Maaf saya terima telpon dulu. Kalian terus makan saja." Kata Yosef tanpa beranjak dari tempatnya

"Hallo selamat siang Sher."

Deg,. Natalia melirik sesaat ke Yosef . Natalia menebak kalau yang menelpon Yosef adalah Sherly, anak tiri papanya.

"Sepertinya mereka memang punya hubungan dekat. Kalau mereka mempunyai hubungan yang spesial, mengapa Yosef mendekatinya, bahkan seolah-olah pria itu suka padanya. Hm..dasar laki-laki, ga bisa dipercaya." batin natalia. Seketika selera makan Natalia hilang, bersyukurnya hampir habis.

"Iya, saya ada sedang ada kerjaan di Bali. Untuk proyek kerja sama dengan perusahaan pak Herlambang, sudah saya serahkan pada Pak Reno. Selanjutnya semua hal yang menyangkut proyek kita, kamu hubungan langsung dengan pak Reno. Okey begitu saja ya. Selamat siang." Yosef menyudahi komunikasinya dengan Sherly.

Yosef membuang nafas lega. Kemudian meneguk air mineral di gelasnya.

"Getol kalih tuh cewek deketin." komentar Jimmy, saat ketut ijin ke toilet.

Yosef cuma mengangkat bahunya.

Kurang tegas kali Lo Yos sama tuh cewek. Biar sadar diri, kalau Lo ga suka sama dia." Lanjut Jimmy.

Deg, Kembali Natalia kaget. "Jadi selama ini Sherly yang ngejar-ngerjas Yosef, tapi yosefnya ga suka." Batin Natalia. Tak bisa dipungkiri hatinya terasa plong saat tahu fakta tersebut.

"Jangan kaget ya Nat, denger komunikasi kami di luar jam kerja. Kami berteman sejak kuliah di Jerman. Jadi saat di kantor pak Yosef bos saya. Tapi di luar jam kerja dia teman." Jelas Jimmy.

"Oh begitu ya. Senang sekali pak, kalau kita punya teman yang setia dan mengerti kita. Jarang di jaman sekarang menemukan persahabatan yang solid." Komentar Natalia memuji persahabatan bos dan asistennya tersebut.

"Kalau kamu bagaimana? Apa kamu punya sahabat yang tulus?" Tanya Yosef menanggapi pembicaraan Jimmy dan Natalia.

"Iya, di setiap masa sekolah saya punya sahabat, termasuk di tempat kerja. Saya bersahabat dengan Maya. Kami saling percaya dan mendukung."

"Kamu sepertinya pribadi yang mudah berteman ya Nat." timpal Jimmy yang diangguki Yosef.

"Menurut saya tidak juga. Apalagi saya termasuk orang introvet." Jawab Natalia.

Percakapan mereka berhenti saat ketut datang dari toilet.

" Ok, semua sudah kenyang dan makanan sudah habis. Kita langsung check in ya supaya bisa istirahat. Pak Ketut tolong bantu bawa travel bag Bu Natalia ke kamar

" Baik pak."

"Ga usah pak, biar saya bawa sendiri." Cegah Natalia ga mau ngrepoti orang.

Tapi Yosef memberi kode ke Ketut untuk tetap membantu membawa travel bag Natalia.

Mereka semua beranjak menuju kamar yang sudah disediakan pihak hotel.

Meskipun Yosef pemilik hotel, ia enggan mengambil kamar suite president room. Dia hanya menempati kamar kelas double room, supaya bisa berdekatan dengan kamar Jimmy dan Natalia yang juga kelas double room, terlebih mereka hanya semalam saja di Denpasar.

Contoh kamar hotel double room

Setibanya di kamar, Natalia langsung membuka tasnya dan mengambil piyama lalu beranjak ke kamar mandi. Setelah membersihkan tubuhnya dan memakai piyamanya, dibaringkannya tubuhnya di kasur hotel yang nyaman. Natalia berusaha untuk tidur tetapi tidak bisa. Ia ingat dengan dengan percakapan saat makan siang di restoran hotel. Dia tersenyum, ternyata Yosef menolak perasaan cinta Sherly kepadanya.

"Oh Tuhan ampuni aku, mengapa aku seneng Yosef menolak cinta Sherly. Jahatkah aku?" Batin Natalia.

Sejuknya AC kamar hotel dan suasana nyaman, akhirnya membuat Natalia tertidur.

Sedangkan di kamar Yosef yang ada di depan kamar Natalia, tampak Yosef sedang berbicara dengan maminya melalui telpon.

"Mi, Yos risih dengan sikap Sherly yang berusaha deketin Yos terus. Dia kan tahu kalau aku menolak perjodohan yang diusulkan pak Herlambang. Masak dia ga ngerti sih? Jadi perempuan kok kelihatan murah banget." gerutu Yosef.

Mami Sefa menghela nafas, " Mami harus bagaimana lagi? Padahal mami juga sudah bicara jujur sama mama Sherly dan juga omnya kalau kamu menolak dijodohkan dengan Sherly. Tapi menurut mami, lama-lama Sherly bakalan bosen ngejar kamu."

"Ya semoga saja sih." harap Yosef.

"Terus bagaimana dengan gadis yang sedang kamu deketin. Sudah ada lampu hijau belum? Tanya mami Sefa kepo.

"Belum mi. Tuh cewek keliatan sekali ga tertarik sama aku." Keluh Yosef yang disambut dengan kekehan maminya.

"Aduh kasian anak mami yang tampannya ga ada yang nyaingi. Baru kali ini pesonamu ga menggoyahkan hati seorang gadis." Goda mami Sefa.

"CK..mami. Doain anaknya dong biar cintanya diterima gadis pujaannya. Modalnya besar loh untuk ndeketin dia. Tapi Yosef ga masalah sih."

"Iya mami selalu doain anak-anak mami sukses dalam segala hal.' lanjut mami Sefa.

"Terima kasih mi. Mi telponnya Yosef tutup ya. Mau istirahat sebentar. Biar sore nanti fress saat jalan-jalan sama Jimmy dan Natalia." Pamit Yosef.

Pukul 16.20 Natalia terjaga saat dengar bunyi ponselnya. Tertera my Hero di layar ponselnya. Mamanya menelpon. Bagi Natalia dan Nathan, mama mereka adalah pahlawan yang selama ini berjuang untuk kebahagiaan dan kesuksesan mereka.

"Shalom ma."

"Shalom Nat. Bagaimana perjalananmu tadi nak? nyampe Denpasar jam berapa?

" Perjalanannya lancar ma. Tadi turun pesawat sekita setengah dua belas."

"Puji Tuhan. Sepertinya hati anak mama lagi seneng ya?" Tebak bu Norma.

"Hehehe...mama tahu saja sih. Pasti Nat seneng lah ma. Naik pesawat gratis, makan dan tidur di hotel mewah gratis. Bertemu orang-orang baik." senyum Natalia, tiba-tiba sekelebat muncul bayangan wajah ganteng Yosef.

"Mama dan Nathan lagi ngapain?"

"Ini mama lagi nyiapin baju seragam koor buat ibadah besok. Sedang adikmu baru tadi berangkat ibadah youth." Jawab Bu Norma.

"Oh ya, mama besok ikut koor ya. Selamat melayani ya ma."

"Terima kasih sayang. Oh ya, besok pagi jangan lupa ibadah loh ya. Cari tempat ibadah di sekitar tempatmu menginap."

"Iya ma, nanti Nat akan tanya-tanya sama pegawai hotel dan juga ijin ke bos Nat."

"Ya sudah mama tutup dulu ya telponnya. Semoga kamu berhasil dalam proyekmu. Terus berdoa dan minta pimpinan Tuhan." Nasihat Bu Norma.

"Amin. Terima kasih doanya ma. Selamat sore. Kiss to mama sayang. Muah."

Setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Bu Norma, Natalia bergegas mandi, karena Jimmy tadi kasih info kalau sore ini mereka diajak bos jalan-jalan ke Sanur. Mumpung di Bali, rugi kalau hanya diam di kamar saja, katanya.

Tok tok tok. Bunyi pintu kamar Natalia di ketuk. Natalia segera mengambil tas slempangnya dan bergegas membuka pintu.

Di depan pintu sudah ada Yosef yang tersenyum menyambutnya dan Natalia pun tersenyum.

"Sudah siap kan. Ayo kita berangkat. Jimmy sudah menunggu dengan pak Ketut di mobil.

"Baik pak." Sahut Natalia dengan hormat.

Beriringan mereka berdua menuju lift, yang akan membawa mereka turun ke lobby. Di dalam lift hanya mereka berdua. Natalia kembali merasa canggung.

"Tadi bisa tidur siang kan?" Tanya Yosef.

"Bisa pak. Bahkan tidur saya nyenyak." Sahut Natalia tersenyum.

Sesaat Yosef merasa jantungnya berdebar melihat senyum manis Natalia.

"Syukurlah. Setidaknya kita bisa menikmati suasana malam di Sanur karena fisik kita segar." Timpal Yosef yang diiyakan Natalia.

"Oh ya pak, sebelum kita berangkat ke Buleleng, besok pagi saya ijin untuk ibadah. Semoga di sekitar sini ada tempat ibadah."

"Oh ya, ga pa pa, besok sekalian saja sama saya. Kebetulan di lantai tiga d hotel ini ada tempat ibadah. Kalau ga salah jam 8.00 pagi ibadanya dimulai." Terang Yosef.

"Syukurlah." Sambut Natalia dengan suka cita

Yosef semakin jatuh cinta pada Natalia. Tidak salah bila ia menjadikan Natalia sebagai pendamping hidupnya kelak. Perempuan yang setia beribadah dimana pun dia berada, pasti ia dapat menjadi istri yang baik dan bijaksana, begitu perspektif Yosef.

Jam 17.40, mereka sudah sampai di pantai Sanur yang tenang. Berbeda dengan wisata pantai di Bali lainnya. Sanur termasuk tempat yang tenang sehingga dapat memberikan rasa tenang bagi pengunjungnya.

Yosef, Natalia dan Jimmy berjalan beriringan menuju pantai Sanur. Sementara Ketut memilih untuk menunggu di mobil.

Senja di pantai Sanur

Mereka bertiga duduk di tepi pantai beralaskan tikar yang mereka beli saat dalam perjalanan ke pantai Sanur.

Mereka bertiga sama-sama diam, terpesona dengan keindahan pantai Sanur di senja hari.

"Mau saya foto Nat, mumpung sepi dan panoramanya bagus." Kata Jimmy menawarkan diri untuk memfoto Natalia.

"Ga usah pak. Saya justru lebih senang memotrek pemandangannya saja." Jawab Natalia

Yosef menoleh ke arah Natalia, dia mengernyitkan dahinya.

"Biasanya cewek paling suka difoto loh Nat, kok kamu ga ya." Timpal Yosef heran.

Jimmy tertawa. " Berarti kamu termasuk bukan cewek yang narsis ya Nat."

Natalia hanya tersenyum.

"Sudah puas lihat pantainya Nat?" Tanya Yosef, setelah mereka tiga puluh menit menikmati pemandangan pantai Sanur.

"Sudah pak."

"Ayo kita cari restourant. Sudah waktunya makan malam. Nanti kita bisa sambung jalan-jalannya."

Lalu mereka beranjak dari pantai Sanur.

Menjelang jam sembilan malam, mereka sudah sampai ke hotel. Jimmy pamit untuk langsung masuk kamar, karena perutnya sakit akibat kekenyangan makan malam dan nyemil beberapa Snack yang mereka beli untuk menemani jalan-jalan mereka.

Yosef yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekati Natalia, mengajak Natalia untuk duduk-duduk di luar kamar sambil menikmati malam di kota Denpasar.

Natalia yang merasa belum mengantuk dan masih ingin menikmati suasana malam yang belum larut mengiyakan ajakan bosnya. Mereka duduk sambil memandang bulan yang kebetulan saat itu sedang purnama.

"Indah." Guman Natalia.

"Iya indah, seperti dirimu." Sahut Yosef. Natalia tersentak mendengar ucapan bosnya. Spontan ia menoleh. Mereka saling menatap. Ada getar-getar cinta di masing-masing mata mereka.

Natalia segera tersadar dan membuang muka. Ia tidak mau terpesona pada bosnya ataupun terlarut dengan suasana romantis yang disuguhkan bulan purnama.

"Aku tidak boleh terlena. Aku harus kuat." pekik batin Natalia.

Yosef menghela nafas. Sesaat ia sempat melihat sorot mata Natalia memandangnya dengan binar cinta. Tapi secepat itu pula ia melihat tatapan Natalia yang datar.

"Apakah aku harus menyatakan cintaku padanya malam ini. Kebetulan suasana sangat mendukung. Sepertinya semesta merestui. Dan semoga in tanda bila merestui cintaku pada Natalia." Batin Yosef.

" Pak, maaf saya sudah mengantuk, saya permisi mau istirahat." pamit Natalia sambil berdiri.Yosef juga ikut berdiri.

"Natalia, tunggu...ada yang saya ingin sampaikan padamu." Seru Yosef pelan.

Natalia menoleh ke arah Yosef yang berlahan-lahan berjalan mendekat.

"Aku tidak bisa menahannya lebih lama. Mungkin ini terlalu cepat. Tapi inilah yang aku rasakan sejak pertama kali aku melihatmu." Yosef mengikis jarak di antara mereka, ia mengganti saya dengan aku. Menempatkan dirinya lebih dekat dan sejajar dengan Natalia. Bukan lagi antara atasan dan bawahan.

"Aku suka kamu sejak pertama melihatmu. Dan aku sadar itu adalah cinta." Ungkap Yosef. Natalia mengangkat wajahnya ke atas menatap mata Yosef untuk mencari kebenaran di sana. Secara teori Natalia tahu tentang cinta melalui buku-buku yang dibacanya dan mendengar cerita dari teman-temannya yang sudah pengalaman soal cinta dan hubungan dengan laki-laki. Tetapi realitanya Natalia awam dan buta. Dia hanya melihat sorot mata Yosef yang teduh dan membuat dadanya berdebar.

Tak kuat memandang pesona sorot mata Yosef Natalia menundukkan wajahnya.

Ia bingung mau menjawab apa. Ia belum siap, ia takut. Karena menurutnya cinta tidak selalu berakhir dengan baik. Ya, Natalia takut nasib cintanya dengan Yosef akan berakhir tidak baik. Ia tidak mau memiliki rasa sakit dan benci karena cinta yang berakhir tidak baik. Ia tidak mau gagal seperti pernikahan orang tuanya.

Yosef kembali menghela nafas menghadapi diamnya Natalia.

"Tidak apa-apa kalau kamu tidak bisa jawab sekarang. Aku akan sabar menunggu. Dan jangan memaksa diri bila kamu tidak ada rasa kepadaku." Lanjut Yosef bijak.

Malam semakin larut. Bulan purnama menjadi saksi ungkapan cinta Yosef pada Natalia. Meski Natalia belum memberi jawaban atau kepastian. Tetapi Yosef percaya dia akan mendapatkan cinta Natalia. Bukankah semua akan indah pada waktunya?

1
Siti Aminah
semakin seru jalan cerita nya
Author Ra
Hai, aku udah mmpir dan like ni, mampir juga yuk ke karya ku😊kita saling beri feedback dan dukungan sesama author baru, terimakasih
Yati: ok, terima kasih ya
total 1 replies
martina melati
pujangga yg pandai merangkai kata?
Yati: ./Kiss/😘😘😘🙏🙏🙏
total 1 replies
martina melati
wow langsung to the pointttt....
Yati: wkwkwk......begitulah sifat Yosef ses. 🙏
total 1 replies
martina melati
bsk2 bawa bekal lebih buat maya jd gk mkn dkantin
kairin
bagus bgt alur ceritanya, lanjut dong
Ppp Yooo: trima kasij
Yati: thanks Kairin😘
total 2 replies
Siti Aminah
ditunggu kelanjutan nya
Siti Aminah
ditunggu kelanjutan segera
Marhen Edy Ardiyanto
lanjut thot
Siti Aminah
makin seru
Siti Aminah
tidak sabar menunggu episode selanjutnya
Siti Aminah
tidak sabar menunggu episode berikutnya
Ppp Yooo
cerita fiktik yang mengandung edukativ. dapat menambah wawasan. Afa unsur reliji yg mengingatkan kita untuk tidak memiliki hati yg jahat. Roman- roman asmara mulai terasa. untuk karya pertama cukup bagus. dan selanjutnya lebih ditingkatkan kemampuan menulisnya.
Marhen Edy Ardiyanto
kasian reno
Marhen Edy Ardiyanto
lanjut kak, tuntaskan jangan bikin penasaran
Marhen Edy Ardiyanto
semangat kak
Marhen Edy Ardiyanto
kasian Natalia. diam diam cinta
Marhen Edy Ardiyanto
Natalia jangan cepat menilai seseorang
Marhen Edy Ardiyanto
lanjut thot. penasaran meski di awal ceritanya belum m seru
Yati
Semoga senang dengan karya perdana saya, tentang seorang gadis yang menghindari cinta Krn menganggap cinta tidak selalu berakhir bahagia
Yati: misi yang mulia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!