Incaran Para Beatles

Aksa berpura-pura tidak melihat edgar dan alexa. Gadis itu terlihat risih berada disana, dentuman musik seakan-akan ingin memecahkan gendang telinganya, dan lampu kelap-kelip yang membuat matanya sakit. Aksa mengambil posisi dimana edgar tidak akan melihatnya.

" Tumben kamu kesini sendirian "

Aksa hanya tersenyum kaku, matanya tidak lepas memandang edgar. Sesekali dia menggeram kesal, kenapa alexa mendadak menjadi cewek kalem yang mau-mau aja dibawa masuk. Kemana sosok alexa yang sedikit-sedikit langsung emosi, bahkan tidak segan-segan memukul jika dipaksa. Tangan regan dan aksa pernah menjadi korban alexa.

" Edgar ?? Dia bersama gadis lugu. Tampaknya dia gak pernah berkunjung disini "

Saskia tau siapa orang yang sering berkunjung disana, karena dia bekerja disana sudah cukup lama. Aksa juga bingung kemana perginya zaidan, revan, dan kelvin. Tumben sekali mereka bertiga tidak ada disana.

" Ayooo diminum "

Saskia menuangkan minuman beralkohol kedalam gelas aksa, tanpa basa-basi aksa menenguknya sedikit. Dia tidak berniat untuk mabuk malam ini, bisa gawat kalau dirinya mabuk dan alexa terjebak dalam permainan edgar.

" Tidak, terima kasih !!! "

Aksa menolak untuk minum lagi, dia meminta saskia untuk pergi dari pangkuannya. Bibir saskia mengerucut, pandangan aksa tidak lepas dari alexa. Cowok itu terlihat cemas sekaligus kesal dengan kelakuan alexa.

Setelah rayuan yang terlontarkan dari mulut edgar, dia berhasil membawa alexa masuk. Wajah alexa terlihat menegang, matanya melotot tajam saat laki-laki lain memandanginya. Dia takut jika terjadi sesuatu pada dirinya, akan tetapi dia juga penasaran bagaimana penampilan didalam night club. Pengalaman pertama ini akan menjadi pengalaman terakhir pula dalam hidup alexa.

" Bukannya harus berumur 17 tahun dulu ya baru boleh masuk kesini ?? Kenapa sekarang malah bebas masuknya ? "

" Ada uang pasti semuanya akan beres "

Alexa langsung mengerti apa yang dikatakan oleh edgar, mata alexa kemana-mana meneliti satu persatu manusia yang ada disana. Sepenglihatannya tidak ada satu orang pun yang ia kenali, kebanyakan orang dewasa berumur 20 tahun keatas yang ada disana. Bukan seperti tempat nongkrong yang edgar katakan kepadanya.

" Sebenarnya maksud lo bawa gw kesini untuk apa sih ?? "

Tatapan alexa mulai berubah, kini dia mulai curiga, mau kabur tapi dia tidak tau jalan keluar dari sana.

" Seperti yang gw katakan tadi, kalau gw mau memperlihatkan kepada lo sisi kehidupan remaja di kota. Selama ini kan gw sering memperlihatkan yang baik, jadi sekali-kali lo lihat tempat ini. Lo nikmatin aja gak usah takut, lo aman kok "

Tiba-tiba seorang laki-laki datang menghantarkan minuman yang sudah edgar pesan dari tadi.

" Gak ada yang menarik kok, bias aja "

" Adaa, lo nya aja yang belum menemukannya "

Dari semua sikap yang edgar tunjukan tadi, seharusnya alexa sudah sadar dengan jati diri asli dari edgar sebenarnya, tidak sebaik yang alexa kira.

" Gw mau pulang "

" Baru juga sampai, udah minta pulang aja. Tunggu aja nanti bakalan ada pertunjukan musik, lo pasti bakal suka "

" Gw gak selera disini "

" Tunggu dulu, minuman kita baru sampai, masa lo mau mubazir sih " edgar menahan tangan alexa saat ia ingin beranjak dari sana.

" Yaudah habisin sekarang !! Sumpah, gw gak percaya kalau lo bakalan ngajakin gw ketempat seperti ini " alexa kembali duduk.

" Lo juga harus habisin minuman lo ! " suruh edgar sambil mengambil gelas berisi minuman milik alexa.

" Gw gak mau !! "

" Kenapa ? Bukannya lo yang milih ini ? " edgar mengernyit, kenapa alexa tiba-tiba menolak minuman pilihannya sendiri.

" Gw gak mau minum minuman beralkohol. Ayolah garr, gw mau pulang !! "

Alexa mulai mendesak edgar, sesuai perjanjian mereka hanya melihat-lihat night club kemudian pergi dari sana. Alexa merasa tidak nyaman berada disana, manusia minim pakaian bertebaran disana.

" Ini gak beralkohol, cuman soda aja sesuai ama permintaan lo tadi. Kita gak akan pulang sebelum lo habisin ini ! "

" Maksud lo apa ?? Ngapain lo maksa gw untuk minum ?? "

" Ya karena ini dibeli pakai duit, atau lo mau ganti duit gw ?? "

" Yaudah sihh, gw bayar. Lo kira gw gak punya duit ?? "

Mereka malah berdebat, edgar terus memaksa alexa untuk meminum minumannya. Sedangkan alexa bersikeras agar tetap paling saat itu juga tanpa menyentuh minuman tersebut. Karena ia curiga edgar memesan minuman beralkohol untuknya, bisa-bisa namanya akan dicoret dari KK jika ketahuan dirinya mabuk.

" Kalau lo mau pulang ya silahkan pulang sendiri. Jangan salahkan gw  kalau lo tersesat dan malah berakhir diranjang bareng om om "

" Maksud lo apaaan sih ?? "

Alexa makin panik, dia tidak tau jalan keluar. Ia hanya bisa melihat lautan manusia, yang mulai berjoget-joged menikmati dentuman musik.

" Gw gak akan pulang sebelum minuman gw habis, dan gw mau lo mencicipi apa yang lo beli. Jangan cupu deh, lagian itu juga gak akan membuat lo mabuk "

" Gw bakalan cicipi minuman itu, tapi setelah itu kita langsung pulang gimana ?? "

" Okeee "

Alexa mengambil gelas miliknya, menatap dengan seksama minuman bening itu. Alexa mencoba menghirup aromanya, seperti soda sesuai dengan pesanannya.

" Kenapa lo maksa gw untuk minum ini ?? "

" Ya gw pengen ngebuktiin, kalau gw gak mungkin ngejebak lo "

Alexa mendengus kasar, ternyata itu alasan edgar memaksanya untuk meminum minuman itu. Perlahan alexa mendekatkan gelas itu ke bibirnya, menyeruput pelan minuman bersoda tersebut.

" Gimana ?? Gw ngejebak lo atau ngggak ?? "

" Nggak, ini memang minuman bersoda. Maaf karena gw udah berpikir negatif ama lo "

" Yaudah ayo balik "

" Langsung ? "

" Iyaa, sesuai janji gw tadi "

Alexa tersenyum, akhirnya dia bisa keluar dari tempat itu. Edgar berjalan dibelakang alexa, beralih menjaga alexa dari tangan-tangan nakal. Suara edgar menjadi petunjuk untuk alexa keluar dari sana. Alexa bernapas lega saat dia berada diparkiran. Kini mereka berdua sudah berada di samping mobil edgar, berbicara sebentar tentang pandangan alexa tentang tempat yang baru saja mereka kunjungi.

" Cukup ini pertama dan terakhir gw kesini, gw gak mau lagi ketempat seperti ini "

Mata alexa berkedip-kedip, mendadak pandangannya terasa goyah, kepalanya terasa berdenyut hebat. Entah kenapa dia merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri, perlahan pandangannya kabur.

" Alexa, lo kenapa ? " suara edgar terdengar panik, padahal  nyata dia menanti alexa kehilangan kesadaran.

" K-kepala g-gw - " kini denyut itu menyebar ke seluruh bagian di kepalanya.

" Alexaa !! "

Alexa kehilangan kesadaran, tubuhnya terjatuh, namun edgar segera menangkap tubuhnya sebelum jatuh ke tanah. Ia tersenyum tipis, misinya berhasil, sebentar lagi alexa akan menjadi milik dia seutuhnya.

Brruughh !! Pukulan keras mendarat di tengkuk Edgar. Seseorang menyerangnya dari belakang, seketika tubuh kemah alexa terlepas dari gendongan edgar, tetapi langsung ditangkap oleh perempuan berbaju minim.

Tanpa ampun aksa memukuli edgar, dia seperti sedang kesurupan. Tidak memberi cela untuk edgar membalas pukulannya. Emosi sudah menguasainya, nyaris saja ia lengah dan nasib alexa akan berakhir tragis.

" Arrrrghhhhh !! " erang edgar, ketikan pukulan mendarat di tulang hidungnya. Darah segar seketika keluar dari hidungnya.

" SIALAN LO, GARRR !! "

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...